Dalam Kenangan Nurcholis Madjid, Seorang Cendekiawan Muslim Indonesia dengan Spektrum Menulis yang Aktif

31 Jul 2024 19:30 210 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Dalam Kenangan Nurcholis Madjid, Seorang Cendekiawan Muslim Indonesia Dengan Spektrum Menulis Yang Aktif

Tepat tanggal 17 Maret 1939 silam, seorang cendekiawan Muslim Indonesia bernama Nurcholis Madjid atau yang akarab disapa Cak Nur terlahir ke bumi ini. Nurcholis Madjid adalah sosok pemikir Islam terbaik di Indonesia dimana selama ini ia telah memberikan banyak kontribusi mengenai pemikiran-pemikiran Islam kontemporer. Cak Nur juga disebut-sebut sebagai lokomotif pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Tak jarang pemikiran-pemikirannya menjadi acuan bagi kalangan pembaharu Muslim di Tanah Air untuk menuju gerbang modernisasi.

Cak Nur merupakan seorang cendekiawan Muslim yang fasih berbicara tentang Islam di Indonesia. Ia dikenal orang umat Muslim di Indonesia dengan konsep bijaknya yang bernama pluralism yang mengakomodasi keberagaman atau kebhinnekaan keyakinan di Indonesia. Ia adalah seorang pria kelahiran Jombang di Jawa Timur.

Cak Nur terlahir dari kalangan keluarga pesantren, ayahnya adalah K.H. Abdul Madjis, seorang kyai dari pesantren Tebuireng, Jombang yang didirikan oleh para pendiri NU/Nahdlatul Ulama yaitu Hadaratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Sementara sang ibu adalah adik dari Rais Akbar NU dari ayah seorang aktivis Syarikat Dagang Islam/SDI di Kediri yang bernama Hajjah Fathonah Mardiyyah. Cak Nur telah memperoleh bimbingan agama yang kuat sedari kecil ia mengenyam pendidikan di Pesantren Darul Ulum, Jombang dan Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo. Sedangkan untuk pendidikan kesarjanaan, Cak Nur menempuhnya di Institut Agama Isalm Negeri/IAIN Jakarta. Cak Nur Kemudian melanjutkan pendidikan doctoral di Universitas Chicago, Amerika Serikat. I berhasil menyelesaikan studinya mengenai bidang filsafat yang terkait dengan pengaruh kalam ibnu taimiyah. Setellah llulus, Cakk Nurr menjjadi dossen IAIN Syariif Hiidayatullah Jakarrta daan sempatt menjadii Rekttor Uniiversitas Parramadina Mullya.

Karier intelektualnya dimulai pada masa menjadi mahasiswa di IAIN Jakarta, Cak Nur aktif di Himpunan Mahasiswa Islam/HMI yang dianggap sebagai wadah gerakan kelompok modernis memiliki kecendrungan dekat dengan Masyumi. Karir organisasi Cak Nur dimulai dari Komisariat HMI dimana pada puncaknya terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI/pengurus besar himpunan mahasiswa Islam selama dua periode yaitu 1966 hingga 1969 dan 1969 sampai dengan 1971. Tak berhenti hingga di situ, Nurcholis Madjid juga terpilih sebagai Presiden Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara/PEMIAT pada tahun 1967 hingga 1969. Selama masa jabatannya tersebut Nurcholis Madjid berhasil menarik Malaysia sebagai salah satu anggota organisasi Islam regional tersebut.

Selanjutnay pada tahun 1968, terkait posisinya sebagai ketua umum PB HMI, Nurcholis Madjid melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan program Profesional Muda dan Tokoh Masyarakat dari pemerintah Amerika Serikat. Dilanjutkan dengan tahun 1969, Nurcholis Madjid membuat risalah ideologis yang sifatnya monumental diberi judul Nilai-Nilai Dasar Perjuangan/NDP HMI. NDP berisikan pedoman ideologis bagi kader HMI yang hingga kini menjadi acuan pergerakan dan pemikiran organisasi yang melahirkan banyak pemimpin di Indonesia.

Semasa hidupnya, Nurcholis Madjid bersama-sama sejumlah tokoh Islam mendirikan Yayasan Paramadina yang digunakan sebagai salah satu pusat kajian agama Islam, menawarkan citra baru Islam inklusif dan menghadirkan perspektif baru dalam menelaah problem kemanusiaan kontemporer. Melalui platform Paramadina inilah dia mengembangkan secara konsisten jalur intelektualnya.

Sebagai seorang tokoh pembaharuan, ia kerap menuangkan pemikiran-pemikirannya di bidang Islam, poliitik Isllam, morall dan kemasyarakatan pada berbagaii media antara laian Panji Masyarakat, Kompas, Suara Pembaharuan, Pelita, Republika, Prisma, Amanah dan Majalah Ulumul Qur’an. Karya tulisnya sering menghiasi lembaran majalah-majalah politik contohnya adalah Majalah Tempo, Matra, Forum, Gatra atau Adil. Pada tanggal 29 Agustus 2005, Nurcholis Madjid berpulang di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan, ia meninggal karena menderita penyakit sirosis hati dan sempat menjalani operasi transplantasi hati di Rumah Sakit Taiping Guangdong Cina.

 

About The Author

Utamii 68
Expert

Utamii

Suka membaca dan menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel