Penjaja Kue: "Tinggal kriing... Saya akan datang!"

15 May 2011 13:18 6316 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Yanti (35) tidak pernah lelah berkeliling menjajakan kue-kue dalam box yang diangkutnya setiap pagi dan sore. Profesi sebagai penjaja kue memberinya kenikmatan berwirausaha yang dapat mencukupi kehidupan keluarganya, dan itu terjadi karena sebuah alat komunikasi.

Yanti (35) tidak pernah lelah berkeliling menjajakan kue-kue dalam box yang diangkutnya setiap pagi dan sore. Profesi sebagai penjaja kue memberinya kenikmatan berwirausaha yang dapat mencukupi kehidupan keluarganya, dan itu terjadi karena sebuah alat komunikasi.

"Dulu, suami saya harus mengantri di pabrik donat dari jam 11 malam sampai jam 3 pagi agar bisa kebagian donat-donat untuk didagangkan, paginya saya sudah keliling " ungkapnya sambil sesekali meneriakan kata Donat di sekitar perumahan kawasan Jalan Kertamukti Ciputat Tangerang.

Sejak enam tahun yang lalu Yanti yang akrab disapa Ibu Donat ini sudah menghabiskan 30 box donat per hari tapi sering tersandung dengan pemesanan kue donat yang tidak praktis. "Kita yang harus membeli donat ke pabriknya, antri dan membuang waktu padahal pesanan kita banyak sekali," ujar Ibu dari dua anak ini.

Tidak lama perangkat yang disebut Handphone booming di Indonesia, sesaat Handphone menjadi terjangkau di berbagai kalangan masyarakat maka Yanti dan suaminya memanfaatkan Handphone, ia mengaku usaha menjaja kuenya lebih untung sejak memiliki Handphone. Pasalnya, ia hanya memesan donat via telpon dan SMS ke pabrik, pesanannya pun segera diantar ke rumahnya.

"Tidak perlu mengantri dan bergadang lagi," ungkapnya. Bahkan dengan kemudahanan itu Yanti menambah variatif kuenya untuk dijajakan, hingga lebih dari sepuluh jenis kue dalam box-nya, sekalipun pabrik kuenya berada di luar kota seperti Pizza yang diproduksi dari Bogor, Yanti tetap bisa memesannya tanpa harus datang ke pabriknya. Tidak hanya itu, ia sering diinformasikan perihal produk kue terbaru dari pabrik dan teman-temannya via telepon dan SMS.

"Sekarang lebih dari 30 box per hari saya bisa jajakan keliling pagi-sore dan Alhamdulillah selalu laris manis, untung berlipat-lipat,"ungkapnya dengan mata berbinar karena dalam sehari Yanti bisa meraup keuntungan bersih seratus ribu rupiah. Dengan keuntungan usaha tersebut dia bisa memenuhi kebutuhan kedua anaknya, membayar kontrakkan rumah, membayar pengasuh dan membeli motor.

Ketika ditanya kenapa ia tidak memanfaatkan motor untuk menjajak kue-kuenya, Yanti menjawab, "Usaha berkeliling itu lebih efektif, karena saya bisa mengenal dan mmpromosikan kue-kue saya secara langsung," ujarnya. Dan benar saja, setiap dini hari sebelum berangkat menjaja kue, Handphone-nya selalu berdering untuk sebuah pesanan dari beberapa pelanggan.

"Saya jadi menerima banyak pesanan jadinya. Mereka tinggal kring saya, dan saya bawa pesanan kue mereka, itulah sebabnya kenapa saya lebih memilih berkeliling," tambahnya. Yanti juga tidak merasa keberatan dengan pulsa yang menyambungkannya dengan para pelanggan dan pelaku usaha lainnya untuk bertukar informasi. Urusan operator, Yanti awalnya memakai salah satu produk Telkomsel namun berpindah ke operator lainnya.

"Sekarang saya pakai Mentari dan Esia, murah soalnya, Mentari untuk keluarga sedangkan Esia untuk berbisnis." Apa alasan Yanti pindah operator, "pokoknya nyari yang murah biar aman dan nyaman deh," tambah Ibu yang berharap bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga ke perguruan tinggi. LN

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel