Seperti diketahui bahwa air tersebar dimana saja, tidak hanya terkonsentrasi di lautan, di daratan pun dijumpai air meskipun jumlahnya relatif sedikit jika dibandingkan dengan total air keseluruhan. Berdasarkan letak dan asalnya air, secara umum dikelompokkan menjadi 3 yaitu air permukaan, air angkasa dan air tanah. Berikut adalah penjelasan yang kami berikan secara singkat.
1/ Air Permukaan
Jenis air permukaan adalah air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi dikarenakan kurang mampu terserap ke dalam tanah karena lapisan tanahnya bersifat rapat air sehingga sebagian besar air akan tergenang lalu cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah yang dikenal dengan istilah sungai. Secara garis besar air permukaan akan mengalami pengotoran selama selama mengalir di atas permukaan seperti bercampur dengan lumpur, sisa-sisa daun dan batang kayu serta kotoran lainnya. Tingkat dari pengotoran air permukaan tergantung dari daerah yang dialirinya dimana jika di daerah urban / perkotaan maka air permukaan bisa berkualitas sangat buruk karena sudah tercampur dengan bahan-bahan kimia, sementara jika air permukaan di hutan akan cenderung mengandung bahan-bahan anorganik alamiah seperti air yang sudah tercampur humus dan sisa-sisa pelapukan organik seperti daun, batang pohon dan akar. Air permukaan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu sebagai berikut :
1.1/ Air Sungai
Air sungai adalah salah satu jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat tinggi. Inilah yang paling sering dimanfaatkan oleh manusia untuk irigasi, transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Karena tingkat pengotorannya sangat tinggi menyebabkan dalam penggunaannya untuk air minum perlu melewati proses pengolahan yang optimal sehingga bisa dikonsumsi secara sehat. Di daerah hulu sungai pada umumnya mempunyai kualitas air yang kondisinya jauh lebih baik sehingga tidak membutuhkan proses rumit dalam pengelolaannya untuk menjadikan air minum yang bersih dan sehat. Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah hulu sungai cenderung memilih menggunakan air sungai dibandingkan dengan air tanah karena adanya perbedaan kualitas diantara keduanya yang tidak begitu mencolok.
1.2/ Air Danau / Telaga
Air danau / telaga adalah air permukaan yang mengalir dan akan menemukan sebuah cekungan lalu akan membentuk danau (jika cekungan tanah dalam skala besar) atau membentuk cekungan berskala kecil (akan membentuk telaga). Danau mempunyai sumber air dari sungai atau mata air (di dataran tinggi adalah danau) dan mempunyai aliran keluar. Sedangkan telaga dan rawa-rawa pada umumnya disebabkan oleh air hujan yang tergenang di suatu cekungan tanah yang tidak mempunyai aliran keluar. Inilah yang menyebabkan mengapa air rawa berwarna. Kandungan zat-zat organik dalam jumlah besar misalnya adalah humus tanah yang sudah terlarut akan menjadikan air berwarna kuning cokelat. Karena proses pembusukan bahan-bahan organik sangat tinggi dan sedikitnya jumlah air akan menyebabkan kandungan zat besi (Fe) dan mangan (Mn) menjadi tinggi dan juga karena tingkat kelarutan kandungan oksigen pada air rawa yang sangat rendah. Beberapa kasus dijumpai tumbuhan alga / lumut pada permukaan air telaga / rawa yang akan tumbuh dengan subur apabila terkena sinar matahari dalam jumlah besar dan memiliki kadar Co2 yang seimbang. Jika anda ingin memanfaatkan air rawa haruslah berhati-hati yaitu hanya mengambil air sampai kedalaman tertentu saja agar endapan besi dan mangan tidak ikut terbawa. Kalau terbawa, harus kembali diendapkan. Akan menjadi lebih bagus jika menggunakan filter air sehingga lumut atau alga bisa terpisah dengan sempurna.
1.3/ Air Laut
Sepertiga luas bumi adalah berupa lautan, zona laut merupakan zona terluas di bumi dimana masing-masing orang tentu mengetahui laut. Air laut merupakan penyumbang air terbesar di bumi. Air laut mempunyai rasa yang sangat asin tetapi beberapa sumber air lainnya sebenarnya bisa disimpulkan berasal dari laut.
2/ Air Angkasa
Air angkasa adalah salah satu jenis air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi. Perlu diketahui bahwa komposisi air yang terdapat di lapisan udara bumi berkisar antara 0.001 persen dari total air yang ada di bumi. Menurut bentuknya, air angkasa terbagi menjadi sebagai berikut :
2.1/ Air Hujan
Dalam hal ini matahari memegang peranan penting dalam mendorong proses terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi yang naik hingga atmosfer. Di sanalah uap air akan mengalami kondensasi sehingga berubah wujud menjadi titik-titik air yang akan semakin berat lalu akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Dikenal juga kondisi yang disebut dengan istilah virga yaitu di saat titik-titik air yang jatuh sebelum sampai ke bumi sudah mengalami proses penguapan lagi dengan sangat cepat. Pada saat terjadinya, virga melalui proses penjenuhan udara dimana semakin lama udara mencapai titik jenuh secara maksimal akan menyebabkan hujan mudah turun. Air hujan ini mempunyai tingkat PH yang rendah sehingga akan cenderung bersifat asam dan bertekstur lunak karena tidak mengandung garam dan zat mineral lainnya. Dimana proses kondensasi yang berlangsung di daerah pegunungan yang memiliki kondisi udara masih bersih akan menghasilkan air hujan dengan PH mendekati kondisi normal. Jika proses kondensasi terjadi pada daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka PH air hujan akan rendah sehingga terjadilah hujan asam.
2.2/ Air Salju
Air salju mempunyai karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena suhu udara di sekitar lebih rendah maka titik air berubah menjadi es lalu jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan-kepingan es bertekstur lembut yang disebut salju. Ketika jatuh ke permukaan bumi yang bersuhu sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan melelh lalu menjadi pecahan-pecahan kecil yang dinamakan kepingan salju.
2.3/ Air Es
Proses pembentukan air es sama dengan air hujan dan salju, hanya saja udara saat terjadi kondensasi menjadi lebih dingin sehingga membentuk butiran-butiran es yang ukurannya bervariasi. Sebenarnya es bisa saja terbentuk pada suhu yang lebih tinggi asalkan ada tekanan udara yang tinggi pada saat itu. Jika tekanan udara sangat rendah, kadang-kadang air belum berubah menjadi es meskipun bersuhu di bawah 0 derajat Celcius.
3/ Air  Tanah
Air tanah adalah salah satu jenis air yang letaknya di bawah lapisan tanah. Menyumbang sekitar 0.6 persen dari total air di bumi. Inilah yang menjadikan air tanah lebih banyak daripada air sungai dan danau bila digabungkan, juga berhubungan dengan air yang terdapat di atmosfer. Air tanah bisa dikelompokkan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Pada umumnya masyarakat cenderung memanfaatkan air tanah dangkal untuk kebutuhan membuat sumur hingga kedalaman tertentu. Rata-rata kedalaman air tanah dangkal berkisar antara 9 hingga 15 meter dari bawah permukaan tanah. Meskipun volumenya tidaklah sebanyak air tanah dalam, namun sudah sangat mencukupi segala kebutuhan seperti untuk air minum, mandi dan mencuci. Banyak atau sedikitnya air tanah dangkal tergantung dari banyaknya air yang terserap oleh tanah. Pada kondisi sedang musim kemarau maka pasokan air tanah dangkal ini akan jauh menurun sehingga tidak mengeluarkan air lagi. Secara fisik, air tanah dangkal jernih dan bening, ini terjadi akibat proses penyaringan di setiap lapisan tanah.
Semoga bermanfaat.