Apple pernah menggambarkan produknya sebagai produk yang besar dan gila-gilaan, dan dengan kerumunan orang di seluruh dunia setuju akan hal ini. Pada tahun 2012, perusahaan menjual lebih dari 600 juta perangkat dan pengguna mengirimkan 800 miliar pesan teks melalui iPhone, menurut sebuah presentasi di Worldwide Developers Conference tahun lalu. Pada acara yang ditunggu-tunggu saat ini, tim Apple meluncurkan dua ponsel baru – higher-end iPhone 5S, dengan filter foto yang canggih dan prosesor yang kilat dan cepat, dan iPhone yang lebih murah dengan tajuk iPhone 5C yang menarik untuk negara berkembang. Tapi apa sebenarnya yang membuat produk ini begitu populer? Dan mengapa beberapa orang membenci produk Apple dengan penuh semangat? Dari desain ramping yang mereka tawarkan untuk pasar di kelas high-end, dan berikut ini Paseban akan mengulas beberapa point mengapa orang-orang mencintai dan membenci produk Apple, termasuk iPhone 5S.
Desain
Tidaklah mengherankan bahwa sebagian besar penggemar mengoceh tentang desain Apple yang ramping. Mendiang Steve Jobs pernah berkata “simplicity is the ultimate sophistication (kesederhanaan adalah kecanggihan tertinggi)," dan banyak produk Apple mengambil motto ini secar ekstrim. Tombol sederhana, layar sentuh yang sangat terasa baik, dan tampilan antarmuka pengguna yang intuitif membuat produk Apple siap untuk digunakan.
"Apple developed a reputation as a product that is extremely easy to use and that has become part of the brand (Apple mengembangkan reputasi sebagai produk yang sangat mudah untuk digunakan dan yang telah menjadi satu bagian dari merknya),” ujar Scott Thorne, seorang profesor pemasaran di Southeast Missouri State University.
Kontrol Terbatas
Tetapi kesederhanaan juga dapat dibatasi. Apple dikenal sebagai pengguna antarmuka yang tidak memungkinkan Anda untuk kustomisasi dan mencegah “power user” dari membuat banyak perubahan. Perusahaan juga secara ketat mengontrol spesifikasi untuk para pengembang aplikasi untuk iPhone dan iPad, dan hanya menjual beberapa mode smartphone, tablet dan komputer. Bagi orang-orang yang mencari pilihan, kurangnya pilihan bisa tampak benar-benar totaliter. Namun dari sudut pAndang pemasaran, konstriksi pilihan mungkin bukan hal yang buruk.
"In reality I don't think consumers want as many choices as possible (pada kenyataannya, saya tidak berpikir konsumen tidak menginginkan banyak pilihan)," kata Lynn Kahle, seorang profesor pemasaran di University of Oregon. “terkadang kita sangat kewalahan untuk pilihan yang membatasi para calon pembeli” tambahnya lagi.
Image
Apple merupakan salah satu perusahaan terkuat dan memilki merk yang paling dikenal di dunia. Brand ini lebih dikenal dibandingkan Android, meskipun Android memiliki pangsa pasar yang jauh lebih besar, dan itu disebabkan oleh salah satu tokoh ikonik dari Apple, Steve Jobs.
Apple juga sadar bahwa perusahaannya ini dipasarkan sendiri sebagai produk untuk teknologi yang tinggi, pencipta glamor dan inovator. Ketika mereka pertama kali mulai memproduksi komputer pribadi mereka, Apple berbicara tentang produk mereka yang besar dan gila-gilaan dan berbeda dari produk PC yang lain. Hal ini berarti semenjak dari awal, Apple memang menyasar pangsa teknologi di kelas yang tinggi dan mahal serta menawarkan kepada para calon penggunanya tampilan yang intuitif dan sangat atraktif.
Dunia yang Terisolasi
Produk Apple hanya kompatibel dengan produk Apple yang lainnya, sehingga mudah untuk mengunduh lagu dari iTunes ke komputer, dan ke iPod atau ke iPhone.
Dunia yang terisolasi ini sangat cocok untuk para pengguna yang memang benar-benar menggemari produk dari dunia Apple dan dapat menjadi beban bagi orang-orang yang mencampurkan gadget mereka, seperti memiliki ponsel dari Samsung dan komputer dari MacBook Air. Hal ini tentu akan membuat para pengguna yang tidak terlalu fanatik dengan satu produk akan merasa frustasi.
Harga yang Tinggi
Untuk para Apple fan boy dan fan girl, ada hater yang memutar matanya dan selalu memberi julukan “overhyped” pada iProduct. Beberapa orang berpendapat ada produk lain yang setara dengan Apple atau bahkan akan mendapatkan barang yang sama dengan harga yang rendah.
Para Apple haters merasa bahwa sebagian besar barang dari perusahaan ini terlalu mementingkan image, daripada fitur yang sebenarnya dalam produk mereka. Namun, keluhan mereka mungkin menjadi missing point dari Apple. Orang tidak membeli fitur dalam produk Apple, melainkan manfaat. Salah satu diantara manfaat Apple adalah kemudahaan dan cantiknya grafis dan mudahnya penggunaan produk untuk para penggunanya, dan memiliki semua fitur yang paling canggih yang akan meningkatkan pengalaman penggunanya. [PY]