Saya gak paham apa yang tengah terjadi dengan dunia ini, perubahan akhir ini begitu cepat terasa. Hampir semua aspek kini telah berubah drastis, terlebih karena Pandemi, kebiasaan era baru ditengah wabah penyakit, memaksa kita untuk beradaptasi.
Ide buruk jika kita meminta dunia untuk tunggu sebentar, agar kita tak tertinggal. Hahaha, dunia akan tetap melaju dan berkata "good bye" padamu.
Dan tak kalah buruknya lagi jika kita mengambil sikap "denial" atau penyangkalan. Menyangkal atas segala keadaan yang kini telah terjadi; tidak percaya covid dan menolak vaksin. Lalu bertahan dengan kesimpulan "bahwa usia (hidup) sudah ditakdirkan, tidak tergantung Pandemi". Benar, tapi kita sebagai manusia mesti berusaha sekuat mungkin untuk bertahan dalam segala kondisi dan cobaan.
Nice!!
Sikap denial ini tidak serta merta hanya karena Pandemi. Tanpa disadari banyak orang bersikap denial di dalam menyikapi persoalan hidupnya. Berikut ini pandangan pribadi saya sendiri terkait sikap denial yang sering dilakukan sejumlah orang.
Â"Lu begitu karena Privilese!"
Privilese atau dalam bahasa Inggris privilege yang berarti hak istimewa. Privilese sering disangkakan pada para anak orang kaya. Para anak orang kaya yang sering tidak diakui kerja kerasnya sebab ada embel-embel privilese dari orang tuanya.
Kenyataannya memang ada orang yang gak mengakui dirinya punya privilese lalu klaim sukses berkat perjuangannya sendiri. Tapi itu hak orang lain, namanya juga hak istimewa.
Tanpa bermaksud menyalahkan pihak manapun, rasanya salah bila kita terlalu cepat menuding kesuksesan orang lain berkat privilese. Ini tuh seperti sikap denial atau penyangkalan bahwa orang lain lebih unggul dibanding kita. Bukankah begitu? Koreksi bila salah.
Â"Emang rangking 1 kepakai di dunia kerja?"
Ketika melihat teman meraih rangking 1 di sekolah, apa yang kamu rasakan? Merasa ikut termotivasi atau malah iri dan denial, menyangkal semua yang diraih teman kamu tidak terlalu berguna. Bersikap demikian sebab tidak mampu meraih sesuatu yang sama.
Meskipun rangking 1 tidak menjamin sukses setelah dewasa. Tapi itu merupakan pencapaian seseorang, dengan begitu iya bisa bikin bangga orang tuanya. Mengapa tega mengatakan itu semua tidak berguna?
Â
"Kuliah ngabisin duit dan waktu doang"
Tidak semua orang mendapat kesempatan untuk mengakses pendidikan di perguruan tinggi. Alasan utamanya karena duit.
Tapi itu bukan jadi alasan untuk mengolok-olok bahwa kuliah itu merupakan kegiatan buat duit dan waktu.
Tidak berkuliah bukan berarti 'kiamat'. Banyak jalan menuju kesuksesan. Jangan sesali hanya karena tidak ada kesempatan menimbah ilmu di universitas. Jangan luapkan kekecewaan itu dengan berkata kuliah tidak berguna.
Denial sebenarnya merupakan sikap manusiawi ketika seseorang menghadapi masalah sulit dalam hidupnya. Pertama seseorang tersebut akan bersikap denial atau penyangkalan, lalu marah, tawar menawar, depresi, kemudian proses menerima dan ikhlas.
Ayo semangat! Jangan terlalu lama dalam kondisi denial. Berusaha menerima keadaan meski itu sulit. Kehidupan harus tetap berjalan, keadaan tidak selalu sama dengan apa yang kamu pikirkan, tapi disinilah kita tinggal maka cobalah ikhlas.