Cyber kriminal mencuri US$47 atau sekitar Rp 450 miliar dari lebih 30.000 akun Bank di Eropa awal musim panas dan diungkap oleh penegak hukum Eropa. Akun yang dicuri bisa melalui komputer pribadi maupun mobile.
Program jahat ini dinamai Eurograber yang termasuk ke dalam kategori trojan horse. Eurograber merupakan varian baru dari virus Zeus. Beberapa kali beberapa Bank internasional kecolongan oleh virus Zues ini dan sekarang terjadi lagi.
Versafe dan Check Point Software Technologies merilis data wilayah yang paling banyak menjadi korban virus Zeus. Korban terbesar adalah Italia dengan total infeksi sekitar 11.893 pengguna (39%) dan total uang yang dicuri €16.384.612. Kemudian disusul Spanyol dengan infeksi 11.352 pengguna (38%) dan uang yang dicuri €5.872.635. Kemudian disusul Jerman dengan jumlah infeksi 6.130 pengguna (20%) namun uang yang dicuri lebih besar €12.863.109.
Sampai saat ini yang paling sedkit menjadi korban dari virus zeus adalah Belanda. Total pengguna yang terinfeksi 940 (3%) dan total uang di curi €1.172.889.
Varsafe dan Chek Point Software Technologies bekerjasama dengan penegak hukum dan Internet Service Providers (ISP) untuk mematikan server C & C di pertengahan October. â€Tidak akan ada aktivitas sejak saat itu, tetapi cyber-crime mudah mengumpulkan masa dan berpindah-pindah tempat untuk melancarkan aksi-aksinya kembaliâ€, kata Eyal Gruner tim pengaman Varsafe seperti dilansir SecurityWatch PCMag.
"Operasi ini tidak bisa disanggah lagiâ€, tambahnya.
Beberapa cara Eurograber masuk ke dalam komputer biasanya melalui website. Untuk mobile biasanya melalui aplikasi. Setelah web atau aplikasi yang sudah disusupi virus Zeus dan dijalankan oleh pengguna, perangkat tersebut sudah dalam pantauan sang hacker. Hal yang terutama dipantau adalah aktifitas perbankan pengguna. Ketika pengguna mengunjungi situs web sebuah Bank, Eurograbber akan menyuntikkan JavaScript dan HTML yang meminta sebuah konfirmasi palsu berkedok "banking software security upgrade" (upgrade keamanan perangkat lunak perbankan).
Di perangkat mobile, program jahat ini akan meminta korban memasukkan nomor telepon seluler. Dari sinilah, para hacker mulai bekerja mencuri uang para pengguna. [RIC]