Sekolah Alam Indonesia (SAI) berdiri pada tahun 1998 digagas oleh Bapak Lendo Novo. Berawal dari keprihatinan dan kekhawatirannya melihat fenomena sistem pendidikan di Indonesia yang lebih menitikberatkan pada kuantitas dan mahal. Lendo Novo berupaya mencari alternatif pendidikan untuk anak bangsa yang tidak menekan dan menyenangkan, maka berdirilah sekolah alam. Tahun 2005, sekolah ini dikukuhkan menjadi Sekolah Alam Indonesia berbasis komunitas orang tua dan merupakan sekolah alam pertama di Indonesia.
Kurikulumnya berbasis alam diliputi tiga konsep tajam yaitu Konsep Akhlak, Konsep Leadership dan terakhir Konsep Logika Berpikir yang memiliki tradisi yang unik yaitu teori spider web, integrasi suatu hal dan berkembang pada hal yang lain. Bahwa setiap siswa dibina dengan kelekatan akhlak dan budi luhur yang berkarakter dengan jiwa pemimpin (paling tidak untuk dirinya sendiri) sehingga mental tersebut akan menstimulusnya untuk selalu belajar dari sebuah hal kepada hal yang lainnya dimulai dengan karakter diri yang bermanfaat bagi sosialnya.
Untuk mengembangkan dan mengukuhkan tiga konsep sekolah alam tersebut, maka diperlukan integritas antara SAI dan orang tua. Hal tersebut dikarenakan betapa bertanggung jawabnya orang tua terhadap pembentukkan karakter putra putrinya, sedangkan sekolah dan guru hanya sekedar fasilitas yang bisa mengarahkan.
Menariknya, SAI menempatkan orang tua bukan sebagai client tapi sejajar dengan Yayasan dan SAI. Setiap kelas akan terdapat dua Dewan Syuro atau Dewan Kelas yang terdiri dari para orang tua, fungsinya seperti koordinator para orang tua dengan harapan mengukuhkan visi-misi komunitas yakni mengintegrasikan pendidikan antara orang tua dan sekolah.
Karena komunikasi sangat penting, maka mading di SAI telah terpampang sebuah informasi dan teknis berkomunikasi antar Dewan Syuro dan anggotanya. Teknis itu berupa bagaimana cara berkomunikasi memakai CDMA Flexi dari Telkom dan keterangan pulsa yang dibutuhkan dalam perbulannya demi kelangsungan komunikasi antar komunitas. Bahkan 65 orang guru SAI memanfaatkan Telkom Flexi untuk berkomunikasi, hanya saja member komunitas tidak seluruhnya memakai operator yang sama.
Menurut Hudori AZ selaku Kepala Sekolah SAI mengungkapkan bahwa kesulitan antar komunitas dikarenakan terhambatnya komunikasi dan itu lazim karena bagian dari dinamika berkomunikasi. Meskipun begitu, berkomunikasi antar komunitas tetap diupayakan karena komunitas ini memiliki beragam kegiatan parenting dan family gathering yang rutin diadakan tiap semester demi membentuk pendidikan dan pembinaan anak di rumah dan sekolah yang selaras.
Ada 413 siswa yang orang tuanya tergabung pada Komunitas Sekolah Alam Indonesia, tidak hanya Jakarta, komunitas ini melebar di beberapa wilayah seperti Bandung, Tegal, Palembang. Sesekali diselenggarakan event silaturahmi semua Komunitas SAI. Untuk memudahkan berkomunikasi, kawanan komunitas ini perlahan menjadi member Paseban agar komunikasi antar anggota agar tetap terjalin dan lebih terintegrasi . LN