Layanan akses internet yang sudah tersedia di Indonesia adalah broadband via kabel, yang diklaim mampu memberikan kecepatan maksimal 42 Mbps. Walaupun, layanan ini belum merata tersedia untuk seluruh masyarakat. Sedangkan layanan akses internet seluler tertinggi yang bisa dinikmati masyarakat adalah HSPA+ yang menghasilkan kecepatan downlink maksimal 21 Mbps dan kecepatan uplink maksimal 5.8 Mbps. Itu pun belum semua operator, dan lagi-lagi cakupannya masih terbatas. Para operator memang sudah melakukan uji coba 4G LTE. Tapi entah kapan tersedia untuk publik. Sungguh ironi bukan? Apakah perlu kita harus pindah untuk bisa merasakan akses internet cepat? Dirangkum oleh paseban.com, berikut adalah 10 negara atau region dengan akses internet tercepat di dunia The State of Internet Report yang dirilis Akamai Technologies akhir tahun 2012. Peringkat berdasarkan peak speed selama bulan Juli sampai September 2012.
Hong Kong
Rata-rata spek internet tercepat sebesar 54.1 megabits per second menempatka Hong Kong pada peringkat pertama dalam daftar. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kita men-download film HD “Battleship” dalam waktu hanya sekitar 4 menit. Dukungan kuat dari pemerintah merupakan faktor penting. Kecilnya sensor terhadap konten membuat penduduk yang populasinya terbanyak tersebut bebas melakukan internet untuk melakukan apa pun. Sayangnya, termasuk untk hal-hal negatif seperti material pembajakan.
Korea Selatan
Sebagai pecinta game online, penduduk Korea Selatan banyak menyedot bandwitch. Dengan rata-rata speak speed 48.4 megabits per second, itu tak jadi masalah. Harganya pun relatif murah: penduduk Soul bisa dapat 100 megabits-per-second hanya dengan US$31.90 per bulan. Makanya Korea Selatan sering menjadi tuan rumah kompetisi game seperti World Cyber Games. Dan punya saluran televisi khusus untuk “electronic sports”.
Jepang
Pemerintah Jepang sudah lama memprioritaskan pengembangan internet sebagai tujuan nasional. Serat optik kecepatan tinggi menyebar ke seluruh bagian negara. Tak heran koneksinya mencapai rata-rata 42.2 megabits per second.
Latvia
Nama ini mungkin tak terpikirkan jika kita berusaha mengingat negara-negara berteknologi maju. Nyatanya rata-rata speak speed-nya mencapai 37.5 megabits per second, menempatkannya di peringkat 4 dalam daftar.
Rumania
Menurut laporan Akamai, rata-rata speak speed Rumania turun dibanding kuartal sebelumnya, yaitu 3.2 persen, dibanding rata-rata global yang turun 1.2 persen. Meski begitu, rata-rata speak speed 37.4 megabits per second tetaplah tinggi.
Belgia
Peak speed di Belgia tercatat rata-rata 32.7 megabits per second. Dengan kecepatan segitu, kita bisa download film Austin Powers in Goldmember yang dibintangi Mike Myers – komedia Belgia – hanya dalam enam menit.
Swiss
Sebagai salah satu negara yang menjadi pusat industri keuangan, Swiss memiliki rata-rata 32.4 megabits per second untuk aktivitasnya. Dibanding Amerika Serikat, pusat indusri keuangan lainnya, yang hanya memiliki rata-rata speak speed 29.6 megabits per second.
Bulgaria
Pajak rendah dan upah murah banyak investor dan perusahaan global ke Bulgaria. Nilai jual lainnya? Ternyata internet! Kecepatan broadband-nya mencapai rata-rata 32.1 megabits per second, naik 15 persen dibanding kurtal sebelumnya.
Israel
Budaya startup web dan internet cepat bahu-membahu membawa Israel masuk dalam daftar. Rata-rata speak speed-nya mencapai 30.9 megabits per second. Alhasil, Tel Aviv menjadi tempat terbaik bagi startup setelah Silicon Valley menurut studi yang dilakukan Startup Genome.
Singapura
Dengan peak speed rata-rata 30.7 megabits per second, negara tetangga kita ini berhasil menembus top 10. kecepatan tersebut hampir dua kali lipat rata-rata global yang 15.9 megabits per second. Broadband cepat merupakan tulang punggung rencana Singapura menjadi “tech hub”. Tak heran Eduardo Saverin, salah satu co-founder Facebook, pindah ke situ.
Adopsi Internet Broadband
Pada kuartal ketiga, rata-rata kecepatan koneksi global meningkat 5% mejadi 2.9 Mbps, dan rata-rata peak speed global meningkat 4.6% menjadi 16.6 Mbps. Beberapa diantaranya perlihatkan perubahan QoQ positif, rentan pertumbuhan dari 2.7% di Filipina sampai 19% di India (jadi 1.2 Mbps).
Sekilas Info Mengenai Tokyo
April 2013 lalu, So-net (Internet Servces Provider yang dimiliki Sony) meluncurkan layanan “Nuro” untuk penduduk Tokyo. Koneksi internet 2 Gbps bisa dinikmati pelanggan So-net hanya dengan membayar US$50 per bulan, atau kurang dari 500 ribu bila dikoversikan ke rupiah! Menggunakan jaringan serat opik, layanan tersebut memanfaatkan GPON (Giga-bit-capable Passive) Optical Network) Jepang. Kecepatan 2 Gbps itu diklaim sebagai yang tercepat di dunia. Sebagai pembandingan, Google Fiber di Kansas City “hanya” menghantarkan kecepatan 1 Gbps – dengan harga US$70 per bulan. Namun harga “murah” itu disertai biaya instalasi sebesar US$540 dan wajib kontrak dua tahun. Namun, dengan harga, kontrak, dan kecepatan yang ditawarkan, rasanya penawaran ini cukup menggoda dan menguntungkan. [IRW]