Busur Sunda adalah salah satu jenis busur vulkanik yang terletak di Indonesia sebagai dasar untuk membentuk Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kepulauan Sunda Kecil dan Selat Sunda. Busur ini memiliki ciri yang sangat menonjol yaitu menjadi serangkaian dari wilayah gunung berapi. Busur vulkanik adalah batas konvergen dimana lempeng tektonik Eurasia di bawah Indonesia bertemu dengan lempeng Australia dan India dimana di area lempeng ini berada Teluk Benggala dan Samudera Hindia. Busur Sunda merupakan busur vulkanik khas yang mencakup semua fitur geodinamika biasa. Lempeng tektonik Australia dan India cenderung menonjol ke bawah lempeng Burma dan lempeng Sunda dan juga tumpukan lempeng tektonik yang menyebabkan terjadinya deformasi tektonik yang membentuk palung Jawa. Sedangkan lempeng India menonjol di bawah lempeng Burma dengan kecepatan sekitar 2,5 inci per tahun. Pada bulan Desember 2004, tekanan yang diciptakan oleh subduksi mengakibatkan megathrust lempeng Burma dan akibatnya menyebabkan gempa bumi bawah laut di Samudera Hindia yang mengakibatkan tsunami tahun 2004.
Â
Perkembangan Tektonik Paparan Sunda
Paparan Sunda adalah menjadi bagian yang sifatnya heterogen yaitu menjadi bagian dari laut Tethys serta sebagai bagian kombinasi dari sebagian fragmen gondwana. Lalu karena adanya pecahan Benua Gondwana, lempeng mikro Sunda terbentuk. Pecahnya Benua Gondwana menimbulkan kepingan-kepingan fragmen Benua Gondwana yang perlahan-lahan menuju ke      arah utara dan pada akhirnya membentur bagian pinggir selatan Asia dan alhasil terbentuklah lempeng mikro Sunda. Perkembangan tektonik paparan Sunda sepanjang tersier hingga saat ini dipengaruhi oleh adanya benturan antara Asia dan India.
Â
Klasifikasi Busur Sunda
Secara garis besar busur Sunda dikalsifikasikan menjadi dua bagian yaitu busur sunda timur dan busur sunda barat. Berikut ini adalah penjelasan yang bisa kami berikan.
Â
Busur Sunda Timur
Pulau Jawa mempunyai penampang yang sifatnya sejenis yaitu serupa seperti Pulau Sumatera. Juga ada sabuk pegunungan magmatik adalah menjadi perkembangan dari Pulau Sumatera. Batuan vulkanik yang ada di Pulau Jawa relatif sifatnya baru atau muda, lebih berair dengan dasar yang terbilang sudah berumur atau tua semenjak era pre-eosen. Selanjutnya dari ujung penunjaman subduksi di area subduksi Pulau Jawa mempunyai ujung penunjaman yang sifatnya lebih terjal bila dibandingkan dengan ujung penunjaman di Pulau Sumatera. Ini terjadi karena usia subduksi di Pulau Jawa lebih luas jika dibandingkan dengan usia subduksi di Pulau Sumatera. Ini berlangsung karena adanya lempeng dengan formasi yang serupa namun memiliki usia yang lebih tua hingga lempeng ini memiliki densitas lebih besar yang alhasil bisa menciptakan ujung penunjaman lebih terjal. Lalu kedalaman palung di Pulau Jawa kian mengecil menuju ke arah tenggara sedangkan kedalaman palung di selatan Pulau Jawa mencapai 6.000 sampai dengan 7.000 meter.
Â
Busur Sunda Barat
Lempeng Indo-Australia menunjam Indonesia dengan melakukan kecepatan mencapai angka 6 sampai dengan 7 Cm per tahunnya dimana posisi penunjaman ini terletak di dasar Pulau Jawa dan Sumatera. Arah subduksi di Pulau Jawa adalah tegak atau berdiri lurus dengan jalur Jawa sebagai salah satu rute subduksi, alhasil disebut-sebut sebagai subduksi tegak. Sebaliknya adalah Pulau Sumatera terpenggal oleh patahan-patahan besar yang sifatnya sejajar dan sumbunya memanjang pada area Pulau Sumatera dari arah barat laut hingga tenggara. Bentuk tektonik serta geologi di Sumatera ini di dalamnya terdapat serangkaian pegunungan vulkanik yang menyerupai bukit barisan, sesar Sumatera, cekungan minyak serta ngarai. Ditemukannya subduksi aktif serta patahan atau penggalan di Sumatera menimbulkan kemunculan Bukit Barisan yang sejajar sesar adalah susunan dataran tanah yang terangkat. Sesar adalah sesar mendatar kanan atau disebut sebagai dextral Sumatera yang membuat pola rekahan selama sesar, beberapa hal telah terjadi yang memunculkan reaksi terhadap aksi gesernya. Lalu panjang sesar Sumatera ini rata-rata mencapai angka 1.900 Km, dalam sesar Sumatera ada 3 zona yaitu zona subduksi, zona silver plate dan sesar Sumatera yang berupa sesar mendatar kanan.
Â
Kegunaan Dari Tatanan Lempeng Tektonik Indonesia
Saat ini penyebaran mineral yang ekonomis di Indonesia tidak dilakukan secara menyeluruh. Sama halnya dengan penyebaran batuan, penyebaran mineral ekonomis rata-rata dipengaruhi oleh aturan geologi Indonesia yang sifatnya kompleks. Dikarenakan terjadinya hal-hal tersebutlah usaha pencarian yang berhubungan dengan mineral ekonomis sudah dicoba oleh banyak orang. Mineral ekonomis adalah mineral materi galian serta energi yang mempunyai nilai-nilai ekonomis. Mineral metal / logam yang tercantum kalangan ini adalah tembaga, besi, perak, timah, nikel dan aluminium. Mineral non metal / non logam yang tercantum kalangan ini adalah berupa fosfat, mika, sulfur, fluorit dan mangan. Mineral pabrik / industri merupakan mineral bahan dasar serta bahan penolong dalam kegiatan industri misalnya felspar, ziolit dan diatomea.
Â
Semoga bermanfaat.
Â
ÂÂ