1

Teknologi Nano dan Virus Dikombinasikan untuk Mendapatkan Baterai Berkapasitas Besar

17 Feb 2014 12:45 2213 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Baterai lithium-ion (Li-ion) telah berhasil membawa kendara hybrid ke dalam pasar secara signifikan di pasar otomotif, semua kendaraan listrik menggunakan baterai yang sama dan memiliki segmen baru dipasaran. Baterai Li-ion tidak hanya sebentar pengisiannya dan lama pemakaiannya yang membuat kendaraan listrik sesuai dengan kebutuhan pengguna mobil. Ini juga berpengaruh besar terhadap pasar mobil karena membawa mobil yang ramah lingkungan

Baterai lithium-ion (Li-ion) telah berhasil membawa kendara hybrid ke dalam pasar secara signifikan di pasar otomotif, semua kendaraan listrik menggunakan baterai yang sama dan memiliki segmen baru dipasaran. Baterai Li-ion tidak hanya sebentar pengisiannya dan lama pemakaiannya yang membuat kendaraan listrik sesuai dengan kebutuhan pengguna mobil. Ini juga berpengaruh besar terhadap pasar mobil karena membawa mobil yang ramah lingkungan. Karena masalah pemasaran, beberapa perusahaan teknologi Nano kelas atas baru-baru ini yang membuat Li-ion untuk semua kendaraan elektronik gulung tikar. Ini yang membuat muncul pemikiran membuat baterai yang berbeda untuk kendaraan yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber tenaga.

Realisasinya sebenarnya sudah mulai ada dari tahun lalu. Sudah banyak penelitian mengenai baterai lithium-air. Baterai ini menggunakan oksida lithium di anoda dan mereduksi oksigen di katoda untuk menciptakan arus. Baterai ini menjanjikan menyimpan energy 10 kali lipat dari Li-ion pada bentuk yang sama dan memberikan kepadatan energi yang sama dengan bensin.

Kapasitas yang besar pasti membantu keterbatasan perusahaan kendaraan elektronik. Tetapi, kalaupun baterai menggantikan bahan bakar fosil kita juga perlu memikirkan waktu isi ulangnya atau setara dengan isi bensin di pombensin. Awal tahun ini para peneliti di Massachusettes Institute of Technology (MIT) dan Sandia National Laboratory melirik proses oksida lithium baterai li-air dan mereka melihat cara agar baterai bisa diisi ulang lebih cepat.

Sekarang, peneliti dari MIT membuat kemajuan pad kedua jenis baterai ini. Mereka mengambil kabel nano yang terbuat dari oksida mangan dan dilapisi dengan virus buatan manusia. Virus ini membuat permukaan lebih luas dan meningkatkan reaksi antara lithum dan oksigen, sehingga kapaistas menjadi lebih besar dan tingkat pengisian yang lebih cepat. silahkan lihat  video di bawah sebagai gambaran:

Kombinasi virus buatan manusia dan kabelnano ini adalah karya Angela Belcher. Dan memang, Belchar dan empat penulis lain penelitian ini muncul dalam jurnal Nature Communication (“Biologically enhanced cathode design  for improved capacity and cycle life for lithium-oxygen batteries”).

Ini bukan pertama kalinya Becher menerapkan menerapkan pekerjaan berbasisi virus untuk meningkatkan kapasitas baterai. Beberapa tahun lalu dia mengusulkan sesuatu yang mirip untuk digunakan pada baterai Li-ion. Dari sini kita bisa melihat kalau Li-ion sudah agak bernilai termasuk di dunia penelitian.

Tentu saja ini masih sebatas pnelitian yang masih sangat awal yang mengindikasikan alat yang digunakan pada katoda. Namun, bila berhasil, potensi komersialnya benar-benar akan merajai pasar dibandingkan dengan bahan bakar fosil apalagi dan tentu kecepatan pengisiannya.

Para peneliti MIT membuat perhitungan dan menerka-nerka kalau batrai dari kabel nano dan virus ini akan tiga atau dua kali lipat lebih besar kapasitasnya dibandingkan dengan Li-ion. Namun masih agak kalah dengan kepadatan energy yang dihasilkan bahan bakar fosil.

Para peneliti memang tidak memiliki data konkrit berapa kepadatan energi baterai Li-ion karena sudah banyak bjenis batrai ini di kostum. Tetapi paling tidak menurut mereka, rata-rata Li0ion memeiliki kepadatan energy sekitar 200Wh/kg. Dengan kepadatan dua atau tiga kalilipat akan membawanya ke angka 400-600 Wh/kg, masih jauh bersaing dengan bahan bakar fosil yang bisa memberikan 1000 Wh/kg.

Ini adalah penelitian yang penting dan akn berpengaruh besar di pasar tetapi, ini masih langkah yang sangat awal untuk menggantikan bahan bakar saat ini. Semua itu akan terus diproses. Kita juga harus berfikir lebih kedepan lagi agar mendapat teknologi yang lebih baik. Bahan bakar fosil? Tentu Anda juga kurang menyukainya karena cukup banyak kerugiannya. Emisi, stok yang ada karena ini berasal dari endapan makhluk purba. Ini akan habis dan sangat terbatas saat ini karena penggunaannya yang memang menggila. Pada awalnya, bila baterai ini bisa menggantikan bahan bakar fosil, memang sangat sulit. Banyangkan, saingan pombensin akan bertambah banyak. Dan bila harganya bersaing dan penggunaan yang signifikan, sudah tentu orang-orang akan memiliki bahan bakar baterai. Efeknya bukan hanya masalah pergantian bahan bakar tetapi juga ke masalah social. Ingat waktu awal pergantian minyak tanah ke gas? Mungkin itu salah satu contoh peralihan energy yang yang baik. Dan sekarang orang menikmati itu itu semua di Negara kita. [RIC]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel