Mengenal Teleskop Luar Angkasa Spitzer dan Hasil Penemuannya

3 May 2013 19:30 3862 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Peralatan terpenting dalam dunia ilmu astronomi, yakni Teleskop (Terorpong). Kegunaannya menjadi instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik serta sekaligus membentuk citra (image) dari benda yang sedang diamati. 

Peralatan terpenting dalam dunia ilmu astronomi, yakni Teleskop (Terorpong). Kegunaannya menjadi instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik serta sekaligus membentuk citra (image) dari benda yang sedang diamati. Tentunya kita sudah mengenal mengenai Teleskop luar angkasa yang termasuk dalam jajaran peralatan Observatorium angkasa. Salah satunya yang terkenal adalah Teleskop luar angkasa Spitzer. Seperti apa Teleskop ini dan apa saja hasil penemuannya yang didapat?

Teleskop luar angkasa Spitzer awalnya disebut dengan nama Space Infrared Telescope Facility (SITF) yang berarti Fasilitas Teleskop Inframerah Luar Angkasa. Ini adalah sebuah observatorium angkasa inframerah dan merupakan salah satu Observatorium Besar NASA yang ke-empat dan juga terakhir. Nama Spitzer akhirnya dipakai untuk menghormati Lyman Spitzer, salah satu ilmuwan terbesar yang hidup pada abad 20. Spitzer adalah orang yang pertama kali mengusulkan untuk penempatan satu teleskop besar di luar angkasa pada tahun 1946. Teleskop luar angkasa Spitzer diperkirakan bernilai US$ 800 juta, dan peluncuran perdananya dilakukan di Cape Canaveral Air Force Station, dengan menumpang padaroket Delta II 7920H ELV. Tepatnya adalah pada hari Senin, 25 Agustus 2003 pukul 13:35:39 UTC-5 (EDT).

Teleskop luar angkasa Spitzer ini mengikuti orbit yang sebenarnya bisa dibilang agak ganjil, yakni heliosentrik bukan orbit geosentrik. Teleskop ini bergerak mengikuti serta menjauh dari orbit Bumi kira-kira 0,1 satuan astronomi per tahun, dan inilah yang disebut dengan orbit "mengikuti bumi". Tugas yang berat dari Spitzer membuat Teleskop ini banyak dilengkapi fasilitas dan fitur mumpuni. Cermin utamanya memiliki diameter hingga 85 cm, f/12 yang secara khusus terbuat dari berilium, yakni salah satu unsur kimia yang mempunyai simbol Be serta nomor atom.

Unsur bahan tersebut kemudian didinginkan pada suhu 5,5 Kelvin. Observatorium tersebut terdiri dari tiga instrumen, diantaranya IRAC (Infrared Array Camera), IRS (Infrared Spectograph) dan MIPS (Multiband Imaging Photometer for Spitzer). Dengan fasilitas tersebut sekiranya alat ini dapat melakukan pencitraan astronomis serta fotometri dari 3 sampai 180 mikrometer, spektroskopi dari 5 sampai 40 mikrometer, dan spektrofotometri dari 5 sampai 100 mikrometer. Kemampuan inilah yang membuat NASA bangga akan Observatorium miliknya.

Teleskop luar angkasa Spitzer memiliki diameter 0.85 m (2 ft 9 in), massa 950 kg dan panjang fokus 10,2 m. Meskipun dimiliki oleh NASA, namun pengembangannya dilakukan oleh Lockheed Martin Ball Aerospace.

 

Baca juga :

                5 Fakta Menakjubkan Soal Luar Angkasa

                Jajal Gaming dengan Acer Predator G6

 

Dengan kecanggihan teknologi yang ada pada Teleskop luar angkasa Spitzer, apa saja hasil yang didapat? Tentu saja ada cukup banyak, diantaranya adalah gambar foto gelombang kejut bintang Zeta Ophiuchi. Telekop Spitzer milik NASA tersebut berhasil mengambil gambar inframerah gelombang debu itu. Dinyatakan bahwa gelombang kejut tersebut mampu mendorong debu antariksa serta menyebabkan debu-debu berbentuk menyerupai busur panah. Inilah yang membuatnya disebut dengan nama Bow Shock (kejutan busur).

Hasil lain dari Teleskop luar angkasa Spitzer adalah mengenai pengungkapan galaksi tersembunyi Maffei 2. Perlu Anda ketahui bahwa galaksi ini sebenarnya hampir tidak dapat dilihat dengan teleskop optik biasa. Terdapat awan debu tebal yang ada pada galaksi Bima Sakti sehingga menghalangi pandangan sampai 99,5 persen untuk melihat galaksi itu. Meski susah diketahui, Teleskop Spitzer berhasil menembus dan sanggup menampilkan galaksi tersebut.

Penemuan galaksi Maffei 2 ini sempat ramai diberitakan media massa dan penampilannya dianggap sangat indah. Astronom pertama yang mengetahui tentang keberadaan galaksi Maffei dan Maffei 2 adalah Paolo Maffei. Awalnya ia menemukan titik misterius pada plat fotografi infra merah pada tahun 1968. Teleskop luar angkasa Spitzer dengan luar biasa menunjukkan bahwa galaksi Maffei 2 memiliki struktur yang dianggap tidak lazim. Salah satu contohnya adalah garis tebal pada bagian tengah serta lengan spiral asimetris yang membuat astronom cukup kerepotan meneliti, serta akhirnya menjelaskan mengapa galaksi itu memiliki “ledakan bintang” pada bagian intinya.

Hasil penemuan dari Teleskop Spitzer yang juga tidak kalah menarik adalah pencitraan Planet 55 Cancri E. Planet ini dikenal sebagai sebuah planet ekstrasolar berukuran dua kali lebih besar dari Bumi serta memiliki massa delapan kali massa Bumi. Teleskop luar angkasa Spitzer bisa langsung menangkap cahaya planet ini. Setelahnya, penelitian dilakukan dan hasilnya disimpulkan bahwa planet 55 Cancri E ini terdiri dari kandungan karbon (grafit dan berlian), slikon, besi, serta beberapa silikat. Planet 55 Cancri E juga merupakan salah satu planet dalam tata surya yang panas suhunya bisa mencapai sekitar 4000 derajat Fahrenheit atau sama dengan 2.204 derajat Celcius. [ALX]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel