1

Google Menginginkan agar Sistem Operasi Android Menjadi Serupa Seperti Apple

20 Aug 2013 18:00 2170 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Android telah datang dari jauh dari pertama kali saat ia memulai debutnya, dan menjadikan Android harus bermain ‘kejar-kejaran’ dengan iOS karena Android berambisi mengejar ketertinggalannya dengan iOS untuk waktu yang lama.

Apple membuat keyakinan bahwa sejak pertama kali diciptakannya iOS adalah difokuskan kepada pengalaman para pengguna, jadi tidak pernah iOS menciptakan permasalah lag, user interface yang menarik dan polos kian dipoles dan diperbaiki. Selama bertahun-tahun Apple tetap berfokus pada penambahan fitur yang lebih cepat dan tetap menjaga user interface dengan porsi yang sama hingga sekarang. Di sisi lain, Google memulai dengan platform yang penuh dengan potensial, dan itu terlihat sedang dalam pengerjaan saat ini. Google tidak pernah mengurangi dan melambat dalam menambahkan fitur kepada platform, namun ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sistem operasi Android untuk menemukan tingkat polesan dan kegunaan yang sama seperti pada iOS.

Saat ini, jika anda menempatkan kedua perangkat ini secara bersamaan, sangat jelas pada saat dilihat dari sudut tertentu, platform berada pada pijakan yang sama, dan dari sudut pandang fitur, Android telah melaju ke depan jauh. Sayangnya, Anda masih melihat argumen kuno dari keduanya, seakan-akan tidak ada yang berubah. Dan salah satu yang membuat lelah dari persaingan ini adalah para fans Android yang berlebihan yang tampaknya tidak terlalu peduli selain dari spesifikasi hardware.  Permasalah argumen yang terjadi antara iOS dan Android adalah didasarkan pada dikotomi yang salah antara Android dan iOS. Adalah hal yang konyol ketika para penggemar Apple  terus mengklaim bahwa Android penuh dengan laggy atau buggy, ini dikarenakan karena kedua argumen didasarkan pada platform yang tidak ada lagi.

Evolusi Android

Ada suatu masa ketika kedua argumen itu valid. Kembali pada hari-hari dimana sebelum kelahiran Android 4.0 Ice Cream Sandwich, Android adalah sebuah platform yang penuh dengan lag dan bug, dan cara terbaik produsen untuk memerangi masalah lag adalah dengan mendorong sekeras tenaga pada spesifikasi yang disediakan. Pada masa itu, ada perbedaan jauh diantara keduanya, karena pembangunan chipset yang masih berada pada tahap awal. Ingat, kita berada di bawah tiga tahun dari hari-hari ketika prosesor single-core menjadi sesuatu yang normal. 

Ketika Android pertama kali melakukan lompatan pertama dari single-core ke dual-core, ekosistem masih berjalan pada Android 2.2 Froyo, dengan hadirnya Android 2.3 Gingerbread dan Eclair serta Donut pensiun. Google bekerja dengan keras untuk menambahkan fitur dan mencari pijakan yang tepat pada platform, tetapi akan sulit untuk menekan dan menemukan paltform ‘dewasa’ pada saat itu. Android bahkan tidak memiliki dukungan yang tepat untuk prosesor multicore sampai Android 3.0 Honeycomb, untuk versi tablet, yang berarti bahwa ponsel tidak mendapatkan dukungan multicore sampari Android 4.0.

Saat itulah Google mempekerjakan  Matias Duarte, dan Android bermanuver. Android 4.0 dirilis pada akhir 2011, sekitar 6 bulan sebelum perangkat pertama quad-core  menekan pasar. Itu berarti, dalam waktu sekitar satu tahun, sistem hardware melompat  dari single-core ke quad-core dan, selama waktu itu, Google akhirnya menambahkan dukungan nyata multicore ke platform. Hardware dan software tumbuh bersama, dan kita harus memperhatikan sisi hardware, karena perangkat lunak tidak cukup siap.

Tapi, Android 4.0 membawa ‘penampilan’ apa yang membuat OS menjadi lebih buruk. Ini membawa stabilitas, dan membawa peningkatan kinerja yang solid untuk perangkat yang bisa mengatasinya. Ekosistem masih dalam keadaan fluks pada saat itu, jadi masih ada masalah, seperti aslinya Nexus One tidak mendapatkan update Android 4.0 meskipun perangkatnya berusia kurang dari dua tahun. Perangkat single-core dengan cepat tertinggal, sehingga persyaratan sistem untuk Android 4.0 itu sudah berbeda.

Saat itulah Android 4.1 Jelly Bean turun, dan Project Butter membawa kinerja bahwa setiap orang selalu berharap akan datang dengan cepat pada setiap bagian dari perangkat keras. Dan, itu benar-benar potongan terakhir dari teka-teki untuk Android. Tentu, ada cara untuk meningkatkan platform dan ekosistem. Tapi, untuk pengguna yang pergi untuk membeli  perangkat high-end baru yang setidaknya datang dengan Android 4.1, Anda bisa yakin bahwa Anda akan mendapatkan perangkat yang berjalan lancar, memiliki tampilan yang konsisten , dan pada dasarnya fitur lengkap serta diberikan pilihan yang luas untuk kustomisasi dan perbaikan yang tersedia di Google Play Store.

Google Menginginkan Perangkat yang Serupa dengan iPhone

Jelas, pernyataan seperti ini akan membuat marah para penggemar Android yang hanya berhenti ketika membaca judulnya. Tapi, inilah titik nyata dari pernyataan Google: Google tidak ingin penggunanya harus peduli tentang spesifikasi, Google ingin pengguna untuk peduli tentang pengalaman. Sama seperti Apple dengan iPhone.

Ada alasan bahwa Apple tidak berbicara tentang spesifikasi dari perangkat keras kecuali dalam hal perbandingan. IPhone baru selalu "dua kali lebih cepat", atau Apple akan menunjukkan grafi baru seperti apa yang terlihat dalam update yang baru. Pikirkan tentang hal ini: Apple bahkan tidak pernah membandingkan perangkat baru ke yang lama secara langsung. Tidak pernah bahwa iPhone baru "dua kali lebih cepat dari iPhone 5" itu hanya "dua kali lebih cepat". Apple tidak menunjukkan perbandingan side-by-side seperti yang terjadi saat ini dipasaran. Apple akan memberikan nama chipset baru, dan tidak menunjukkan spesifikasi dari perangkat chipset barunya itu, karena ketika perangkat lunak benar-benar dioptimalkan, spesifikasi tidaklah penting. Untuk contohnya, tanyakan kepada para pengguna Nokia Lumia apakah mereka saat ini sedang menggunakan perangkat dengan hardware yang dinilai berada di kelas mid-range oleh pengguna fanatik lain, yang tidak lain tidak bukan adalah para pengguna Android yang fanatik yang selalu mempermasalahkan hardware tanpa mengerti apa yang dirasakannya.

Google menginginkan hal yang sama untuk Android. Hal ini bisa dilihat dari beberapa iterasi terakhir dari ponsel Nexus, dan Nexus 7 tablet. Sekarang, sementara Motorola terus mengklaim itu adalah perusahaan yang terpisah, itu sangat jelas bahwa ia melakukan apa yang diinginkan Google, dan, Moto X adalah contoh sempurna dari perangkat yang tidak ingin pengguna terfokus pada spesifikasi, namun pada pengalaman high-end. Jika Google memiliki cara ini, perangkat Android akan dipasarkan sama seperti iPhone ke konsumen kebanyakan, yang tidak peduli dengan spesifikasi, dan hanya peduli pada apa yang dilakukan oleh perangkat dapat lakukan. [PY]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel