Hingga saat ini masih banyak orang-orang tua yang menyebut kamera sebagai Kodak. Ya, hal tersebut adalah dampak dari kepopuleran perusahaan Kodak pada masa lalu dalam dunia fotografi. Atau bahkan orang lebih suka menyebut Roll film dengan kata Kodak, padahal ada banyak merek lain seperti FujiFilm, Superia, Lucky, dan lain-lain. Seolah-olah Kodak adalah perusahaan yang memonopoli peralatan fotografi pada masa lalu. Sayangnya Kodak sejak tahun 2012 sudah menyatakan pailit dan produk-produknya saat ini hampir tidak ada dipasaran kecuali produk second.
Sebelum menulas sejarah perusahaan Kodak dan mengenal berbagai produk terlarisnya, perlu Anda ketahui bahwa Kodak memiliki nama panjang Eastman Kodak Company. Kata Eastman diambil dari sang pendirinya yakni George Eastman, seorang inovator asal Amerika Serikat yang mempopulerkan penggunaan Roll film dalam dunia fotografi. Kodak sendiri bermarkas di Rochester, New York. Pada abad ke 20 perusahaan ini sukses mendominasi dalam penjualan produk fotografi. Bahkan pada tahun 1976 Kodak memiliki pangsa pasar 89% dari penjualan film fotografi di Amerika Serikat. Produk-produknya tentu saja banyak beredar di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Sejarah singkat
Dengan berbekal dari penemuan film bergerak yang digunakan oleh Thomas Alva Edison, George Eastman melakukan eksperimen dengan film gulung untuk digunakan pada fotografi. Sukses dengan penemuannya, Eastman akhirnya mendirikan perusahaan Kodak pada 1988 dan pada saat itu perusahaan memiliki sebuah slogan yang sangat populer yakni “You press the button, we do do the rest” (Anda menekan tombol, selanjutnya kami yang akan mengerjakan). Tentu saja karena saat itu konsumen hanya cukup membeli Roll film untuk dipasang pada kamera dan memotret. Proses pencucian dan percetakan selanjutnya dilakukan oleh Kodak. Roll film buatan Kodak pada saat itu mampu dipakai untuk pengambilan sampai 100 gambar dan untuk proses selanjutnya yakni cuci cetak konsumen hanya perlu membayar 5 Dollar.
Kantor Kodak Pertama di inggris yang terletak di Soho Square, London
Meskipun sangat populer dan mendominasi pasar fotografi film, Kodak memiliki pesaing berat asal Jepang yakni FujiFilm. Perusahaan ini memiliki strategi khusus untuk memasarkan produknya, yakni dengan membanderolnya dengan harga lebih murah. Namun tetap saja oang Amerika Serikat lebih menyukai menggunakan Kodak dibanding produk asing. Kesuksesan FujiFilm ada dipasar Asia, termasuk Indonesia dan di Jepang sendiri. Namun uniknya, pada sekitar tahun 1970-an Kodak dan FujiFilm sama-sama khawatir akan ancaman dari teknologi fotografi digital. Terbukti saat ini Kodak sudah benar-benar terpuruk dalam fotografi digital, sedangkan FujiFilm masih bertahan meski sudah bukan yang terbaik.
Inovasi di teknologi digital
Sebenarnya Kodak sudah mengembangkan teknologi kamera digital pada tahun 1975. Namun pengembangan ini justru dihentikan karena Kodak khawatir akan mengancam bisnis film fotografinya. Sampai akhirnya ketika teknologi digital sudah benar-benar hendak menguasai, pada 1990-an Kodak merencanakan total untuk pindah ke teknologi digital. Sayangnya Kodak minim inovasi sampai akhirnya banyak konsumen yang secara bertahap beralih ke penawaran kamera digital dari perusahaan seperti Sony, Canon, Nikon dan lain-lain. Parahnya lagi pada tahun 2001 penjualan film yang menurun disebabkan oleh berbagai masalah keuangan ditambah juga oleh serangan 11 September. Pada tahun 2001 Kodak dengan produk digital yang seadanya memang masih menempati nomor 2 dalam penjualan produk fotografi digital belakang Sony. Namun mereka harus rugi $ 60 USD pada setiap kamera yang dijual, diperburuk dengan adanya perselisihan antara karyawan dari divisi digital dan filmnya. Pada divisi film, keuntungan turun 18% pada tahun 2005.
Ilustrasi perkembangan Kamera Kodak dari masa ke masa
Akhirnya pada tahun 2007 posisi Kodak turun dari nomor 2 ke 4 dalam penjualan kamera digital di AS dengan pangsa 9,6 persen , dan pada tahun 2010 menempati posisi ketujuh di belakang Canon , Sony , Nikon dan beberapa brand lain. 19 Januari 2012 Kodak resmi mengajukan Bab 11 mengenai Perlindungan Kepailitan. Kodak EasyShare Z5010 dianggap sebagai kamera terakhir Kodak sebelum pailit.
Kesimpulan Produk digital Kodak
Bukannya sedikit, namun kamera digital Kodak banyak yang merupakan gabungan dengan brand lain terutama untuk kelas professional. Berikut daftarnya: Kodak DC220 Pro Edition, DCS 300 series, DCS 400 series, DCS 500 series, DCS 600 series, DCS 700 series, DCS Pro Back, DCS Pro 14n, DCS Pro SLR/n (lensa Nikon), DCS Pro SLR/c (lensa Canon EOS). Kemudian dari seri Kodak EasyShare DX diantaranya adalah DX3215, DX3500, DX3600, DX3700, DX3900, DX4330, DX4530 dan berbagai seri lain dan versi lain dari DC series, CX series, LS series, C series, Z series, V series, P series, One series, M series yang jumlahnya mencapai ratusan kamera. [ALX]