Penerapan Teknologi Video Sharing Terhadap Kehidupan Para Remaja Dewasa Ini

20 Jun 2012 19:00 3033 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Zone Alarm telah mengumpulkan data dari Pew Research Center Internet mengenai teknologi video *sharing* yang kerap dilakukan oleh para remaja.

Untuk membuat sebuah video, seseorang harus memiliki seperangkat alat dan kemampuan teknis yang baik. Jika dahulu orang harus mempelajari terlebih dahulu penggunaan kamera, teknik, dan bentukan estetik dari sebuah karya video, saat ini semua orang dapat mengaksesnya dan mengolahnya dengan mudah melalui banyak perangkat. Bahkan, keberadaan perangkat dan akses mudah kepadanya, didukung pula dengan kemampuan sharing melalui media online.

Oleh sebab itu, tak ayal banyak orang memanfaatkan hal tersebut untuk meraup popularitas atau sekadar bersenang-senang. Justin Bieber membuktikan kecanggihan fitur sharing video melalui YouTube dan menjadi idola para banyak remaja dunia. Shinta & Jojo, dua orang yang terhitung telah melewati masa remaja inipun berhasil mencuri perhatian publik dengan video lip sync lagu "Keong Racun" yang membuatnya melejit sesaat.

Dua contoh tersebut membuktikan betapa ampuhnya fitur sharing video yang disajika dunia maya. Remaja merupakan tingkatan umur yang sangat menyukai kegiatan online. Di dalamnya mereka dapat berinteraksi dengan kawan, kerabat, ataupun keluarganya. Di dunia tersebut pula mereka diberikan kebebasan untuk mengunggah dan berbagi banyak hal, termasuk cerita kehidupan pribadinya.

Ada sekitar empat dari sepuluh remaja yang telah menggunakan kecanggihan internet dan memanfaatkan kemampuan teknologi internet seperti Skype dan aplikasi lainnya. Lebih dari seperempatnya mengunggah hasil video yang mereka simpan ke dalam berbagai website, dan sekitar 10% melakukan streaming video secara online.

Jika menilik sepintas, sebagian besar proses sharing video dilakukan untuk sekadar bersenang-senang ataupun mencari respon balik dari publik. Lalu bagaimana para orang tua dan remaja yakin bahwa kegiatan online mereka aman? Tentunya memastikan akses video secara privat merupakan opsi yang lebih baik.

Konsumsi konten-konten video oleh remaja memang tidak semasif konsumsi yang dilakukan mereka melalui media sosial seperti Twitter dan lainnya. Tetapi tingkat privasi dan resiko yang dapat ditimbulkan karenanya dapat lebih besar.

Perusahaan software keamanan, Zone Alarm telah mengumpulkan data dari Pew Research Center Internet mengenai teknologi video sharing yang kerap dilakukan oleh para remaja.

Di Amerika Serikat sendiri ada sekitar 17% remaja berusia 12 hingga 17 tahun yang berpartisipasi melalui fitur video chat menggunakan aplikasi video seperti Skype, Google Chat, dan lainnya. Selain teknologi video chat, adapula sebagian dari mereka yang seringkali menunggah video pribadi mereka melalui internet.

Sekitar 27% remaja kerap melakukan hal tersebut. Sementara, ada sekitar 13% remaja yang melakukan streaming video melalui internet agar orang lain dapat melihatnya.

Dan menurut Zone Alarm, para remaja perempuan lebih menyukai komunikasi melalui video dibandingkan para remaja pria. Berbekal perangkat teknologi mobile yang canggih, baik remaja ataupun dewasa dapat menikmati banyak fitur di dalamnya, termasuk video.

Proses perekaman dan pengunggahan video menjadi salah satu fitur hiburan terpenting dari sebuah perangkat. Bahkan Zone Alarm mencatat bahwa pada tahun 2006, remaja lelaki lebih sering melakukan perekaman dan pengunggahan video dibandingkan para remaja perempuan. Ada sekitar 28% remaja pria yang melakukan perekaman dan penunggahan video.

Sedangkan ada 26% yang melakukan hal serupa. Keduanya kerapkali membagikannya melalui akun sosial media miliknya. Dengan demikian, ini membuktikan bahwa para pengguna sosial media lebih menyukai melakukan kegiatan perekaman dan *sharing* video.

Ada sekitar 31% pengguna jejaring sosial telah merekam dan menunggah video, dan 10% remaja tidak memanfaatkan jejaring sosial mereka. Dengan demikian, tentunya baik orang tua atau remaja itu sendiri sudah harus mengetahui apa yang baik dan tidak baik bagi dirinya melalui kemampuan teknologi video tersebut.

Ada banyak kasus yang telah diketahui publik melalui media massa. Video berkesan pornografi, pelecehan seksual, kekerasan remaja, dan lainnya kerapkali muncul melalui melalui jasa kecanggihan internet. Dengan setiap perangkat perekamanan yang mudah diakses, setiap orang dapat saja merekam dan mengunggah berbagai hal tanpa memerlukan proses penjaringan terlebih dahulu. Maka bagi setiap remaja ataupun orang tua, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah resiko seperti pencurian identitas, serangan virus, atau bahkan hal-hal yang dapat memalukan Anda dan para remaja.

Agar mendapatkan ruang privasi yang lebih, Anda dapat menghindari proses video sharing yang diperuntukkan untuk publik. Sebisa mungkin pergunakan akses privat. Selain itu, sebagai orang tua Anda dapat mengajarkan para remaja hal-hal apa saja yang dapat atau tidak dapat mereka katakan melalui internet.

Menghindari pencurian data yang kerap terjadi belakangan ini, hindarilah proses pengunduhan software video dari situs-situs yang tidak dikenal.

Pasalnya telah banyak diketahui bahwa ada berbagai situs ‘tidak jelas’ yang menyimpan konten-konten berisi malware. Selain itu, pastikan bahwa Anda tidak menyimpan segala informasi pribadi seperti alamat, nomor telepon dan lainnya. Hasil pencurian informasi dapat digunakan untuk beragam hal yang negatif. Untuk keamanan perangkat komputer Anda, pastikan bahwa Anda telah menjalankan software antivirus untuk melindunginya. [MS]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel