Manusia modern saat ini telah mengetahuinya: mereka menggunakan media sosial sebagai saluran berinteraksi. Dan yang harus disadari adalah Anda salah satu bagian dari mereka. Para pengguna media sosial biasanya dapat dengan mudah saling berbagi ataupun menciptakan berbagai konten seperti jejaring sosial, forum online, hingga blog. Ada beragam klasifikasi media seperti majalah, forum internet, blog sosial, mikroblogging, foto, video, weblog, dan lainnya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sosial media, Anda dapat mengetahuinya melalui 1 milyar pengguna Facebook yang hanya dicapai dalam waktu sekitar delapan tahun sejak diluncurkan pertama kali. Lalu, apakah pernah terlintas di kepala Anda mengatapa situs-situs semacam itu dapat meraup popularitas begitu cepat?
Bersamaan dengan fenomena media sosial lainnya secara global, para ilmuwan dan peneliti telah mencoba menjawab pertanyaan klasik tersebut. Selintas, beberapa hasil penelitian mereka akan tampak sangat mengejutkan. Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard, pengaruh media sosial terkait dengan perasaan puas. Penelitian yang sama pula menemukan sekitar 80% postingan di media sosial merupakan sebuah cerminan diri dari penggunanya. Sedangkan sekitar 30% membandingkannya sebagai sebauh pidato percakapan secara verbal. Oleh sebab itu, media sosial seperti Twitter mampu membuat otak berpikiran senang.
Mengambil contoh Facebook, rata-rata penggunanya menghabiskan sekitar 405 menit di dalam situs setiap bulannya. Artinya ada sekitar 81 jam yang Anda habiskan setiap tahun hanya untuk mengaksesnya. Oleh sebab itu, fakta membuktikan bahwa ada sangat sulit untuk membatasi penggunaan media sosial. Berdasarkan hasil studi dari responden berusia 18 hingga 85 tahun, mereka mengatakan bahwa menghabiskan sekitar 7 hari untuk menciptakan hasrat tak tergantikan untuk meakses banyak media sosial. Pengatuh media sosial nyata telah menghasilkan adiksi terbaru bagi para penggunanya. Pengaruh media sosial sama seperti adiksi terhadap rokok, tidur, menghabiskan uang, dan lainnya.
Tentunya hal tersebut menjadi fakta yang aneh. Pasalnya akan sangat sulit untuk melawan pentingnya menggunakan media sosial dibandingkan melawan untuk kebutuhan tidur dan lainnya. Atau hal itu bisa saja berarti otak Anda bekerja sama seperti Anda memperlakukan tidur dan kegiatan seksual. Pada penelitian lainnya, responden diwajibkan menjawab pertanyaan sederhana. Pertanyaanya adalah mengenai apakah diri mereka lebih berharga dibandingkan uang atau sebaliknya. Lalu rata-rata responden menghasilkan 17 hingga 25% yang mengatakan lebih produktif membicarakan mengenai perasaan mereka sendiri. Oleh sebab itu, bukanlah hal aneh apabila media sosial begitu candu bagi para penggunanya karena hampir semua berisi mengenai diri Anda sendiri.
Biasanya, orang-orang hanya menghabiskan sekitar 30% hingga 40% waktu untuk membicarakan mengenai diri mereka. Namun pada media sosial hal tersebut meningkat hingga 80%. Namun saat generasi yang lebih muda tumbuh dengan kecanduan media sosial, apakah mereka dapat dinilai terlalu menilai media sosial secara berlebihan? Satu dari tiga orang-orang di bawah umur 30 tahun mengatakan nilai dari kebebasan media sosial melebihi gaji mereka. Sedangkan ada sekitar 5.6% orang yang mengatakan akan mengambil sebuah pekerjaan yang tidak memungkinkan pengaksesan media sosial. Pada dasarnya media sosial dibentuk sebagai saluran berbagi ide serta kerjasama dalam menciptkan produk-produk pikiran dan ajang interaksi. Artinya, media sosial menjadikan Anda menjadi diri sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu alasan utama betapa media sosial begitu sulit untuk ditinggalkan. [MS]