Membandingkan kamera DSLRÂ Full Frame dan non Full Frame, mungkin Anda akan langsung menunjuk bahwa Full Frame yang unggul. Ya, memang tidak salah Anda menyatakan keunggulan mutlak pada jenis sensor tersebut. Namun akan salah jika kita tidak mengetahui apa saja keunggulan dan kekurangan antara DSLRÂ Full Frame dan non Full Frame.
Istilah DSLR Full Frame akannya lebih melekat pada beberapa seri kamera Canon EOS 1DX, EOS 5D Mark III, atau dari Nikon D3, D3S, D4 serta Sony Alpha A900. Sedangkan non Full Frame atau disebut juga crop sensor yang terdiri dari beberapa jenis seperti APS-C dan APS-H. DSLR crop sensor lebih banyak dihadirkan oleh produsen kamera, terutama dari kelas entry level dan mid range. Beberapa non Full Frame yang populer adalah Nikon D5000, D3100, D40, D7000, Canon 7D, 60D, 1100D, Pentax K-5, K-30, K-01, dan masih banyak lagi yang lain. Pastinya DSLR yang didesain full frame memiliki ukuran sensor lebih besar dari kamera DSLR jenis crop factor atau non Full Frame.
Namun yang jadi pertanyaan, sebenarnya berapa perbedaan kedua jenis tersebut? Cukup signifikan ternyata karena luas penampang yang dimiliki kamera full frame mencapai 864 mm2. Coba Anda  bandingkan dengan kamera non Full Frame atau crop sensor, sebagai contoh Canon: 329 mm2, Nikon, Sony, Pentax : 370 mm2 dan Olympus: 225 mm2. Itu baru luas penampang, untuk ukuran sensor kamera Full Frame biasanya mencapai 36 x 24mm, dan untuk ukuran sensor APS-C hanya 22.2 x 14.8mm.
Jika Anda masih belum paham, intinya kamera DSLR dengan crop factor atau non Full Frame adalah kamera yang memiliki ukuran sensor lebih kecil dibanding ukuran film dengan faktor pemotongan (crop factor) sekitar 1.5 hingga 1.6, terutama untuk jenis APS-C atau 2 kali untuk kelas Four Third. Istilah Full Frame dan non Full Frame awalnya diperkenalkan oleh Canon untuk membedakan kamera bersensor besar dan kecil. Apa saja perbedaan yang signifikan dari Full Frame dan non Full Frame? Tentunya Anda ingin tahu tentang kualitas foto yang dihasilkan, karena seberapa pun harga DSLR yang penting adalah hasil gambar.
Full Frame memiliki gambar yang lebar dan luas
Anda bisa memasang lensa sama pada DSLR Full Frame dan non Full Frame. Poisiskan focal length pada jarak yang sama pula dan lihat hasil yang akan didapat pada objek yang sama. Pada Full Frame Anda akan melihat bahwa foto yang dihasilkan lebih lebar dan luas. Sedangkan pada non Full Frame lebih sempit. Kesempitan inilah akibat dari crop frame otomatis sensor. Itulah mengapa Full Frame cocok dipakai memotret landscape, wildlife dan pemotretan khusus lain.
Kualitas tetap terjaga dalam ISO tinggi
Kualitas foto Full Frame dianggap lebih baik dibandingkan non Full Frame, bahkan saat digunakan dengan ISO tinggi diatas 800. Sensor besar membuat cahaya yang masuk lebih baik dan noise yang ditimbulkan pun tidak terlalu mengganggu, kecuali menggunakan angka ISO ekstrim.
Â
Baca juga :
           Review Canon EOS 1200D: Kamera DSLR untuk Pemula
           Waduh. . Saat Live, Gamer Cantik Ini Perlihatkan Organ Kewanitaannya dan Ini yang Terjadi
Â
Full Frame mampu menghasilkan bokeh bagus
Foto bokeh artinya berhubungan dengan kedalaman ruang. Dan DSLR Full Frame lebih baik dalam menghasilkan foto bokeh, hal ini lantaran ukuran sensor yang besar sehingga menghasilkan kedalaman ruang tipis. Sebagai contoh, saat Anda memakai lensa Prime f/1.4, maka hasil foto bisa seperti bukaan f/1.2. Sedangkan non Full Frame dapat menghasilkan bokeh bagus, namun tetap kalah dibanding Full Frame.
Viewfinder besar pada Full Frame
Agaknya ini menjadi relatif, tergantung produsen pembuat kamera. Hanya saja kebanyakan kamera Full Frame memiliki viewfinder sedikit lebih besar sehingga memudahkan Anda memotret.
Non Full Frame tidak terlalu rentan blur
Kali ini dalam masalah blur karena sedikit goncangan, kamera non Full Frame lebih unggul karena sensor kecilnya. Untuk itulah pengguna Full Frame biasanya menggunakan shutter speed lebih cepat. Pengatasan juga bisa dengan stabilizer.
Banyak pilihan lensa untuk non Full Frame
Dipasaran ada banyak sekali lensa bertipe DX, EF-S, Dii, DC dan lain-lain. Keterangan itu menunjukan bahwa lensa tersebut kompatibel dengan DSLR non Full Frame atau crop sensor. Jadi, jika Anda memiliki DSLR Full Frame, Anda harus membeli lensa khusus yang tidak memiliki keterangan diatas.
Non Full Frame kompatibel dengan lensa Tele
Kecocokan crop factor untuk lensa Tele photo karena ukuran sempitnya. Sebagai contoh, lensa tele 70-300 mm dipasang pada non Full Frame, maka gambar yang dihasilkan seperti sangat dekat. Sedangkan Full Frame akan terlihat lebih lebar.
Muncul cacat pada Full Frame
Dari segala keunggulannya, ternyata Full Frame memiliki kecacatan yang fatal. Beberapa diantaranya adalah munculnya light fall-off dan vigenette di ujung gambar karena ketajaman hanya berfokus pada bagian tengah. Sedangkan non Full Frame tidak akan terlihat kecacatan tersebut.
Harga yang murah dari non Full Frame
Nikon D3, D4, atau Canon EOS 1DX bukanlah kamera murah. Anda bisa mendapatkannya dengan harga diatas 15 juta, bahkan ada yang mencapai 50 dan 70 jutaan. Bandingkan dengan DSLR non Full Frame yang bisa didapatkan dengan harga dibawah 15 juta, atau bahkan 3 juta. [ALX]