Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) drone memanfaatkan drone yang dinaikkan ke udara dan dapat memetakkan aset-aset secara luas. Teknologi UAV ini dapat mencakup inspeksi peralatan jaringan transmisi baik tower, ROW SUTT/SUTET. UAV adalah pesawat tanpa awak. Karena tidak memiliki awak, UAV harus dikendalikkan dari jarak jauh menggunakan remote control dari luar kendaraan atau biasa disebut Remotely Piloted Vehicle (RPV).
Pemetaan dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan suatu strategi atau cara untuk pemetaan dengan skala besar dengan waktu yang lebih cepat dan efisien dan tentunya kita dapat menghemat waktu dibandingkan dengan menggunakan metode survey konvensional. Ground Control Point (GCP) dibuat untuk meningkatkan akurasi /koreksi geometri dari hasil potret udara dronne. Pengamatan titik GCP ini menggunakan GPS Geodetik dengan ketelitian sub millimeter.
Pemasangan dan pengukuran GCP telah diatur standarnya dalam dokumen SNI 10-6724-2002 serta Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No 6 tahun 2018 tentang pedoman teknis ketelitian peta dasar. Penelitian ini bersifat studi lapangan dengan data-data yang dilakukan pada kawasa Universitas Sam Ratulangi Kota Manado.
Pengambilan data lapangan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Drone untuk foto udara dan GPS Geodetik Drone diperlukan untuk pengambilan objek kawasan, sedangkan pengukuran Ground Control Point (GCP) menggunakan metode Real-Time Kinematic (RTK).
Teknologi ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan nya, kelebihannya diantara lain yaitu, Harga lebih murah dibandingkan pesawat berawak, tidak perlu pilot atau tenaga ahli yang mengendalikkan cukup kita yang mengontrol memaikai remote kontrol, ukurannya yang tidak sebesar pesawat yang asli, perawatannya yang cukup mudah dan biayannya terjangkau, memiliki sistem navigasi yang sangat canggih, mampu control jarak jauh, tidak begitu terlalu berat atau ringan, keamanan terhadap manusia lebih terjamin jika terjadi kesalahan dan eror pada sistemnya, dapat merekam kejadian sekitar apabila dipasangkan kamera, memiliki sifat yang portable sehingga mudah kalau dibawa kemana-mana.
Teknologi ini juga memiliki kelemahannya diantara lain yaitu, tidak dapat terbang terlalu jauh dengan control sistem nya, rawan rusak apabila terdapat cuaca yang buruk, memiliki energi untuk terbang yang cepat habis, harus ada orang yang bisa dan paham tentang sistem pengoperasian drone, tidak bisa terbagn tanpa bahan bakar, harganya cukup mahal bagi masyarakat biasa. Masalah pertama yang sering muncul pada drone yaitu, adanya permasalahan pada baling-baling. Baling-baling merupakan salah satu komponen penting untuk dapat menerbangkan drone dengan baik dan stabil. Baling-baling atau propeller ini sangat rentan terkikis dan juga mengalami kerusakan akibat benturan, Ada juga masalah lainnya seperti sinyal terganggu saat terbang, arah terbang tidak normal, lensa buram dan mengembun, baterai bermasalah. Demikian lah ulasan tentang teknologi UAV.