Generasi milenial kerap mendapat "stigma" boros karena tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik. Mereka ini kerap pula dicap sebagai generasi “besar pasak daripada tiang†karena paling demen mengeluarkan uang untuk belanja online, jalan-jalan, makan di luar, ngopi dan update gadget, namun abai dengan investasi. Akan tetapi, benarkah milenial itu generasi yang benar-benar tidak suka investasi?
Ada temuan menarik terkait investasi dari kalangan milenial dari The Harris Poll. Mereka menemukan 92% anak muda usia 21-37 tahun ternyata sudah suka menabung, kendati baru sepertiganya yang telah melakukan investasi di luar rencana pensiun yang dipersiapkan. Fenomena ini tentu menarik karena generalisasi tentang sosok milenial yang boros dan tidak punya minat pada investasi itu tak 100% benar.
Faktanya, milenial memikirkan tabungan dan bahkan investasi untuk kemerdekaan finansial mereka di masa depan. Namun, The Harris Poll juga menemukan sekitar 30% dari milenial saat ini tidak tahu cara berinvestasi. Sementara itu, dari sisi gender ditemukan kalau milenial perempuan yang memiliki investasi hanya di angka 26%, sementara 40% milenial laki-laki berinvestasi di luar rutinitas pekerjaan. Dengan kata lain, milenial laki-laki ternyata lebih dominan dalam investasi.
Data terkini, jumlah investor hingga Agustus 2022 mengalami peningkatan signifikan dima jumlah single investor identification (SID) sebanyak 9,45 juta per 19 Agustus, dimana 70 persen diantaranya merupakan investor milenial.
Data-data ini jelas menunjukkan geliat anak muda, terlebih generasi milenial, yang senyatanya sudah melirik investasi, khususnya investasi saham di pasar modal.
Diakui, milenial tertarik dengan pasar modal, khususnya investasi saham karena mulai pudarnya mindset kalau investasi saham itu sulit dan mahal. Milenial menemukan dan membuktikan kalau investasi saham itu kini tak sesulit dan serumit yang seperti dibayangkan serta tak semahal seperti yang dipikirkan.
Investasi saham kini gampang dan mudah karena sudah dilakukan secara online dengan gadget di genggaman tangan. Apalagi, nabung saham online itu sejatinya tidak mengenal setoran minimum. Semuanya tergantung dari nilai saham yang ingin dibeli.
Logikanya, kalau harga saham per lembarnya saja di kisaran Rp100, tentu hanya dibutuhkan dana Rp10 ribu untuk bisa nabung saham. Nabung saham dengan dana Rp10.000 tentu sangat terjangkau dan tak sulit bagi milenial.
Di sisi lain, inovasi teknologi yang dilakukan sekuritas, seperti PT Indo Premier Sekuritas melalui aplikasi IPOT, mampu mendekatkan saham dengan milenial yang memang tak bisa lepas dari gadget.
So, milenial, jangan tunda lagi investasimu. Aplikasi IPOT hadir dengan dukungan fitur, tools analisis, distribusi berita dan informasi riset secara berkala dan komprehensif yang akan memudahkan milenial menyiapkan masa depan yang cerah. Selamat memulai investasi saham.