Sukses Memasarkan Motor Listrik, Purna Jual Polytron Malah Bobrok

18 Sep 2024 09:10 57 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Malu sih Brand Besar tapi Purna Jual kalah sama Tukang Rongsok.

Polytron yang sekarang ini juga bermain di segmen motor listrik kembali meraup cuan yang tidak sedikit. Alasannya tidak lain dan tidak bukan karena mereka telah berhasil menjual belasan ribu unit motor listriknya yaitu seri Fox R dan S dengan skema sewa baterai.

Skema sewa baterai ini tentunya sangat diminati rakyat Indonesia karena konsumen tidak perlu memikirkan kondisi baterai yang merupakan komponen terpenting dan termahal dari sebuah motor listrik. Maksudnya tidak perlu memikirkan disini adalah konsumen tidak perlu pusing ketika baterai motor listriknya kenapa-napa karena selama masa sewa baterai, garansi baterai tetap berjalan.

Disinilah kita harus memberikan dua jempol untuk tim marketing Polytron, khususnya mereka yang mempromosikan motor listrik Polytron.

Namun, dibalik bersinarnya tim marketing Polytron, ada juga sisi gelap yang sampai saat ini membayangi brand kebanggaan rakyat Indonesia ini. Yaitu after sales yang ternyata tidak sekompeten tim atau divisi marketingnya.

Di grup Polytron sendiri sudah cukup banyak komplain soal layanan after sales atau purna jual Polytron. Namun yang mungkin paling parah penulis temukan adalah komplain dari seorang pembuat konten YouTube dengan nama kanalnya adalah Tacky Dudes.

Di kanalnya, om Tacky mengungkapkan keluh kesahnya ketika ingin membeli sparepart motor Fox R miliknya. Tidak adanya profesionalisme atau mungkin keanehan SOP dari CS Polytron dimulai ketika om Tacky menelepon pusat atau call center Polytron di domisili om Tacky kemudian meminta nomor telepon pusat servis di domisili yang sama.

Sayangnya, jawaban dari pusat servis Polytron tidak mengenakkan dan terkesan sangat tidak profesional, dan parahnya lagi tidak memberikan nomor telepon pusat servis di yang sesuai domisili. Padahal nomor telepon pusat servis itu kan nomor telepon yang seharusnya publik dan dapat dikontak oleh konsumen yang memiliki keluhan seputar produk. Tapi ini kok malah dirahasiakan dan disuruh datang sendiri ke pusat servisnya. Padahal tidak setiap konsumen ada waktu ke pusat servis. Apalagi bagi mereka yang jarak dari rumah ke pusat servisnya puluhan kilometer.

Ditambah lagi, setelah om Tacky datang ke pusat servis Polytronnya, part yang diinginkan ternyata tidak tersedia. Bayangkan kalau nomor telepot pusat servisnya diinfokan oleh Call Center Polytron sebelumnya. Kan om Tacky tidak perlu capek-capek bolak balik ke pusat servis yang jaraknya lumayan. Apalagi di posisi yang juga sedang bekerja.

Dari menyimak sampai situ saja, penulis ikut merasakan kekesalan yang mungkin dirasakan oleh om Tacky. Kok bisa brand sebesar Polytron punya Customer Service / Customer Care yang sejelek ini?

Tidak berhenti disitu, hal yang bikin kesal pun masih berlanjut. Yaitu ketika om Tacky melakukan pre-order atau pemesanan part yang harus menunggu. Berdasarkan apa yang disampaikan CS dari pusat servis Polytron setempat, part yang dipesan tersebut harus pre-order karena memang tidak tersedia di pusat servisnya. Berdasarkan pernyataan dari CS Polytron di pusat servis tersebut, pre-ordernya sendiri membutuhkan waktu sekitar dua minggu.

Disinilah awal atau titik yang mencerminkan CS Polytron saat ini. Saat om Tacky menghubungi CS Polytron via WhatsApp yang diberikan pusat servis tersebut setelah dua minggu sesuai estimasi ternyata sparepart yang dipesan belum sampai. Okelah, sampai sini masih dimaklumi karena mungkin ada keterlambatan beberapa hari. Tapi yang membuat penulis “WOGH” itu adalah sebuah fakta, ternyata dari Juli hingga September 2024 ini, sparepart yang dipesan tersebut tidak kunjung tiba. Apakah dikirimnya dari planet Mars?

Come on Polytron! Sebagai merek nasional yang sudah lama bertahan di Indonesia, masa pelayanan purna jual dan pelayanan customernya sebobrok itu? Bahkan PKL rongsok langganan saya masih lebih on time ketimbang Polytron.

Semoga saja kedepannya Polytron bisa berbenah menjadi lebih baik. Karena saya sebagai pengguna Fox S sekarang ada rencana upgrade ke Polytron Fox 500. Tapi kalau purna jual dan pelayanan konsumennya sebobrok ini, apa tidak lebih baik kembali ke motor bensin? Okelah harganya lumayan mahal dan bahan bakarnya juga jauh lebih mahal dibanding motor listrik. Tapi setidaknya bengkel ada dimana-mana, sparepart melimpah dan andaikan harus pre-order juga sepengalaman saya sampainya on time atau molor sedikit dari estimasi yang diberikan.

Oh iya, satu lagi tuh ada motor asal Singapura yang namanya ION Mobility. Itu juga salah satu merek motor yang kurang saya rekomendasikan karena layanan konsumennya yang sama-sama bobrok. Saya hubungi untuk test ride saja tidak ada balasan. Padahal sudah menghubungi via WhatsApp dan via Website.

 

Tags

About The Author

Buricak Burinyai 68
Expert

Buricak Burinyai

Seorang warga Bandung yang cinta Bandung, teknologi dan mantannya
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel