Dari daerah Sabang hingga Merauke banyak ditemukan wilayah pertambangan di Indonesia dengan hasil tambang yang berbeda-beda di setiap tempat. Beberapa hasil tambang banyak dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan di dalam negeri dan sebagian lagi untuk diekspor ke beberapa negara di luar negeri. Dalam hal ini hasil tambang telah menjadi sumber pendapatan bagi negara. Namun dibalik manfaat yang dapat anda rasakan dari kegiatan pertambangan tersebut, ternyata juga menimbulkan efek atau dampak negatif. Dampak negatif tentunya memberikan kerugian bagi semua pihak terutama mahkluk hidup di sekitarnya. Lantas apa saja dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan sekitar ? Silahkan menyimak penjelasan dari kami mengani hal ini tersebut di bawah ini.
1/ Kegiatan pertambangan bisa merusak lingkungan
Untuk mengumpulkan hasil tambang maka perlu dilakukan penggalian hingga masuk ke dalam perut bumi. Tidak heran hasil dari galian-galian tersebut membentuk lubang, terowongan hingga cekungan yang berukuran kecil dan besar. Inilah yang menjadikan lingkungan sekitar tempat pertambangan menjadi rusak. Contohnya adalah seperti yang terjadi di Pulau Kalimantan, di sini banyak ditemukan kolam-kolam yang terbentuk sebagai akibat dari penggalian batu bara. Kolam-kolam tersebut banyak yang tidak ditimbun kembali dengan tanah bekas galian sehingga ketika musim hujan tiba dan dalam jangka waktu yang lama pada akhirnya bekas galian tersebut berubah menjadi kolam. Contoh lainnya bisa ditemukan di daerah bukit atau gunung di beberapa tempat penghasil tambang di Indonesia, di sini tanah dikeruk dan diambil untuk selanjutnya dikirim ke beberapa daerah. Maka tak mengherankan jika sudah tidak ada lagi bukit atau gunung dan ketika tiba musim hujan maka bisa menyebabkan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir yang tidak dapat dihindari lagi sebab sudah tidak tersedia daerah resapan air hujan.
2/ Berubahnya struktur muka bumi
Seperti yang telah diketahui bahwa pertambangan berarti menggali untuk menemukan sumber daya alam yang berada di dalam perut bumi. Kegiatan ini sudah pasti akan mengubah bentuk dari bentang alam di bumi terutama untuk kegiatan pertambangan yang menggunakan teknik open pit atau pertambangan terbuka. Contohnya adalah hilangnya sungai sebagai akibat timbunan material atau terjadi pendangkalan sungai yang ekstrim dan juga bukit yang berubah menjadi jalan atau dataran rendah.
3/ Terjadinya pencemaran lingkungan
Sudah banyak sekali kasus yang muncul sebagai akibat oleh adanya aktivitas pertambangan yaitu salah satunya adalah pencemaran lingkungan. Sebut saja pencemaran sungai sebagai akibat dari limbah hasil pertambangan yang secara langsung dibuang ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, dimana aliran sungai yang membawa limbah pertambangan akan terus mengalir hingga menuju lautan. Maka akibatnya adalah bisa lebih fatal yaitu ekosistem air laut menjadi rusak, tidak mengehrankan jika banyak terumbu karang dan ikan-ikan mati akibat keracunan limbah pertambangan. Dalam hal ini tidak hanya sungai yang tercemar, kendaraan besar yang mengangkut hasil tambang bisa menimbulkan polusi udara sebagai akibat debu yang berterbangan dan asap yang keluar dari kendaraan besar tersebut. Ini akan menyebabkan udara menjadi kotor dan tidak layak untuk dihirup oleh manusia dan mahkluk hidup lainnya di sekitar pertambangan. Tanah akan kehilangan unsur hara dan mineral sebagai akibat dari limbah pertambangan yang bisa merusak struktur tanah, akibatnya adalah tanah tidak bisa ditanami oleh tanaman kembali dan produktivitas tanaman menjadi terhambat. Jika kondisi buruk ini dibiarkan terus-menerus maka sudah pasti pencemaran lingkungan akan menjadi sangat parah.
Semoga bermanfaat.
ÂÂ
