Fenomena alam cukup sering terjadi di sekitar anda. Seperti fenomena alam caping gunung, awan dengan pelangi dan masih banyak yang lainnya. Beberapa fenomena alam tersebut bisa menjadi sumber bencana alam yang tentu saja dapat merugikan manusia. Misalnya bencana alam yang paling sering melanda beberapa wilayah di Indonesia yaitu angin puting beliung. Sebagian besar warga di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kunjungan angin yang satu ini. Lalu bagaimana dengan tornado ? Apakah tornado dan puting beliaung berbeda ? Nah untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar perbedaan antara angin tornado dengan angin puting beliung maka silahkan menyimak penjelasan yang kami berikan tersebut di bawah ini.
Fakta Tentang Tornado
Kemunculan tornado biasanya sudah dapat diprediksi kemunculannya mulai dari satu minggu yang berawal dari kemunculan bibit, lintasan hingga selesai. Ini disebabkan radius pergerakan angin tornado bisa mencapai ratusan kilometer sehingga lebih mudah dipantau. Tornado merupakan sebuah kolom udara yang mengalami perputaran sangat cepat, terbentuk dari puluhan awan cumola nimbus yang berada diantara awan cumola nimbus dan permukaan bumi. Rata-rata kecepatan dari angin ini bisa mencapai 100 hingga 200 mil per jam atau sekitar 160 hingga 321 km per jam. Pada umumnya tornado memiliki bentuk menyerupai corong kondensasi dimana pada bagian ujungnya menyentuh bumi sehingga bumi terlihat seperti menyempit dan kadang-kadang dikelilingi oleh awan pembawa puing-puing. Jangkauan dari serangan dan terjangan tornado rata-rata bisa mencapai 75 km yang akan menempuh beberapa kilometer sebelum akhirnya menghilang. Lebar diameter maksimal angin ini bisa mencapai 2,4 km dan bisa bertahan di permukaan bumi lebih dari 100 km.
Pada umumnya angin tornado akan mampu bertahan sekitar kurang lebih 10 menit dan akan menghilang jika sudah mencapai beberapa mil. Namun pernah terjadi tornado dengan durasi yang agak lama yaitu mencapai 30 menit dengan kecepatan angin lebih dari 300 mil atau 483 km per jam. Tornado seperti ini bisa diukur dengan menggunakan alat bernama Fujita Scale / FO dan saat ini telah diperbaharui menjadi Enhanced Fujita Scale / EFO. Tipe kerusakan tornado adalah dapat menumbangkan pohon-pohon besar namun beberapa bangunan tidak mengalami kerusakan berat.
Tornado sering terjadi di Amerika Serikat dan Kanada bagian selatan. Namun tornado bisa muncul di wilayah barat laut dan tengah Eropa, Italia, Afrika Selatan, Australia bagian barat dan selatan dan New Zealand. Tornado terkuat berada pada skala F5 atau EF5 yang bisa merusak bahkan menghancurkan gedung-gedung kokoh.
Fakta Tentang Puting Beliung
Menurut catatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), angin puting beliung adalah sebutan lokal khususnya di Indonesia untuk tornado dalam skala kecil. Baik itu tornado maupun puting beliung sama-sama terjadi di daratan saja. Namun diantara keduanya memiliki perbedaan yaitu pada kecepatan perputaran angin, dimana diketahui bahwa kecepatan angin dari puting beliung bisa mencapai lebih dari 63 km per jam. Puting beliung bergerak secara garis lurus dan mampu bertahan selama 5 menit saja. Arah gerak puting beliung tergantung pada gerakan awan cumulonimbus yang disertai proses terjadinya gerakan hanya pada awan cumulonimbus saja dan bukan berasal dari pergerakan angin monsoon. Puting beliung hanya terbentuk oleh satu atau sebagian kecil dari awan cumulonimbus. Angin ini biasanya terjadi pada saat siang atau sore hari ketika sedang memasuki musim pancaroba yaitu saat ada peralihan dari musim kemarau ke musim hujan dan sebaliknya. Angin puting beliung ibarat sebagai angin kencang yang bergerak berputar-putar hingga membentuk pusaran. Menurut pendapat BMKG, angin jenis ini sering terjadi di Indonesia dalam skala F0 hingga F1 atau kecepatan kurang dari 117,48 sampai dengan 180,24 km per jam berdasarkan skala Fujita Scale dengan tipe kerusakan yang ringan hingga sedang-sedang saja.
Puting beliung tentu saja berbeda dengan tornado, kemunculannya tidak mudah diprediksi. Hal ini disebabkan radius atau pergerakannya sangat kecil yaitu kurang dari 5 km sehingga tidak dapat dipantau dari satelit.
Semoga bermanfaat.