Hidrologi adalah cabang dari ilmu geografi yang di dalamnya khusus mempelajari tentang hubungan air dengan bumi. Setiap ada pergerakan, perubahan bentuk, kualitas, siklus hidrologi hingga bencana alam pastilah memiliki hubungan dengan air. Nah berbicara tentang bencana alam pastilah bukan sesuatu yang asing lagi di telinga anda. Dimana akhir-akhir ini sering dijumpai di beberapa daerah di Indonesia mengalami bencana alam dan tentu saja mengakibatkan menumpuknya kerugian baik secara materi hingga menelan banyak korban jiwa. Terutama ketika sedang musim hujan, bagi sebagian besar orang akan menganggap ini adalah sebagai anugerah tetapi apabila hujan tidak kunjung berhenti maka bisa menimbulkan masalah besar yaitu salah satunya adalah banjir. Dapat dikatakan bahwa jika muncul banjir maka ini bisa dimasukkan sebagai salah satu contoh dari bencana alam hidrologi. Lantas apa sajakah contoh dari bencana alam hidrologi lainnya ? Berikut ulasan secara lengkap dari kami.
1/ Genangan Air
Genangan air diakibatkan oleh adanya penyumbatan atau masalah dalam saluran drainase sehingga ketika sedang musim hujan tiba dengan curah hujan yang sangat tinggi maka air hujan tidak bisa dialirkan dengan optimal melalui saluran-saluran yang telah ada. Akibatnya adalah air menjadi tergenang di beberapa tempat seperti di jalanan bahkan bisa meluap sampai ke perumahan warga. Genangan air akan lebih cepat surut atau berkurang dari 1 x 24 jam, jika lebih dari ini maka bisa menjadi tanda bahwa genangan air bisa berubah menjadi banjir. Rata-rata tinggi genangan air tidak lebih dari 40 cm, namun sudah cukup untuk menghambat segala macam aktivitas terutama bagi warga yang tinggal di daerah perkotaan.
2/ Banjir Bandang
Pada waktu musim hujan tiba, bagi beberapa orang yang tinggal di dekat aliran sungai sudah tentu harus selalu waspada dan siaga jika air sungai akan mengalami peningkatan debit air. Apabila intensitas hujan terus meningkat tajam maka ada kemungkinan banjir akan terjadi. Di Indonesia, banjir cenderung disebabkan oleh hujan yang terjadi dalam jangka waktu lama seperti bisa berjam-jam bahkan berhari-hari sehingga air yang ditampung (oleh sungai, danau atau rawa-rawa) akan menjadi bertambah tinggi sehingga tidak mampu lagi untuk ditampung. Akibatnya adalah air tersebut akan keluar bahkan menyebar hingga ke beberapa daerah yang berada dekat dengan sumber penampungan. Maka banjir tidak bisa lagi dihindari bagi warga yang tinggal di sekitar sumber penampungan air terutama yang berdekatan dengan aliran sungai. Salah satunya adalah menjadi faktor utama kemunculan banjir bandang. Banjir bandang disebabkan oleh curah hujan yang terlalu besar di dataran berpermukaan rendah sehingga air yang berada di daerah tersebut sudah mencapai titik jenuh hingga tidak bisa diserap lagi oleh air. Akibatnya adalah air dalam tanah keluar dan datang secara tiba-tiba dalam waktu singkat namun kerugian yang dihasilkan sangat besar.
3/ Tanah Longsor
Bentuk bencana alam hidrologi yang ketiga adalah tanah longsor. Tanah longsor bisa disebabkan oleh faktor lain tetapi yang paling sering adalah karena curah hujan yang tinggi. Tanah longsor biasanya terjadi di daerah dataran tinggi yaitu terutama sekali yang berlokasi di lereng bukit atau gunung saat bersamaan dengan turunnya hujan deras selama beberapa hari yang berlangsung secara terus-menerus maka tanah di sekitar lereng akan menjadi lunak dan tergerus oleh limpasan aliran air hujan. Akibatnya adalah tanah tidak mampu lagi bertahan dari air hujan ditambah adanya gaya gravitasi tanah yang menurun / longsor.
4/ Tsunami
Salah satu bencana alam yang terakhir patut diwaspadai bagi negara-negara yang berada di sekitar pertemuan lempeng bumi adalah tsunami. Tsunami terjadi sebagai akibat adanya pergerakan lempeng bumi yang berada di dasar laut. Akibat pergerakan lempeng tersebut terjadilah gempa bumi hingga air laut yang berada di atasnya ikut bergerak dimana gerakan air tersebut mencapai daratan. Peristiwa tersebut pernah berlangsung di Aceh tepatnya pada tanggal 24 Desember 2004 yang menewaskan ribuan korban jiwa. Tidak hanya gempa bumi saja, ternyata tsunami juga disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi seperti yang terjadi si Selat Sunda pada tanggal 22 Desember 2018 yang lalu. Saat itu Gunung Anak Krakatau sedang erupsi dan beberapa bagian gunung mengalami longsor masuk ke laut maka akibatnya adalah gelombang besar yang melebar menjadi tsunami ketika mendekati daratan.
Semoga bermanfaat.