Apakah anda mengetahui bahwa saat gunung berapi mengalami erupsi akan muncul beragam jenis material yang dimuntahkan dari dalam perut bumi. Keluarnya material tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas yang sangat beragam di dalam dapur magma. Ketika aktivitas meningkat maka ada kemungkinan material panas yang berasal dari dalam perut bumi akan disemburkan keluar maka terjadilah gunung meletus. Tetapi pada waktu-waktu tertentu ada kalanya magma yang berada di dalam bumi akan mengalami proses kristalisasi. Yang dimaksud dengan proses kristalisasi ini adalah suatu proses pembentukan terhadap suatu bahan padat yang berasal dari pengendapan larutan, melt atau campuran leleh, ataupun pengendapan langsung yang berasal dari gas (meskipun sangat jarang terjadi). Kristalisasi juga digunakan dalam teknik pemisahan kimia antara bahan-bahan padat dan cair dengan cara melakukan pemindahan massa dari zat terlarut (solutan) cairan menjadi padatan kristal.
Kristalisasi Magma
Seperti penjelasan singkat dari kami tersebut di atas bahwa magma yang berada di dalam bumi mempunyai wujud cair dan sangat panas. Di sini tak mengherankan apabila ion-ion yang berada di dalamnya akan terus bergerak secara bebas dan tidak beraturan. Justru sebaliknya, saat magma mengalami proses pendinginan, pergerakan ion-ion penyusun magma akan mengalami penurunan dan secara bertahap ion-ion tersebut mulai mengatur pembentukan susunan menjadi lebih teratur. Proses ini dikenal dengan nama kristalisasi. Ion-ion di dalam magma akan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya guna membentuk sebuah ikatan kimia dan akan menghasilkan bentuk kristal yang teratur. Secara garis besar, material penyusun magma tidak akan menjadi beku dalam waktu yang bersamaan, dimana cepat atau lambatnya proses pendinginan magma ini sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan berlangsung secara lambat maka ion-ion ini memiliki kesempatan untuk berkembang sehingga kristal yang dihasilkan akan berukuran lebih besar. Proses kristalisasi ini biasanya terjadi di magma yang terletak agak jauh di bawah permukaan bumi. Ada batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi yang akan menghasilkan tekstur kasar atau faneritik. Tekstur faneritik mempunyai butiran-butiran kasar yang relative berukuran sama besar namun mineral penyusunnya bisa dibedakan dengan mata telanjang. Karena terbentuknya di bawah permukaan bumi, maka batuan beku ini akan muncul saat batuan yang menutupinya mengalami erosi.
Pada waktu magma mengalami proses pendinginan, atom oksigen dan atom silikon akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk pertama kali guna membentuk tetrahedral oksigen silikon. Masing-masing tetraherdra yang terbentuk akan saling berkaitan lalu bergabung dengan ion-ion lainnya hingga membentuk inti kristal dan beragam jenis mineral silikat. Adapun mineral yang tersusun di dalam magma tidak terbentuk dalam waktu yang sama sehingga ada beberapa mineral yang akan mengkristal pada suhu tertentu. Kadang-kadang ditemukan kondisi magma yang mengandung kristal padat yang masing-masing dikelilingi oleh material cair.
Jenis Dari Kristalisasi Berdasarkan Proses Asal-Usulnya
Adapun jenis-jenis dari kristalisasi magma berdasarkan atas proses terjadinya asal mula dari kondisi ini adalah terbagi seperti yang kami jelaskan tersebut di bawah ini :
1/ Kristalisasi dari larutan / solutan
Adalah suatu proses kristalisasi yang terbanyak dijumpai terutama di bidang teknik kimia seperti pembuatan produk-produk kristal senyawa anorganik ataupun organik seperti urea, gula pasir, tawas, garam dapur dan lain sebagainya.
2/ Kristalisasi dari uap
Merupakan serangkaian proses sublimasi-desubkimasi pada suatu senyawa di dalam fase uap disublimasikan guna menjadi kristal. Proses ini berlaku di bidang industri yang tentunya perlu melewati beberapa tahap.
Penyebab Kristalisasi Magma
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kristalisasi magma, silahkan menyimak penjelasan kami tersebut di bawah ini :
1/ Magma yang mengalami kehilangan panas
Akan terjadi perpindahan panas pada magma menjadi batuan yang sifatnya relatif dingin yaitu kejadian biasa dan terjadi pada intrusi dangkal dan semakin menjadi dingin jika bergerak pada bagian kerak bumi. Proses pendinginan ini akan menyebabkan magma kehilangan energi kinetiknya hingga mencapai titik nukleasi dan kristalisasi atau pembekuan cepat yang menghasilkan gelas atau lingkaran volkanik.
2/ Magma akan mengalami kehilangan fase cair
Kondisi magma yang mengalami fase pemisahan dengan air bisa mengakibatkan terbentuknya kristal meskipun tidak mengalami penurunan suhu atau kehilangan kalori. Ketika air mulai terpisah dari magma, ada kemungkinan polimer silikat terbentuk sehingga menjadi sebuah langkah awal dalam pembentukan struktur kristal silikat. Ada sebuah tahapan bernama fractional crystallization adalah ketika urutan kristalisasi unsur mineral sebagai variabel (suhu) jatuh pada kristalisasi total terhadap suhu normal. Tetapi jika fase mineral pembentuk terjadi lebih cepat dan mempunyai suhu lebih tinggi dalam kondisi terpisah dari magma induk sebagai akibat penenggelaman, pengapungan, peletakan permukaan ruang magma atau aliran yang berbeda terhadap kristal dan lelehan, maka magma yang tersisa tersebut akan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari magma induknya atau differentiated magma.
Semoga bermanfaat.
ÂÂ
Â