Kasus pegawai bank pelat merah di Banjirmasih, Kalimantan Selatan yang leluasa menggunakan uang milik nasabah untuk main aplikasi Binomo sehingga merugikan keuangan negara Rp1,1 miliar mendatangkan pertanyaan baru terkait keamanan uang di bank, sekuritas dan lembaga keuangan lainnya.
Diketahui, pelaku yang sudah bermain aplikasi Binomo sejak 2019 menggunakan rekening tabungan nasabah sebagai jaminan pinjaman. Selanjutnya duit dari pinjaman iti digunakan untuk main di aplikasi Binomo.
Selain menjadikan sebagai jaminan pinjaman, pelaku juga bisa dengan seenaknya membuka rekening tabungan secara ilegal dan mencairkan duitnya untuk mengisi saldo di akun Binomonya.
Kasus ini benar-benar mendatangkan pertanyaan soal keamanan atas dana yg dimiliki nasabah di perbankan. Nasabah menjadi cemas dengan dana yang selama ini disimpan di perbankan.
Nah, biar nggak ketipu, setiap nasabah sangat dianjurkan untuk nggak malas memantau dan mengecek asat keuangan. Jangan sampai karena malas memantau dan mengecek dan begitu ada niat mengecek setelah waktu yang lama akan shock kalau ternyata uangnya tinggal sedikit. Uangnya lenyap entah kemana, salah satunya karena perilaku tak terpuji oknum di atas.
Tak hanya aset yang ada di perbankan, aset lain juga perlu rajin dipantau dan dicek seperti aset di sekuritas dan lembaga keuangan lainnya. Aset-aset ini perlu sering dicek supaya selain dilihat pertumbuhannya, juga bisa dipastikan keamanannya.
Dalam prinsip investasi pun, rajin melihat dan mengecek portofolio sangat dibutuhkan. Semisal dalam investasi reksa dana, saham dan ETF, rajin mengecek portofolio sangat penting untuk melihat pertumbuhan dan hasil investasinya.
Menariknya seiring dengan kemajuan teknologi, investasi reksa dana, saham dan ETF yang sudah bisa dilakukan dengan mudah semisal dengan aplikasi IPOT milik PT Indo Premier Sekuritas, bisa pula dipantau setiap saat dengan mudah dengan smartphone di genggaman tangan.
Selain terdaftar dan diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan), aplikasi investasi ini diproteksi dengan sistem keamanan SSL 256 bit dan three layer security (password, secure PIN, dan kode OTP).
Sistem keamanan lapis tiga yang demikian ini selangkah lebih maju dari dunia perbankan yang hanya menggunakan 2 Factor Authentication (2FA) yaitu level password dan level OTP. IPOT dilapisi dengan 3 Factor Authentication (3FA) yaitu level password, randomized numerical PIN dan OTP (One Time Password).
Level password terdiri atas kombinasi (minimum) 8 digit angka, huruf dan spesial karakter. Level randomized numerical PIN adalah sistem pengacakan 10 digit nomor yang hanya bisa dipilih melalui klik atau layar sentuh hasil kreasi team IT IndoPremier.
Lapis keamanan ini mampu mengantisipasi malware seperti key-logger. Sementara itu, level OTP sendiri berupa password acak dan unik yang dikirimkan melalui SMS kepada pengguna dengan masa berlaku 3 menit.
Dengan sistem keamanan lapis tiga ini investasi pun aman dan terlindungi dari ancaman hacker yang mencoba membobol rekening. Selanjutnya, rekening dana nasabah (RDN) di bank juga dibuat atas nama diri sendiri bukannya nama sekuritas.
Berlapis-lapis pengaman dan kemudahan dalam memantau dan mengecek aset investasi ini tentu akan membuat tenang dan nyaman nasabah.