Indonesia menyimpan banyak sekali potensi pertanian dan perkebunan yang bisa difungsikan sebagai sumber perekonomian negara sehingga tak mengherankan jika Indonesia oleh dunia diberikan julukan Negara Agraris. Seiring dengan berkembangnya sistem perekonomian disertai dengan meningkatnya jumlah penduduk pada bebera[a tempat maka kebutuhan lahan untuk keperluan dalam bidang selain pertanian menjadi semakin meningkat tajam. Ini didasarkan atas data statistic di tahun 2014, luas lahan pertanian di Indonesia sudah mencapai angka 41.5 juta hektar. Dari jumlah ini terbagi ke dalam 3 kelompok besar yaitu hortikulturan 567 ribu hektar, tanaman pangan 19 juta hektar dan tanaman perkebunan sebesar 22 juta hektar.
Berikut di bawah ini kami berikan 6 dampak alih fungsi lahan pertanian, simak penjelasannya.
1/ Berkurangnya lahan pertanian
Alih fungsi lahan menjadi non pertanian secara otomatis lahan-lahan pertanian menjadi semakin berkurang. Hal ini tentu saja memberikan dampak negatif terhadap berbagai bidang baik secara langsung maupun tidak langsung.
2/ Menurunnya produksi pangan nasional
Lahan pertanian yang semakin sedikit jumlahnya berakibat hasil produksi juga akan mengalami gangguan. Dalam skala besar, stabilitas pangan nasional juga akan sulit diwujudkan. Mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya sehingga kebutuhan pangan juga menjadi bertambah namun lahan pertanian justru mengalami kecendrungan menurun.
3/ Sarana prasarana pertanian menjadi tidak terpakai lagi
Pemerintah sudah menganggarkan biaya untuk membangun sarana dan prasarana pertanian guna membantu adanya peningkatan produk pertanian. Ini berhubungan dengan sistem pengairan contohnya akan banyak anda jumpai pada proyek-proyek beragam jenis yang melibatkan irigasi dari pemerintah mulai membangun bendungan, membangun drainase serta infrastruktur lain ditujukan untuk pertanian. Sehingga apabila lahan pertanian dialihkan fungsinya maka sarana dan prasarana menjadi tidak terpakai lagi.
4/ Mengancam keseimbangan ekosistem
Berbagai keanekaragaman populasi di dalamnya maka sawah atau lahan-lahan pertanian lainnya adalah menjadi ekosistem alami bagi beberapa binatang air. Sehingga apabila lahan tersebut mengalami perubahan fungsi maka hewan-hewan tersebut akan kehilangan tempat tinggal dan tentu saja ini bisa mengganggu hingga ke permukiman warga nantinya. Adanya hamparan lahan pertanian juga bisa membuat air hujan termanfaatkan dengan optimal sehingga mengurangi resiko penyebab banjir saat musim penghujan.
5/ Tingginya angka urbanisasi
Hampir sebagian besar kawasan pertanian lokasinya ada di daerah pedesaan. Sehingga saat terjadi alih fungsi lahan pertanian tersebut bisa mengakibatkan lapangan pekerjaan bagi beberapa penduduk desa tertutup. Maka selanjutnya adalah terjadi arus urbanisasi yang meningkat tajam. Orang-orang desa akan berbondong-bondong pergi ke kota dengan harapan untuk memperoleh pekerjaan yang layak padahal bisa jadi setelah sampai di kota keadaan mereka tidak berubah karena di kota persaingan mencari pekerjaan sangat ketat dan agak sulit mengingat penduduknya cukup padat.
6/ Harga pangan menjadi semakin mahal
Saat produksi hasil pertanian semakin mengalami penurunan tentu saja bahan-bahan pangan di pasaran menjadi semakin sulit untuk dijumpai. Kondisi ini biasanya akan dimanfaatkan sebaik mungkin bagi para produsen maupun pedagang untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sehingga tidak mengherankan apabila selanjutnya harga-harga pangan menjadi mahal di pasaran.
Semoga bermanfaat.
ÂÂ