Berobsesi Jual Pulsa Jalan Kaki Kuta-Jakarta

31 Mar 2011 12:27 6045 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Nurkholish (40), seorang pedagang pulsa keliling yang menyandang ketunaan karena kakinya terserang polio sejak kecil, memiliki obsesi berjalan kaki dari Kuta, Kabupaten Badung, Bali, ke Jakarta sambil menjajakan dagangan pulsa.

Denpasar (Antara Bali) - Nurkholish (40), seorang pedagang pulsa keliling yang menyandang ketunaan karena kakinya terserang polio sejak kecil, memiliki obsesi berjalan kaki dari Kuta, Kabupaten Badung, Bali, ke Jakarta sambil menjajakan dagangan pulsa.

"Tapi untuk mewujudkan itu, banyak yang harus saya pikirkan, khususnya menyangkut kebutuhan anak istri selama saya tinggal pergi," kata Nur saat ditemui ANTARA di Denpasar, Minggu.

Nur yang lahir di Jepara, Jateng, ini merupakan salah satu dari dua pedagang pulsa keliling di kawasan pantai dan lokasi hiburan di kawasan Kuta. Pedagang lainnya adalah Wayan Suarnata yang sama-sama terkena polio dan sahabat Nur.

Obsesi ayah dua anak yang pernah sukses menjadi pengusaha mebel, namun kemudian bangkrut itu bukan semata-mata mengejar untung dan pembeli. Dia ingin memberikan semangat kepada seluruh masyarakat, khsusnya kalangan penyandang ketunaan untuk tetap memiliki semangat hidup, meskipun secara fisik tidak seperti manusia normal.

"Saya berharap, apa yang saya lakukan nantinya bernilai bagi orang banyak. Mengenai motivasi ini, saya banyak belajar dari sahabat saya Wayan Suarnata," kata lelaki yang omzet penjualan mebelnya pernah mencapai Rp350 per pekan sebelum kemudian bangkrut karena ditipu orang.

Ia mengemukakan, saat ini sudah ada beberapa pihak yang mendukung obsesinya tersebut. Namun, Nur sadar bahwa petualangannya akan sangat berat. Apalagi dirinya berjalan menggunakan kruk sehingga tidak leluasa bergerak jika ada sesuatu.

"Salah satu yang saya pikirkan adalah bagaimana kalau melewati hutan-hutan di Jawa. Soalnya menurut perkiraan saya, seharian belum tentu bisa keluar dari hutan dengan berjalan kaki. Ini menyangkut keamanan juga," katanya.

Namun demikian, ia berkeyakinan bahwa setiap ada keinginan pasti ada jalan. Apalagi dirinya yang pernah lontang lantung di berbagai kota setelah usahanya ditipu orang, ternyata bisa bangkit dengan berdagang pulsa keliling untuk kalangan wisatawan.

Wayan sendiri sangat mendukung obsesi sahabatnya itu. Wayan selama ini selalu memberikan dukungan moral bagi Nur yang selama awal-awal berada di Bali, Nur hanya bisa menangis meratapi hidupnya yang sempat kelam.

"Pokoknya saya dukung. Dulu Nur ini kerjanya seharian hanya menangis saat saya temui menggelandang di Terminal Ubung, Denpasar. Sekarang dia sudah bisa bangkit dengan berjualan pulsa ini," kata Wayan yang lahir dan besar di Ubud, Kabupaten Ginayar, ini.(*) (Berita Antara)

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel