Teknologi Handphone Terbaru sebagai Alat Pendeteksi Udara Beracun dan Diagnosis Kesehatan

25 Feb 2012 14:00 5424 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Bagaimana jika Anda bisa menggunakan handset untuk menguji apakah udara beracun? Bagaimana jika Anda bisa memantau kesehatan Anda hanya dengan bernafas ke *handset* Anda? Kedengarannya luar biasa bukan? Teknologi Nanosensor yang dikembangkan oleh NASA Ames Research Center akan membuat teknologi handphone terbaru ini menjadi kenyataan.

Bagaimana jika Anda bisa menggunakan handset untuk menguji apakah udara beracun? Bagaimana jika Anda bisa memantau kesehatan Anda hanya dengan bernafas ke handset Anda? Kedengarannya luar biasa bukan? Teknologi Nanosensor yang dikembangkan oleh NASA Ames Research Center akan membuat teknologi handphone terbaru ini menjadi kenyataan.

Jing Li, seorang scientist dari NASA Ames, telah bekerja selama bertahun-tahun menciptakan teknologi handphone terbaru yang akan menjadi aksesori ponsel terbaik sepanjang masa. Ini adalah chip kecil (seukuran perangko) yang menjadi rumah bagi 32 nanosensor bars. Setiap bar terdiri dari material berstruktur nano yang berbeda. Karena setiap sensor bar unik dan dapat merespon bahan kimia yang berbeda dengan cara yang berbeda, memungkinkan untuk tidak hanya membedakan antara mereka tetapi juga untuk memantau tingkat relatif mereka, secara real time.

Nanosensor hasil perkembangan terbaru Nasa, yang terlihat mendekati fase siap diproduksi secara masal, ini berupa perangkat kecil yang melekat pada sebuah smartphone. Kabar yang menggembirakan adalah pembuatan teknologi handphone terbaru ini memiliki ide untuk diembangkan dalam versi murah sehingga konsumen mampu untuk memilikinya.

Teknologi handphone terbaru nanosensor ini pada awalnya dikembangkan oleh NASA Ames untuk aplikasi ruang angkasa, tentu saja karena ini adalah NASA. Penggunaan pertama adalah untuk pemantauan kebocoran bahan bakar di area peluncuran pesawat luar angkasa. Teknologi ini sudah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional sejak tahun 2008, untuk memantauan kualitas udara dan memeriksa formaldehida (Senyawa kimia yang juga disebut metanal atau formalin. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya) di udara. Namun kini teknologi ini dibawa "kembali ke bumi.”

Chip ini hanya membutuhkan daya 5 milliwatts, yang berarti sama sekali tidak berpengaruh terhadap borosnya baterai. Pada tes Nasa, sensor bisa digunakan pada smartphone selama 8 jam penuh.

Penggunaan potensial dari teknologi handphone terbaru ini yang paling menarik adalah, chip ini bisa mendiagnosa dan memantau kondisi medis manusia. Misalnya, untuk pasien diabetes ada korelasi langsung antara tingkat aseton dalam napas dan tingkat gula dalam darah mereka. Selain itu juga untuk mendeteksi korelasi antara nitrous oxide dan kanker paru-paru. Anda tinggal bernapas pada ponsel, dan chip ini bisa memberikan peringatan dini yang Anda butuhkan.

Pengembangan lebih lanjut atas teknologi handphone terbaru ini, yang sedang digarap, adalah chip ini akan mampu mendeteksi carbon monoxide, chlorine, ammonia, dan methane. [RY]

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel