Apakah yang dimaksud dengan revaluasi ? Pengertian revaluasi adalah suatu kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan nilai mata uang di dalam negeri yaitu Rupiah terhadap semua jenis mata uang asing. Ada pendapat yang lainnya menjelaskan bahwa revaluasi merupakan tingkat penyesuaian ke atas dari nilai tukar mara uang resmi suatu negara yang sifatnya relatif terhadap baseline yang dipilih. Baseline bersangkutan bisa mencakup tingkat upah, harga emas atau mata uang asing. Revaluasi adalah kebalikan dari devaluasi yang merupakan tingkat penyesuaian ke bawah dari nilai tukar mata uang resmi dalam suatu negara. Revaluasi nantinya diharapkan bisa terjadi karena adanya pengaruh kebijakan pemerintah guna memperbaiki perekonomian. Dengan kata lain, ada intervensi yang dilakukan oleh pemerintah guna menjaga nilai mata uang dalam negeri tetap dalam kondisi yang stabil.
Secara garis besar dijelaskan bahwa kebijakan revaluasi menandakan bahwa perekonomian negara semakin membaik. Tetapi dari sisi lain, kebijakan revaluasi bisa memberikan dampak positif dan juga pengaruh negatif terhadap ekonomi masyarakat terutama untuk bisnis yang mencakup sektor ekspor-impor. Singkatnya revaluasi bisa berdampak kepada nilai tukar rupiah sehingga mempengaruhi besaran harga yang wajib dibayarkan atau diterima oleh pebisnis ekspor-impor.
Penyebab Revaluasi
Revaluasi terhadap mata uang bisa dipicu oleh berbagai peristiwa yang menyertainya. Beberapa penyebab terjadinya revaluasi antara lain sebagai berikut : adanya perubahan tingkat suku bunga antar berbagai negara dan peristiwa-peristiwa berskala besar yang mempengaruhi perekonomian terutama yang berhubungan dengan profitabilitas dan daya saing. Revaluasi bisa juga disebabkan karena adanya perubahan kepemimpinan di dalam sebuah negara yang memicu munculnya perubahan-perubahan besar dalam stabilitas pangsa pasar tertentu. Permintaan pasar yang sifatnya spekulatif bisa mempengaruhi nilai mata uang suatu negara. Contohnya adalah spekulasi keluarnya Inggris dari bagian Uni Eropa sekitar tahun 2016 silam. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai mata uang beberapa negara termasuk di dalamnya adalah GBP, USD dan Yuan. Hingga saat ini belum ada kepastian apakah Inggris benar-benar keluar atau tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Ketidakpastian inilah yang menyebabkan segala tindakan dianggap memiliki sifat spekulatif. Â
Bisnia Dan Pengaruh Revaluasi Di Dalamnya
Merujuk kepada pengertian dari revaluasi tersebut di atas, mungkin bagi kelompok masyarakat awam, perubahan nilai tukar rupiah sebesar Rp. 100 misalnya tidak berarti apa-apa meskipun hanya dengan kenaikan Rp. 100 saja bisa memberikan pengaruh terhadap total belanja negara ke luar negeri menjadi lebih hemat sekitar Rp. 600 milyar. Sehingga kebijakan revaluasi pada umumnya dirasakan oleh para pebisnis yang bekerja di bidang ekspor dan impor karena melibatkan nilai tukar rupiah.
Berikut adalah beberapa studi kasus terhadap pengaruh revaluasi terhadap bisnis seperti yang kami jelaskan tersebut di bawah ini.
1/ Kasus Saham
Meninjau dari pengertian revaluasi tersebut di atas, pengaruhnya tidak hanya bisa dirasakan pada bisnis ekspor impor saja. Kebijakan revaluasi juga memberikan pengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap harga saham perusahaan. Tetapi pada kasus harga saham, nilai tukar rupiah tidak akan memberikan dampak secara langsung. Revaluasi bisa memberikan pengaruh positif bagi para pemilik saham apabila dilihat melalui jangka waktu tertentu. Sehingga apabila anda ingin mengambil keputusan yang tepat dalam trader, tidak akan bisa menggunakan informasi nilai tukar rupiah dalam satu hari saja.
2/ Kasus Ekspor
Apabila dampak revaluasi terhadap kondisi impor suatu negara memberikan pengaruh yang positif, maka pada kasus-kasus yang berhubungan dengan aktivitas ekspor justru bisa memberikan dampak negatif. Saat anda menjual produk bisnis ke luar negeri dengan harga produk sebesar Rp. 12 juta dengan nilai tukar awalnya adalah sebesar Rp. 12.000 maka anda akan menerima uang dalam bentuk dollar sebesar $1.000. Tetapi jika terjadi kebijakan revaluasi, maka uang dollar yang akan anda terima adalah pada nilai tukar sebesar Rp. 11.000 yaitu akan lebih kurang dari $1.000. Tentu saja ini bisa merugikan anda atau perusahaan karena produk yang dijual menjadi turun harga jualnya di mata uang asing.
3/ Kasus Impor
Apabila anda mempunyai sebuah perusahaan yang membutuhkan bahan baku untuk produksi dari luar negeri maka anda akan diuntungkan dengan adanya kebijakan revaluasi ini. Misalnya saja jika biasanya anda membeli bahan baku dengan harga $1.000 dengan nilai tukar rupiah saat ini adalah Rp. 12.000 maka anda perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 12 juta. Tetapi jika terjadi revaluasi dan nilai tukar menguat hingga menjadi Rp. 11.000 maka uang yang akan anda keluarkan untuk impor berkurang menjadi Rp. 11 juta. Sehingga ini akan menjadi kasus importer dimana kebijakan revaluasi bisa dibilang menguntungkan.
Dampak Positif Dan Negatif Dari Revaluasi
Yang sebenarnya dari kondisi ini adalah kebijakan revaluasi dibuat untuk kepentingan ekonomi negara dalam jangka waktu panjang. Apabila nilai rupiah di Indonesia cukup stabil dalam jangka waktu yang cukup lama maka hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi negara yang semakin membaik. Ditambah lagi melihat kondisi neraca perdagangan bisa dikatakan surplus atau defisit tergantung dari nilai tukar rupiah. Namun di sisi lain revaluasi juga bisa memberikan dampak negatif khususnya bagi para pebisnis. Kebijakan revaluasi akan berdampak terhadap daya saing dan keuntungan para pengusaha di dalam negeri yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Dengan adanya revaluasi maka hal ini akan menyebabkan harga barang-barang lokal menjadi lebih murah di pasar internasional. Maka akibatnya adalah para pengusaha lokal bisa mendapatkan tekanan untuk meningkatkan produktivitas, melakukan kegiatan promosi barang lebih besar agar dapat bersaing di pasar internasional serta menurunkan harga barang.
Revaluasi Dan Contohnya
Berikut ini adalah sebuah ilustrasi dari contoh revaluasi dan dampaknya pada para pengusaha di dalam negeri. Simak penjelasannya.
Sebuah perusahaan garmen di Indonesia dengan merk Maju Sentosa adalah pengekspor kain ke berbagai negara di Eropa. Masing-masing transaksi mereka biasa memakai mata uang USD.
Pada bulan Januari 2011 nilai tukar USD 1=Rp. 8.500.
Pada bulan Maret 2011 pemerintah Indonesia mengambil kebijakan revaluasi sehingga nilai tukar USD 1=Rp. 7.000.
Selama bulan Januari 2011, jika negara A ingin membeli produk perusahaan Maju Sentosa senilai Rp.1.000.000 maka negara A harus membayar Rp.1.000.000 x (USD 1/Rp.8.500) = USD 117.647. Namun setelah adanya kebijakan revaluasi maka nilai transaksi tersebut menjadi berubah menjadi : Rp. 1.000.000 x (USD 1/Rp.7.000) = USD 142.857.
Nah dari ilustrasi tersebut anda bisa melihat bahwa barang-barang ekspor akan menjadi lebih mahal setelah adanya kebijakan revaluasi. Begitu juga sebaliknya jika perusahaan Maju Sentosa melakukan impor produk garmen, maka nilai transaksi menjadi lebih murah setelah adanya kebijakan revaluasi.
Semoga bermanfaat.
ÂÂ
Â