6 Tips untuk Menuntun si Kecil agar Mudah Memaafkan Kesalahan Orang Lain

17 Jan 2022 13:55 1407 Hits 1 Comments Approved by Plimbi

6 Tips Untuk Menuntun Si Kecil Agar Mudah Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Adalah hal yang biasa dialkukan oleh balita anda seperti rebutan mainan atau pukul-pukulan. Anda yang kebetulan melihat adegan ini sudah seharusnya segera memisahkan pertikaian yang terjadi serta menyuruh anak minta maaf lalu saling memaafkan. Anak-anak harus baikan, karena sikap baik dan kerjasama akan menyebabkan mereka berteman dengan perasaan nyaman. Benarkah si kecil memiliki pola pikir seperti Ini ? Seperti diketahui bahwa anak-anak usia balita pada umumnya masih berpikir egosentris. Mereka masih menggunakan sudut pandang sendiri guna melihat dan menilai segala sesuatu yang terjadi di sekitar mereka. Jika mereka bersikap tidak menyenagkan maka untuk mampu memahami bahwa orang lain juga bisa marah belum dapat dilakukannya. Yang sering mereka alami adalah temannya marah, mereka ikut marah, menangis, permainan terhenti sejenak kemudian mereka akan berbaikan lagi.

Itulah dunia anak-anak. Tanpa disertai intervensi para orangtua maka anak-anak akan kesulitan untuk belajar memahami dan memaafkan. Meskipun demikian, sejak dini anak-anak perlu belajar kata “maaf” yaitu berbesar hati untuk memaafkan dan meminta maaf. Bagaimanakah caranya ? Simak penjelasan dari kami tersebut di bawah ini.

1/ Berikan alasan mengapa harus memaafkan

Perlu anda kemukakan kepada anak-anak mengenai alasan kenapa mereka harus memaafkan temannya ? Biasanya anak-anak hanya bisa paham bahwa ada orang lain yang baru saja menyakiti dirinya dan membuat ia marah-marah. Yang mereka pikirkan saat itu adalah, “Aku marah, aku kesal, aku sakit.” Mereka akan menjadi bingung kalau seketika anda meminta anak memaafkan orang lain usai mereka berselisih. Tenangkan dulu kondisi anak anda lalu berikan penjelasan sederhana seperti, “Mungkin temanmu tidak sengaja menendang bola ke arahmu. Yuk kita tanya saja kenapa ia melakukan itu.” Pastikan juga bahwa usai anak anda memaafkan, anak tidak akan merasa marah lagi.

2/ Beri contoh cara memaafkan yang sederhana saja

Para orangtua adalah contoh terbaik untuk meminta maaf dan memaafkan. “Nak, maaf ya, Mama merusak gambarmu. Tadi Mama nggak sengaja menumpahkan jus buah di atas gambarmu. Maaf ya sayang.” Balita sangat mudah memaafkan dan mereka akan meniru anda untuk meminta maaf. Itulah sebabnya anda pun harus bisa memaafkan si kecil ketika mereka tidak sengaja merusak barang-barang milik anda. Berikan maaf dengan tulus karena anak-anak tak pernah menghitung kesalahan anda terhadap dirinya.

3/ Tumbuhkan rasa empati

Cara ketiga untuk mempengaruhi si kecil agar mau memaafkan adalah menumbuhkan rasa empati di dalam hatinya. Misalnya saat ia mau memukul teman bermainnya karena kesal tidak boleh meminjamkan mainan kepadanya. Saat si kecil meminta maaf, temannya tidak mau memaffkan dan tidak mau lagi mengajak main bersama. Tanyakan langsung kapadanya, “Bagaimana perasaanmu ?” Jika si kecil menjawab sedih, maka katakana bahwa itu juga akan dirasakan oleh temannya apalagi jika ia tidak mau memberi maaf. Jadi dalam hal ini ia tahu kalau ia tidak memberi maaf maka anak yang meminta maaf pastilah akan merasa sedih.

4/ Ajari ungkapkan perasaan kepada orang lain

Kata kuncinya adalah proaktif. Ajari anak-anak untuk berterus terang kepada orang yang membuat ia sakit hati. Anda bisa menjelaskan secara pelan-pelan bahwa cara ini dipakai agar orang itu tahu apa yang dirasakan oleh anak anda saat itu. “Katakan kepada teman kamu, jika kamu tidak suka dan marah karena didorong-dorong.” Si kecil akan sekaligus belajar berani mengemukakan pendapatnya kepada orang lain.

5/ Beri pujian, bila anak berhasil memaafkan

Usahakan membiasakan anak-anak selalu melakukan ini. Memberi si kecil pujian merupakan ungkapan anda atas keberhasilannya melakukan sesuatu sesuai harapan orangtua. Pujian merupakan salah satu motivasi besar bagi anak-anak untuk mengulangi tindakan memaafkan orang lain dengan tulus. Apabila si kecil tidak juga berhasil melakukannya maka anda tetap bisa memberikan pujian yang sifatnya mendorong agar anak bisa melakukannya di kemudian hari. Misalnya, “Tidak apa, Nak. Kamu tetap kebanggaan Mama. Tapi Mama akan lebih bangga lagi kalu besok kamu sudah mau memaafkan temanmu, ya.”

6/ Berikan toleransi waktu

Setiap kali ada anak lain menyakiti atau minta maaf kepada si kecil, maka saat itu juga anda hampiri anak anad, mengingatkan ia untuk memaafkan. Bahkan anda cenderung memaksa anak dengan halus untuk memaafkan. Memang benar kalau si kecil harus diingatkan untuk memaafkan agar ia bisa lupa. Tetapi berikan juga mereka toleransi waktu. Mereka butuh waktu untuk dapat memberi maaf secara tulus tanpa terpaksa. Daripada memaksa maka sebaiknya cari tahu apa yang membuat anak tidak mau atau menolak memaafkan. Bila ia sudah siap, anda bisa menjadi perantara untuk membantu anak memaafkan danb mendamaikan kedua balita yang sedang berseteru. Usahakan juga agar anda bersikap netral.

Semoga bermanfaat.

Tags Keluarga

About The Author

Utamii 69
Expert

Utamii

Suka membaca dan menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel