Saat ini, bila kita ketikkan saja sedikit yang berbau pornografi, Google Search Engine akan mengarahkan kita ke konten-konten porno. Misalnya menulis breast maka akan keluar hasil pencarian yang bernuansa pornografi. Padahal banyak yang tidak bermaksud mencari konten tersebut. Pengguna terjebak dalam hasil pencarian Google. Inilah yang ditakutkan orang tua saat ini. Mungkin anak-anak mereka tidak mencari konten-konten tersebut tetapi Google mengarahkannya ke sana.
Secara keseluruhan, konten-konten pornografi memang tidak diblokir oleh Google Search Engine, karena konten ini merupakan konten yang termasuk dalam pencarian terbesar. Dengan algoritma yang baru, Google berupaya memperkecil atau mempersempit pencarian mengenai konten-konten asusila.
Dengan bagitu diharapkan pengguna Google Search Engine tidak akan terjebak dalam konten-konten yang tidak dia harapkan. Atau dengan kata lain konten porno bukan lagi menjadi utama hasil pencarian Google. Algoritma baru ini diterapkan mulai minggu ini. Dan akan diterapkan pada semua Google di dunia secara bertahap.
Beberapa fitur Google memang banyak menuai kritikan pesaingnya dan juga pengguna. Beberapa waktu lalu kritikan keluar dari pernyataan mesin pencari Microsoft, Bing. Bing mengkritik fitur Google pay to rank yang memungkinkan pengguna berada di deretan paling atas dalam pencarian Google dengan membayar. Kemudian fitur itu langsung diubah oleh Google. [RIC]
