Studi Menunjukkan Pesan Teks Cenderung Lebih Banyak Digunakan untuk Berbohong

22 Feb 2012 15:00 2934 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Menurut peneliti Sauder School of Business, University of British Columbia, pesan teks seperti SMS, IM atau komunikasi berbasis teks lainnya, menyebabkan orang menjadi lebih licik dan berbohong bila dibandingkan dengan mode komunikasi lainnya.

Menurut peneliti Sauder School of Business, University of British Columbia, pesan teks seperti SMS, IM atau komunikasi berbasis teks lainnya, menyebabkan orang menjadi lebih licik dan berbohong bila dibandingkan dengan mode komunikasi lainnya. Studi tersebut membandingkan level berbohong yang digunakan orang melalui berbagai media, mulai dari pesan teks hingga interaksi tatap muka.

"Metode masyarakat berkomunikasi saat ini telah tumbuh menjadi berbagai metode, dari Twitter hingga Skype", kata Sauder Assoc. Prof Ronald Cenfetelli, salah satu dari peneliti menyatakan bahwa "Sebagai platform komunikasi online baru, penting untuk mengetahui risiko yang mungkin dimilikinya."

"Hasil kami mengkonfirmasi bahwa teknologi yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi lebih ‘anonim,’ semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi sedikit mengenyampingkan masalah moral," kata Sauder Prof. Karl Aquino, yang juga salah satu peneliti.

Penelitian ini melibatkan 170 mahasiswa melakukan transaksi saham berpura-pura melalui empat cara: tatap muka, dengan video, komunikasi melalui audio atau pesan teks. Peneliti memberikan insentif berupa uang tunai hingga $50 untuk meningkatkan keterlibatan peserta dalam bermain peran. Broker dijanjikan hadiah uang tunai untuk meningkat penjualan saham lebih banyak, sedangkan pembeli diberitahu bahwa jumlah hadiah uang tunai mereka akan bergantung pada nilai saham tersebut.

Broker dibekali informasi bahwa saham itu telah dicurangi untuk kehilangan setengah dari nilainya. Pembeli diberitahu tentang informasi ini setelah transaksi penjualan pura-pura dilakukan, dan diminta untuk melaporkan apakah broker melakukan penipuan untuk menjual saham mereka.

Para peneliti kemudian menganalisa bentuk komunikasi mana yang mengarah pada penipuan lebih banyak. peneliti menemukan bahwa pembeli yang menerima informasi melalui pesan teks, 95% persen lebih banyak melaporkan penipuan daripada jika mereka telah berinteraksi melalui video, 31% lebih banyak jika dibandingkan dengan tatap muka, dan 18 persen lebih banyak jika interaksi itu melalui chatting suara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berkomunikasi dengan video mempertinggi kesadaran broker yang diteliti, dan mendorong mereka untuk menggunakan taktik penjualan yang tidak jujur, yang disebut spotlight effect.

"Berdasarkan hasil ini, orang yang berbelanja online melalui situs seperti eBay harus mempertimbangkan untuk meminta penjual agar berbicara melalui Skype, hal ini untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan informasi dengan cara yang paling dipercaya,” kata Cenfetelli yang mempelajari interaksi manusia-komputer di divisi Sauder’s Management Information Systems.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa orang yang ditipu melalui media seperti pesan teks, akan lebih marah daripada mereka yang ditipu melalui media seperti video chat.

Pelajaran yang bisa diambil dalam bidang bisnis adalah bahwa konferensi video atau interaksi langsung mungkin lebih baik daripada komunikasi pesan teks, jika perusahaan yang bersangkutan memperhatikan tentang bagaimana pelanggan dapat bereaksi terhadap informasi yang diberikan. [RY]

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel