Ponsel Pintar untuk Anak Harus Ada Pantauan dari Sekolah dan Orang Tua

26 Apr 2024 14:24 496 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Ponsel Pintar Untuk Anak Harus Ada Pantauan Dari Sekolah Dan Orang Tua

Orang tua harus berhati-hati ketika memutuskan akan memberikan anak-anak usia sekolah dasar dengan smartphone. Dimana di kota-kota besar hingga daerah pedesaan saat ini banyak orangtua yang memasrahkan anak-anak dengan memegang HP sepanjang hari.

Nampaknya mereka lebih percaya bahwa pengenalan teknologi digital kepada anak-anak tidak perlu dilakukan terburu-buru. Lantas bagaimana jika mata anak-anak terlanjur dekat dengan gadget ? Maka inilah saatnya orang tua perlu lebih sering menyisipkan pengetahuan dan mencoba memberikan pemahaman seputar literasi digital dengan kolaborasi bersama sekolah.

Alasan yang paling sering dijadikan sebagai kambing hitam dalam hal ini adalah agar mereka tidak ketinggalan zaman dan tetap bisa bermain game dengan smartphone di tangannya. Sedangkan alasan yang lain adalah orang tua bisa tenang mengerjakan pekerjaan lain seperti mengurus keperluan rumah tangga.

Apabila alasan utama kuatir anak-anak akan ketinggalan zaman terutama teknologi, sepertinya kamu perlu melihat para CEO di perusahaan teknologi besar seperti Google, Apple dan Hewlett Packard dalam mendidik anak-anak. Mereka justru menjauhkan anak-anak dari teknologi smartphone di usia dini. Anak-anak didekatkan dengan dunia mereka yaitu bermain secara fisik dan bersahabat dengan alam.

Kondisi ini tentu saja tidak boleh membuat membuat lalai para orang tua. Dampingi anak-anak dengan literasi digital sebagai hal yang sewajarnya saja namun tidak boleh terlambat. Literasi digital bukanlah sekadar mengetahui cara-cara menggunakan gadget yang sedang viral saat ini. Dimana ada beberapa rambu yang perlu diketahui orang tua sebelum mengenalkan literasi digital kepada anak-anak.

Meskipun terlihat bersifat kompleks, dibutuhkan pengenalan melalui cara yang lebih sederhana. Literasi digital untuk anak-anak memang tidak mudah dilakukan, karena perlu kolaborasi dengan sekolah dan juga pemerintah setempat.

Di lingkungan rumah, orang tua perlu aktif menjemput bola untuk mendapatkan pemahaman terlebih dahulu tentang batasan aman berada di dunia digital bersama dengan anak-anak. Bagaimana cara menyampaikan kepada anak-anak ?

1/ Cobalah lakukan saat anak-anak sedang luring seperti ketika mereka berada di meja makan, kelas-kelas offline maupun saat mengobrol santai dengan keluarga. Pada saat ini hindari menyisipkan pesan-pesan ketika mereka sedang sibuk bermain HP / laptop. Kemungkinan besar pesan orang tua tidak akan mengena atau anak-anak akan menjadi cuek.

Sekali lagi literasi digital bukan sekadar cara-cara menggunakan smartphone atau komputer. Ada wilayah yang cukup luas, ini berhubungan dengan sikap dan dampaknya. Contohnya adalah cara pengenalan informasi yang valid dari media online dan cara berselancar di internet dengan aman.

2/ Tujuan utama dari pengenalan dan praktik digital adalah untuk memastikan anak-anak bisa merasa aman dan tetap berdaya ketika mereka memasuki dunia digital. Karena dunia digital banyak ada hal-hal berdampak negatif. Saluran internet dan media sosial pada saat tidak dimanfaatkan untuk fungsi pendidikan dan hal-hal positif lainnya maka akan berbahaya bagi anak-anak jika menemukan tujuan mereka untuk keperluan yang menarik minat pembaca dari kelompok usia remaja dan dewasa.

Literasi digital bukan lagi sekadar mengajarkan how to know dari pemanfaatan media sosial untuk selfie atau mengupdate status. Akan ada acuan konten yang mereka bisa bagikan dan apa yang tidak boleh mereka bagikan perlu disampaikan oleh para orang tua. Karena aka nada hal yang bisa berdampak bahaya bagi anak-anak ketika mereka kurang memahami hal ini.

3/ Ada beberapa hal yang sifatnya umum bisa kamu lakukan di internet seperti browsing, ber-email, chatting, ber-media sosial, upload dan download serta aktivitas jual-beli online. Kegiatan ini perlu dibatasi rambu etika di dalam masyarakat maupun payung hukum sesuai negaranya. Ketika aktivitas ini dilanggar dengan kegiatan hacking (negatif), intimidasi cyber, pelanggaran hak cipta (plagiat) akan memberikan nilai negatif.

Sebagai contoh seringkali dilihat kabar di Facebook atau WhatsApp, foto profil di media sosial dimanfaatkan sekelompok orang tak bertanggung jawab untuk berupaya menipu. Tujuannya mendapatkan keuntungan secara ilegal seperti meminta pulsa dan uang guna transfer ke rekening mereka.

Internet safety atau internet sehat adalah kemampuan melindungi diri dan orang lain di ruang internet supaya pengguna lebih nyaman dan merasa aman. Salah satu bahaya ketika mengakses internet adalah peretasan akun, data pribadi dan pencurian hak cipta dan lain sebagainya.

Beberapa hal dilakukan untuk melindungi diri saat mengakses informasi di internet maupun media sosial adalah dengan melndungi gadget / komputer dengan anti virus, ;ogout email. Akun media sosial jika menggnakan laptop setelah selesai menggnakan, rutin ganti password, gunakan password yang variatif dan menggunakan keamanan ganda.

Semoga bermanfaat.   

 

Tags Teknologi

About The Author

Utamii 69
Expert

Utamii

Suka membaca dan menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel