Akmal Nasery Basral, Penulis Novel Sang Pencerah Ternyata Seorang Petualang Gadget

24 Apr 2012 15:00 8877 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Akmal Nasery Basral. Mungkin nama ini kurang familiar di telinga Anda. Namun, Anda tentu saja tahu mengenai novel Sang Pencerah yang bercerita tentang kehidupan Kyai Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah. Pada tahun 2011, Hanung Bramantyo pun sempat memfilmkan Sang Pencerah tersebut, dan meraup keuntungan yang tak sedikit.

Akmal Nasery Basral. Mungkin nama ini kurang familiar di telinga Anda. Namun, Anda tentu saja tahu mengenai novel Sang Pencerah yang bercerita tentang kehidupan Kyai Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah. Pada tahun 2011, Hanung Bramantyo pun sempat memfilmkan Sang Pencerah tersebut, dan meraup keuntungan yang tak sedikit. Kehidupan seorang Akmal Nasery Basral dengan gadget ternyata cukup menarik.

Seorang Akmal Nasery Basral mengaku memiliki beberapa jenis gadget. Gadget pertamanya sebuah handphone merek Siemens. Handphone tersebut dibelinya pada tahun 1994. Alasannya membeli handphone Siemens kala itupun sederhana, Bentuknya tipis untuk ukuran saat itu, dibandingkan Motorola yang setebal 'bantal', ujarnya kepada Plimbi sembari tersenyum. Akmal Nasery Basral mengatakan bahwa dia kurang mengingat dengan jelas seri dari handphone Siemens tersebut. Handphone tersebut menemaninya cukup lama. Kala itu, dia masih berprofesi sebagai wartawan di majalah mingguan Gatra. Pada tahun 1996, handphone Siemens tersebut dilego oleh Akmal. Alasannya sederhana, Akmal mengaku pada tahun 1995 sempat membeli handphone merek Philips. Dan, memiliki dua buah handphone ternyata sesuatu yang berlebihan bagi seorang Akmal Nasery Basral.

Meskipun demikian, Akmal Nasery Basral enggan dianggap sebagai orang yang suka berganti gadget. "Setelah itu, Philips saya pakai sekitar 5 tahun", jelasnya. Akmal pun berganti memakai handphone merek Nokia pada tahun 2000. Handphone ini menemaninya hingga tahun 2008 dan berganti menggunakan handphone BlackBerry. Dalam selang waktu antara 2000-2008, ternyata Akmal pun ditemani handphone lain, yakni sebuah handphone LG CDMA yang diakuinya didapat dari kantor. Dan, kini tiga unit gadget selalu menemani seorang Akmal Nasery Basral, yakni sebuah BlackBerry, handphone Nexian Batman dan iPad 2.

Dia mengatakan, memilih menggunakan BlackBerry agar mudah untuk berkomunikasi. Dengan BlackBerry, dia bisa langsung berinteraksi melalui jaringan BBM. Sedangkan untuk Nexian Batman, diakuinya handphone ini sebagai handphone yang tahan banting. Dan, untuk pekerjaan 'heavy duty' Akmal memilih menggunakan iPad 2. Petualangan Akmal Nasery Basral dengan gadget pun dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang lucu dan berkesan. Kejadian pertama adalah ketika Akmal ditugaskan oleh kantornya kala itu, Majalah Gatra, untuk meliput kematian Dody Al Fayed dan Lady Diana di Inggris. "Karena persiapan mepet, sekretariat redaksi bilang saya bisa gunakan gadget sendiri, Philips kuning itu untuk melaporkan langsung dan wartawan di Jakarta yang mengetikkan". Namun karena keasyikan, Akmal pun menggunakan handphone tersebut untuk aktivitas non-kantor lain.

Alhasil, tagihan telepon pada bulan itupun membengkak. "Tagihan membengkak sampai 5 juta lebih", kata Akmal. Dan, dari jumlah tersebut, 2 juta rupiah harus menjadi tanggungan pribadinya. Tentu saja jumlah tersebut bagi Akmal yang waktu itu masih merupakan staf redaksi biasa sangatlah besar. Mengenai pemilihan operator telepon, Akmal Nasery Basral termasuk orang yang banyak bergonta-ganti nomor. Alasan yang dikemukakannya sederhana, yakni permasalahan coverage. Dia mengatakan, coverage menjadi hal yang penting, karena hingga tahun 2010 Akmal masih berprofesi sebagai seorang wartawan. Tepatnya di Majalah Tempo. Dengan profesi tersebut, tak jarang Akmal harus menjelajah ke daerah-daerah terpencil atau ke luar negeri dengan tingkat keamanan yang minim. Berbagai operator pernah dicoba oleh Akmal Nasery Basral. Dari operator Indosat, Telkomsel hingga XL. Mengenai operator, Akmal mengaku pernah mengalami pengalaman yang unik.

Tepatnya pada Februari 2011, Akmal pernah mengunjungi daerah Entikong, sebuah kecamatan di Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Entikong, handphone Nexian Batman yang menggunakan nomor XL miliknya tiba-tiba menerima SMS. Beginilah isi SMS tersebut, "Welcome to Malaysia, you get bla ... bla ... bla ... if you use Cellcomm Malaysia to call to Indonesia". Hal ini tentu cukup mengherankan, mengingat saat itu Akmal masih berada di wilayah NKRI. "Saya kaget. Kok masih di wilayah Indonesia bisa diintervensi sinyal Malaysia begitu?" pikirnya. Tak berapa lama setelah itu, handphone Nexiannya pun kembali menerima pesan lain, "Selamat datang di Indonesia kembali.

Anda menggunakan XL dst ... dst ... dst ...", tutupnya. Selain menuliskan novel Sang Pencerah, Akmal Nasery Basral juga menelurkan beberapa karya sastra lain. Dari buku berjudul Naga Bonar (jadi) 2, Imperia, Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku, Presiden Prawiranegara: Kisah 207 Hari Syafruddin Prawira Negara Memimpin Indonesia, Batas: Antara Keinginan Dan Kenyataan, Selasar Kenangan hingga novel terbarunya berjudul Anak Sejuta Bintang yang merupakan biografi Aburizal Bakrie. [IB]

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel