Ada anggapan umum kalau milenial itu cenderung menghidupi gaya hidup konsumtif. Mereka menjadikan fashion sebagai gaya hidup, sehingga lantas menjadi seorang hypebeast. Seperti kita ketahui, hypebeast adalah seseorang yang gemar dan bahkan terobsesi dengan segala hal berbau fashion street atau fashion terkini yang harganya selangit.
Sementara itu mereka yang suka hangout ke restoran mewah, sering nonton ke bioskop, nongkrong ke cafe, dan membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan akan dianggap sebagai seorang yang kekinian alias anak gaul dan di luar itu dianggap sebagai anak kuper.
Namun alih-alih kondisi keuangan membaik, tragisnya mereka ini ketimpa pepatah “besar pasak daripada tiangâ€.
Begitulah, gaya hidup yang hanya cenderung mengikuti tren yang kurang produktif, seperti halnya perilaku konsumtif dan fashion yang biasanya dipicu dan dipengaruhi oleh tren dan lingkungan sekitar dan justru membuat kondisi keuangan acak-kadul.
Virus tren memang memiliki sifat dasar menggoda dengan tawaran status menjadi berkelas dan kekinian, namun menjerumuskan pada kondisi keuangan amburadul jika salah pilih. Tak mengherankan, bagi yang tergoda begitu saja, uang di rekening pun bisa cepat kering.
Pun dalam investasi, dewasa ini tidak sedikit milenial yang hanya terbawa arus dan tren, entah karena ikut-ikutan atau mentah-mentah terpengaruh celotehan publik figur hingga influencer.
Mereka berbondong-bondong masuk ke saham karena sedang tren. Namun demikian, tren masuknya melenial ke investasi saham ini tentu beda jauh dengan kasus hypebeast dan perilaku konsumtif di atas.
Tren investasi saham memiliki potensi positif yakni membuat kondisi keuangan membaik asal mau belajar. Pada dasarnya sebagai newbie (pemula) entah karena ikut-ikutan atau terpengaruh bisikan dan omongan orang lain, asal mau belajar maka investasi saham yang dipilihnya akan mendatangkan cuan alias menambah pundi-pundi.
Selain transaksi saham yang saat ini sudah sangat mudah berbasis aplikasi, semisal dengan IPOT besutan PT Indo Premier Sekuritas, berbagai edukasi yang saat ini sudah banyak diberikan secara gratis, tentu justru akan mencerdaskan pemula.
Investasi saham yang menjadi gaya hidup justru tidak membuat keuangan menjadi berantakan. Namun untuk menjadikan investasi sebagai gaya hidup tentu butuh usaha dan pengorbanan.
Dengan mau membuka diri untuk mau belajar dan rajin menempatkan sebagian dari penghasilan untuk berinvestasi maka niscaya investasi memberikan dampak untuk kesehatan keuangan.