Yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah menjadi salah satu bagian penting di dalam menjalin sebuah hubungan dengan orang lain dan kelompok-kelompok masyarakat sosial. Faktor interaksi manusia dengan lingkungan sosial akan memberikan peranan yang sangat penting untuk melakukan serangkaian proses komunikasi verbal maupun non verbal di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh jenis interaksi sosial yang sifatnya asosiatif adalah akomodasi. Akomodasi di sini berarti interaksi yang dilakukan mengarah kepada persatuan dengan adanya proses penyelesaian konflik atau selisih pendapat guna menemukan satu kesepakatan yang tujuannya adalah untuk mempersatukan kedua belah pihak.
Berikut di bawah ini kami berikan beberapa bentuk interaksi akomodasi yang bisa membantu dalam berinteraksi antara kedua belah pihak, antara lain sebagai berikut :
1/ Arbitrase
Arbitrase adalah salah satu bentuk lain dari kompromi. Dimana kedua belah pihak yang sedang berselisih bisa mengemukakan pendapat dan keinginannya dalam forum. Namun bila perselisihan tidak bisa diselesaikan sendiri maka di sinilah arbitarse akan hadir dengan menambah komponen dari pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga ini diharapkan bisa memimpin kompromi agar mencapai penyelesaian yang sifatnya adil bagi masing-masing pihak. Pihak ketiga harus bersikap netral serta tidak memihak sehingga keputusan yang diambil dapat diterima oleh pihak-pihak yang berselisih.
2/ Koersi
Koersi adalah berbentuk paksaan baik itu berupa ancaman atau dengan iming-iming imbalan. Bentuk lain dari koersi adalah dapat berupa intimidasi dengan menggunakan pengaruh yang sifatnya memaksa pihak lain untuk bertindak sesuai keinginan pemaksa. Secara psikologis, demi untuk memenuhi kepentingan yang ingin dituju, cara ini akan berpengaruh buruk yang mungkin berefek panjang hingga beberapa waktu yang akan datang di masa depan.
3/ Kompromi
Kompromi merupakan usaha dalam mencapai kata sepakat di antara dua atau lebih pihak yang memiliki perbedaan pendapat. Selisih paham di antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat diatasi dengan melakukan komunikasi efektif yang disebut sebagai interaksi kompromi. Biasanya kesepakatan akan berujung pada satu tindakan atau keputusan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, atau keadaan tidak ada dari salah satu pihak yang merasa dirugikan oleh keputusan itu.
4/ Konsiliasi
Konsiliasi melalui serangkaian proses yang memiliki sifat formal karena di dalamnya melibatkan suatu lembaga tertentu. Lembaga yang dimaksudkan nantinya akan dipakai setelah disetujui oleh kedua belah pihak yang sedang berselisih. Melalui pihak ketiga inilah pihak-pihak yang bersangkutan bisa memberikan keterangan tentang perselisihan yang sedang dihadapi guna dinilai dan ditimbang. Keterangan yang terkumpul akan dimanfaatkan sebagai acuan laporan kesimpulan dan pengambilan saran mengenai penyelesaian masalah tadi yang selanjutnya akan diserahkan kepada puhak yang sedang berselisih. Permasalahan yang ada akan dikembalikan kepada masing-masing pihak dimana hasil laporan tersebut sifatnya tidak mengikat seperti keputusan dalam pengadilan. Masing-masing pihak yang sedang menempuh jalan ini diwajibkan untuk memilih akan menggunakan keputusan lembaga atau tidak.
5/ Mediasi
Adalah salah satu bentuk akomodasi dengan penilaian juru damai atau penengah sebagai pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga tidak berhak mengambil keputusan dalam pencapaian solusi sebagaimana dalam proses arbitrase tersebut di atas. Melainkan pihak yang bersangkutan berperan sebagai mediator yang fungsinya adalah mengatur pertemuan para pihak yang berselisih, mengatur jalannya pertemuan, sekaligus sebagai pendamping dan penasihat bagi kedua belah pihak. Meskipun tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan, mediator bisa memberikan saran jalan damai dengan memberikan beberapa aspirasi pada pihak-pihak yang sedang beradu pendapat dalam rangka membantu menemukan jalan keluar terbaik.
Semoga bermanfaat.
