Revolusi Arsitek Dalam Pembangunan Gedung Pencakar Langit Dengan Material Karbon Fiber

13 Mar 2013 08:00 4971 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Ada beberapa insinyur yang masih mengembangkan beton untuk bahan dasar bangunan, ada juga yang telah memikirkan jauh lebih modern untuk menggantikan bahan dasar bangunan dari beton ke komposit karbon fiber. Dengan berat yang sama, material super kuat ini memberikan struktur yang kuat pada kendaraan balap dan pesawat jet.

Kejadian aksi terorisme yang hampir tidak terlupakan adalah aksi dibombardirnya menara WTC oleh dua buah pesawat penumpang yang dibajak. Hal ini merupakan ancaman bagi para pendesain dan penghuni gedung-gedung pencakar langit. Gelombang kejut yang dihasilkan dari runtuhnya gedung WTC ini membuat orang-orang khawatir dengan membuat gedung-gedung pencakar langit tandingan, semua kekhawatiran ini hampir terjadi di seluruh pelosok dunia. Namun ternyata, aksi serangan yang mengakibatkan kehancuran total ini tidak menghambat pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit di bumi. Kenyataannya, gedung pencakar langit memiliki kecepatan pertumbuhan yang tidak terprediksi sejak kejadian 9/11. Semenjak 11 September 2011 manusia berlomba-lomba membuat gedung tertinggi hingga rekor gedung tertinggi dipegang dengan ketinggian 377 meter. Sebuah tipe bangunan telah lahir, melahirkan tantangan yang baru dan meraih menuju tujuan yang baru. Bangunan seperti ini sudah dikategorikan sebagai gedung super tinggi.

Secara teknis, kategori gedung super tinggi yang telah didefinisikan oleh Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Daerah Urban merupakan gedung yang memiliki ketinggian minimal 300 meter atau 984 kaki. Hal ini termasuk gedung Empire State yang memiliki ketinggian 380 meter. Bahkan Gedung Empire State ini telah bisa dikategorikan sebagai gedung super tinggi sebelum ditemukan istilah tersebut. Dua menara gedung World Trade Center yang mulai didirikan pada tahun 1966, meraih ketinggian sebesar 1368 dan 415 meter. Namun, hanya dalam kurun waktu 15 tahun para arsitek dan insinyur mulai melihat bangunan super tinggi merupakan bangunan yang memiliki kategori baru dengan berbagai tantangan dan kesempatan yang diciptakannya. Sebuah firma mengambil kesempatan memimpin revolusi arsitektur ini dan mendefinisi ulang batas-batas arsitektur, rekayasa dan konstruksi. Skidmore, Owing dan Merrill atau SOM, adalah perusahaan yang sangat terkenal dengan karya yang dihasilkannya yaitu Burj Khalifa. Bangunan ini hingga sekarang masih memegang rekor sebagai gedung tertinggi di dunia. Namun perusahaan ini tidak cukup puas dengan rating mereka sebagai pemegang rekor gedung tertinggi. SOM ingin selalu memecahkan rekor ini. Dengan klien yang tepat, mereka optimis dapat membangun gedung setinggi 1 mile.

Apa yang membuat perusahaan ini memiliki kepercayaan diri yang tinggi? Sebuah proses yang membangun pondasi dari semua proses rumit dalam industri ini. Semua dimulai dari sebuah ide, dan sketsa tradisional dan evaluasi desain masih merupakan metode yang penting dari arsitektur. Namun ketika sketsa ini berevolusi menjadi bangunan super tinggi, langkah berikutnya adalah mengkaji apakah sktesa yang telah dibuat dapat direalisasikan. Printer 3D SOM mencetak lusinan dan lusinan model dari masing-masing desain yang telah dibuat, menempelkan sensor-sensor pada model tersebut dan menaruhnya di terowongan angin sehingga dapat dengan cepat diketahui dimana saja titik kelemahan bangunan. Setelah didapatkan hasil pemindaian maka dievaluasi dan didesain ulang lagi di papan dengan cara konvensional, kolaborasi antara teknologi dan imajinasi telah membuat manusia melewati batasnya melebihi apa yang dibayangkan sebelumnya. Kunci utamanya adalah riset dan riset, SOM tidak asing lagi dengan ide-ide radikal yang dibuat oleh pada arsitek dan insinyurnya.

Ada beberapa insinyur yang masih mengembangkan beton untuk bahan dasar bangunan, ada juga yang telah memikirkan jauh lebih modern untuk menggantikan bahan dasar bangunan dari beton ke komposit karbon fiber. Dengan berat yang sama, material super kuat ini memberikan struktur yang kuat pada kendaraan balap dan pesawat jet. Namun penggunaan karbon fiber untuk bahan dasar bangunan harus dikaji lebih lanjut oleh para ilmuwan. Bukan saja material ini yang sangat mahal, namun memiliki banyak kelebihan seperti beratnya yang sangat ringan. Orang-orang sudah terbiasa bahwa ruangan yang solid dan konkroit berarti berdinding tebal dan memiliki besi yang besar-besar sebagai penopangnya. Namun jika bangunan dibangun dari karbon fiber maka bangunan ini terlihat jauh lebih tipis meskipun sama-sama kuatnya, orang-orang akan menjadi sangat khawatir karena merasa berpijak pada sebidang seng.

Sejalan dengan semakin populer dan menjamurnya gedung super tinggi, ide-ide baru yang revolusioner dan berbahaya seperti ini akan semakin lama semakin berkembang. Kejadian 9/11 tidak membatasi keberanian dan kenekatan para insinyur dan arsitek untuk menancapkan bangunan-bangunan super tingginya. Hal ini merupakan revolusi arsitektur secara besar-besaran. Pada tahun 2017 akan dibangun Kingdom Tower di Jeddah, Saudi Arabia yang ditangani oleh perusahaan konstruksi kelas dunia yaitu SOM dengan ketinggian 1 kilometer. Mungkin ini merupakan pertanda pertumbuhan manusia. Kecepatan pertumbuhan manusia hampir selalu secara eksponensial dan satu-satunya cara untuk mendapatkan tempat tinggal adalah mengarah ke atas. Kabar baiknya, para arsitektur sudah siap dengan tantangan-tantangan untuk menghadapi populasi manusia yang terus membludak beserta masalah yang dibawanya.

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel