Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau yang biasa disebut Artificial Intelligence (AI) telah berkembang pesat dan telah digunakan diberbagai bidang. Kehadiran Artificial Intelligence (AI) berdampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Tentunya dampak yang dirasakan dan diterima oleh manusia tidak hanya dampak positif saja, tetapi juga terdapat dampak negatif pula. Salah satu dampak negatif yang sering dijumpai adalah kebocoran informasi, penipuan, penyalahgunaan identitas, penyebaran informasi palsu, pencemaran nama baik, dan lain sebagainya. Dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan tersebut, muncul fenomena deepfake. Deepfake adalah sebuah teknologi kecerdasan buatan atau yang yang biasanya digunakan untuk menciptakan suatu video, foto atau audio palsu yang sangat meyakinkan, dengan cara wajah atau suara seseorang diganti dengan wajah atau suara orang lain. Deepfake sering kali digunakan untuk tujuan hiburan, pendidikan dan eksperimen teknologi. Akan tetapi, keberadaan deepfake sering kali berkaitan dengan dampak negatif yang telah dijelaskan sebelumnya. Tentunya deepfake akan sangat berbahaya jika disalahgunakan. Maka dari itu, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang apa itu deepfake, bagaimana cara kerja deepfake, contoh dan dampaknya, cara mengenali deepfake, dan juga hukum serta regulasi tentang deepfake di Indonesia. Mari simak bersama-sama!
Apa Itu Deepfake?
Deepfake adalah teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang digunakan untuk memanipulasi video, foto atau audio untuk membuat konten yang membuat seseorang terlihat atau terdengar melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak dilakukan dengan cara memanipulasi wajah atau suara seseorang dalam suatu konten seperti video, foto, atau audio. Deepfake berasal dari kata “Deep Learning” dan “fake”, yang mengarah pada teknik pembuatannya yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi deep learning. Deepfake pertama kali muncul pada tahun 2017 dan terus berkembang hingga kemampuannya semakin canggih dalam menghasilkan konten yang mengubah wajah dan suara seseorang menjadi lebih realistis. Perkembangan deepfake juga memberikan dampak yang buruk bagi berbagai aspek kehidupan, seperti kebocoran informasi, penipuan, penyalahgunaan identitas, penyebaran informasi palsu, pencemaran nama baik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan deepfake ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Cara Kerja Deepfake
Deepfake menggunakan algoritma deep learning yang mampu mamahami wajah dan ekspresi seseorang dari berbagai sudut yang memungkinkan untuk menciptakan konten rekayasa atau palsu yang sangat meyakinkan. Proses pembuatan deepfake melibatkan dua metode, yaitu sebagai berikut.
1. Deep Neural Networks (DNN)
Deep Neural Networks (DNN) merupakah jaringan saraf buatan yang terdiri dari lapisan-lapisan kompleks yang menjadi dasar dalam pembuatan deepfake. Konsep DNN digunakan dalam pembuatan deepfake dengan memanfaatkan teknologi machine learning yang dapat menggabungkan wajah seseorang kedalam suatu video. Pembuatan diawali dengan mengumpulkan data wajah target melalui video sumber. Kemudian algoritma deep learning akan melatih model neural networks untuk mereplikasin ekspresi wajah serta gerakan bibir dan mata dengan akurat. Proses ini membutuhkan waktu yang panjang dan volume data yang sangat besar. Kemudian, model yang telah dilatih dapat menyisipkan data wajah yang dimiliki ke dalam video lain.
2. Generative Adversarial Networks (GANs)
Generative Adversarial Networks (GANs) merupakan sebuah model machine learning yang terdiri dari generator dan discriminator. Generator memiliki tugas untuk menciptakan data baru yang mendekati data asli, sedangkan discriminator berlatih untuk membedakan data yang asli dengan data yang palsu. Generator dan discriminator bersaing dalam menciptakan tingkat realisme konten yang dihasilkan.
Contoh Penggunaan dan Dampak Deepfake
- Contoh Penggunaan dan Dampak Positif Deepfake
Deepfake biasa digunakan di industri perfilman untuk menciptakan efek yang lebih realistis. Pembuat film dapat menciptakan karakter fiksi dengan detail visual yang sangat meyakinkan dan realistis. Selain itu juga, deepfake dapat digunakan untuk memanipulasi atau menggantikan wajah seorang stuntment dengan wajah asli dari aktor yang berperan dalam suatu film tersebut.
- Contoh Penggunaan dan Dampak Negatif Deepfake
Dengan kecanggihan teknologi deepfake tentunya akan menimbulkan beberapa dampak negatif seperti kebocoran informasi, penipuan, penyalahgunaan identitas, penyebaran informasi palsu, pencemaran nama baik, memicu konflik sosial, hingga konflik yang merusak kestabilan sistem politik. Contohnya, beredar video presiden Indonesia yang ke-7 yaitu Bapak Presiden Joko Widodo yang fasih berbahasa mandari dalam video kenegaraan. Awalnya banyak orang yang menyimpulkan bahwa video tersebut, tetapi kemudian ditelusuri dan dikonfirmasi oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (kominfo) Republik Indonesia, bahwa video yang beredar tersebut adalah video yang disunting dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau deepfake.
Hukum dan Regulasi Tentang Deepfake di Indonesia
Di Indonesia sudah diatur hukum dan regulasi tentang penyebaran deepfake melalui dua undang-undang yaitu, Undang-Undang (UU) Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi dan Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Baru.
sumber gambar: infokomputer.com