Yang dimaksud dengan fiskal adalah segala hal yang berhubungan dengan bentuk pendapatan negara yang bersumber dari masyarakat dan oleh pemerintah dan selanjutnya dianggap sebagai pendapatan untuk dimanfaatkan sebagai pengeluaran dengan menjalankan program-program yang nantinya akan menghasilkan pendapatan nasional, produksi dan perekonomian serta berfungsi sekaligus sebagai perangkat keseimbangan di dalam lingkaran perekonomian sebuah negara. Kebijakan fiskal adalah menjadi salah satu faktor yang bertujuan untuk membentuk arah ekonomi negara. Dalam hal ini pemerintah menerapkan kebijakan fiskal untuk memberikan pengaruh terhadap kondisi ekonomi setempat dengan cara melakukan penyesuaian terhadap tingkat pengeluaran dan pendapatan.
Diketahui bahwa keberhasilan ekonomi di dalam suatu negara pada umumnya diukur oleh beberapa faktor seperti kondisi produk domestik bruto / PDB yang merupakan kondisi menunjukkan nilai barang dan jasa yang berhasil dikumpulkan oleh suatu negara dalam setahun. Contoh lainnya adalah permintaan agregat yang merupakan kondisi dimana memperlihatkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah negara lalu dibeli hingga mencapai titik harga tertentu. Ini bisa ditunjukkan melalui kurva permintaan agregat yang menjelaskan bahwa pada tingkat harga yang lebih rendah akan memperlihatkan kondisi lebih banyak barang dan jasa yang akan diproduksi. Di dalamnya banyak mendapatkan pengaruh pengukuran dari kebijakan fiskal dengan tujuan untuk meningkatkan PDB disertai dengan permintaan agregat secara berkesinambungan.
Kebijakan Fiskal Dan 3 Tujuan Utama
Tanggungjawab pemerintah adalah untuk menciptakan undang-undang dan program supaya dapat menjaga setiap warganya agar tetap dalam kondisi ekonomi yang mapan. Kebijakan fiskal melukiskan tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan tujuan untuk mempengaruhi ekonomi melalui adanya beberapa perubahan yang berhubungan dengan perpajakan dan pengeluaran. Kebijakan yang dikeluarkan pada umumnya bertujuan untuk mencapai sasaran ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang optimal, harga-harga yang stabil dan lapangan kerja yang banyak. Kebijakan fiskal dalam hal ini memiliki 3 tujuan utama yaitu sebagai berikut :
1/ Stabilitas ekonomi
Tujuan pertama dari kebijakan fiskal adalah berupaya untuk menstabilkan ekonomi dengan cara mengurangi dampak fluktuasi di dalam lingkaran perekonomian. Dimana kondisi ekonomi negara bersangkutan akan cenderung mengikuti pola-pola ekspansi ekonomi global yang diikuti oleh laju pertumbuhan ekonomi yang agak melambat. Pemerintah setempat akan memakai kebijakan fiskal untuk mengurangi risiko ini dengan cara meengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran. Hal ini dilakukan untuk tujuan mengendalikan ekspansi secara berlebihan yang akan menyebabkan efek tidak diinginkan seperti inflasi tinggi dengan melakukan pemangkasan pengeluaran dan meningkatkan pajak. Pemerintah bisa mencoba menerapkan tren tersebut di atas guna mencapai tren pertumbuhan ekonomi konstan yang sifatnya lebih stabil.
2/ Pekerjaan
Guna pencapaian tingkat pekerjaan yang banyak tersedia dalam suatu negara adalah menjadi tujuan utama kedua dari diberlakukannya kebijakan fiskal. Dimana diketahui bahwa pengangguran pekerja memiliki kecendrungan menyimpan uang dalam jumlah yang sedikit untuk dibelanjakan dibandingkan dengan pekerja dengan memiliki pekerjaan tetap. Inilah yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bisa dilakukan dengan mengurangi pajak dan terjadilah ekspansi bisnis. Secara bersamaan hal ini akan mendorong perekrutan dan meningkatkan pekerjaan.
3/ Pertumbuhan ekonomi
Mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi adalah menjadi salah satu tujuan utama dari terbentuknya kebijakan fiskal. Dimana diketahui bahwa ketika ekonomi tumbuh dengan cepat maka bisnis akan cenderung berkembang dan orang-orang cenderung dengan mudah memperoleh lebih banyak pendapatan. Ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengurangi pajak maka pemerintah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal. Jika pajak lebih rendah maka konsumen akan mempunyai lebih banyak uang untuk dibelanjakan, ini cenderung bisa meningkatkan investasi dan pendapatan bisnis yang mengarah kepada pertumbuhan ekonomi yang mapan. Apabila pengeluaran pemerintah menjadi lebih tinggi maka bisa memacu laju pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat.
Kebijakan Fiskal Dan Jenisnya
Dikenal adanya dua kelompok utama kebijakan fiskal yaitu kontraktif dan ekspansif. Berikut adalah penjelasannya :
- Kebijakan fiskal kontraksional biasanya dipakai untuk tujuan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi seperti saat terjadi inflasi yang tumbuh terlalu cepat. Ini merupakan kebalikan dari kebijakan fiskal ekspansif yaitu dapat meningkatkan pajak dan memotong pengeluaran.
- Kebijakan fiskal ekspansif biasanya disusun untuk tujuan merangsang ekonomi yang umum digunakan selama masa-masa resesi, dimana pengangguran sedang tinggi atau periode siklus bisnis sedang rendah. Di dalamnya mengharuskan pemerintah untuk membelanjakan lebih banyak uang, menurunkan pajak atau melakukan keduanya secara sekaligus. Tujuannya adalah untuk memberikan lebih banyak uang kepada para konsumen sehingga mereka akan membelanjakan lebih besar uang dan ini diharapkan bisa merangsang ekonomi.
Kebijakan Fiskal Dan Komponen Di Dalamnya
Diketahui ada 4 komponen utama dari kebijakan fiskal seperti yang kami jelaskan tersebut di bawah ini, silahkan menyimaknya.
1/ Kebijakan investasi dan disinvestasi
Pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara lajunya bisa dipertahankan dengan memperhatikan tingkat optimal investasi domestik maupun asing. Dalam beberapa tahun terakhir ini, arus modal internasional atau FDI meningkat tajam dan bisa difungsikan menjadi alat untuk mengintegrasikan ekonomi domestik dengan ekonomi global.
2/ Pengelolaan utang / surplus
Surplus adalah sebuah kondisi dimana pemerintah menerima lebih dari yang dihabiskan. Tetapi kebalikannya, jika pemerintah membelanjakan lebih dari pendapatan maka kondisi ini disebut dengan istilah defisit. Untuk dapat membiayai defisit, pemerintah seharusnya melakukan pinjaman dari sumber terpercaya domestik atau asing. Langkah lainnya yang bisa dilakukan adalah mencetak uang guna pembiayaan defisit.
3/ Kebijakan perpajakan
Biasanya pemerintah memperoleh pemasukan melalui pajak tidak langsung dan pajak langsung. Dengan didukung oleh kebijakan fiskal, pemerintah memiliki tujuan untuk bisa tetap menjaga sebanyak mungkin pajak progresif. Dimana keputusan perpajakan ini sangat penting peranannya bagi ekonomi suatu negara karena alasan-alasan sebagai berikut :
- Tarif pajak yang lebih rendah dari kondisi normal akan menyebabkan banyak orang akan membelanjakan uangnya dan inilah yang menyebabkan inflasi meningkat dengan tajam.
- Tarif pajak yang lebih tinggi dari kondisi biasanya akan mengurangi daya beli banyak orang sehingga menyebabkan terjadinya penurunan investasi dan produksi.
Maka dari itu pemerintah harus menciptakan keseimbangan dan menerapkan tariff pajak yang sesuai dengan peraturan untuk membantu jalannya perekonomian menjadi lancar.
4/ Kebijakan pengeluaran
Kebutuhan pendapatan dan belanja modal pada umumnya menjadi urusan pemerintah yang tertuang dalam kebijakan pengeluaran. Pengeluaran yang dilakukan adalah pada bidang-bidang tertentu untuk pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lain sebagainya. Pengeluaran negara yang lainnya adalah untuk membayar utang, bunga internal dan eksternal atas utang-utang negara. Di sinilah semuanya akan berhubungan dengan anggaran pemerintah yang menjadi instrumen paling penting yang akan mewujudkan kebijakan pengeluaran pemerintah. Anggaran ini biasanya dipakai untuk pembiayaan defisit yaitu mengisi kesenjangan antara belanja pemerintah dengan pendapatan yang tersimpan.
Melihat penjelasan singkat dari kami tersebut di atas, dunia bisnis bisa secara langsung berdampak terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan, baik dalam bentuk pembelanjaan atau perpajakan. Di sinilah para pebisnis harus jeli melihat peluang investasi dari investasi swasta maupun belanja pemerintah. Biasanya akan terjadi selama berlakunya kebijakan fiskal ekspansif yaitu saat negara berada dalam kondisi lebih banyak uang yang mengalir dari pemerintah dan dari sumber-sumber lainnya yang berimbas pada perpajakan yang rendah. Jika keseimbangan antara permintaan dan harga berjalan bersama-sama maka diharapkan bisnis bisa berkembang dengan lancar. Sedangkan untuk kebijakan-kebijakan fiskal kontraktif akan bisa mendorong inflasi menjadi lebih parah saat keseimbangan sedang rusak dan permintaan serta harga sedang jatuh.
Bisnia yang dilakukan dalam masa-masa pertumbuhan dan pengembangan akan mengambil langkah-langkah penghematan terhadap anggaran dan diharapkan akan membuat aliran uang untuk keperluan pembelanjaan menjadi lebih sedikit. Di sinilah kebijakan fiskal memegang pengaruh besar terhadap jumlah pajak bagi generasi individu dan bisnis yang akan dirintis di masa depan.
Semoga bermanfaat.
ÂÂ