Pernah mendengar istilah halloween ? Ada seruan yang sangat populer di kalangan anak-anak dan kelompok remaja di negeri barat seperti : ‘tipuan atau permen !’ atau ‘trick or treat !’ yang akan anda dengat saat anda membuka pintu di hari raya halloween yang diperingati setiap tanggal 31 Oktober tiap tahun. Tentu saja tidak ada seorang pun yang mau kena tipu sehingga permen akan langsung diberikan kepada anak-anak dan kelompok remaja yang mengenakan kostum imut-imut namun menyeramkan berkeliaran menjelang petang hingga tengah malam mengunjungi rumah penduduk satu per satu untuk menyerukan trick or treat tersebut. Â
Mengingat dunia saat ini sedang menghadapi pandemi penyakit virus corona (covid-19) yang memaksa semua orang untuk berdiam di dalam rumah lebih aman, menyebabkan perayaan halloween dua tahun belakangan ini tidak begitu meriah dirayakan. Sedangkan di Indonesia beranggapan bahwa halloween bukanlah sebagai hari raya meskipun ada berbagai catatan sejarah yang menyertai perjalanan panjangnya namun Indonesia menolak perayaan tradisional tersebut yang mengarah kepada salah satu hari untuk membebaskan manusia melakukan pemujaan kepada setan. Namun beberapa tahun terakhir ini ada titik terang di Indonesia yang mulai menggunakan tema halloween sebagai keseruan liburan menjelang akhir tahun berbarengan dengan perayaan hari raya besar umat Kristen yaitu Natal.
Apa Itu Halloween ?
Apa sebenarnya halloween ? Mengapa halloween erat dihubungkan dengan konsep mistis ? Dan kenapa harus memakai objek labu dan permen ? Ternyata ada berbagai aspek yang mempengaruhi perayaan halloween sesuai dengan sejarah dari mulai diciptakannya halloween tersebut. Inilah fakta-fakta mengenai sejarah halloween yang perlu anda ketahui.
1/ Nama ‘halloween’ yang sebenarnya berasal dari kalimat ‘all hallows eve’
Dari paganisme mendapat penjelasan bahwa ternyata halloween sangat lekat dengan paham Kekristenan zaman dulu. Menurut catatan sejarah yaitu sekitar abad ke-7 adalah Paus Bonifasius IV mengumumkan setiap tanggal 13 Mei tiap tahun sebagai hari raya ‘martir & orang suci’. Dimana sejak abad ke-9, paham Kekristenan mulai menyebar di Britania Raya dan bercampur dengan paganisme yang ikut merayakan ‘hari arwah’ pada tanggal 2 November setiap tahun. Selanjutnya pertengahan abad ke-9, Paus Gregorius IV memindahkan hari raya martir & orang suci dari tanggal 13 Mei ke tanggal 1 November setiap tahun yang bertepatan dengan hari raya ‘samhain’ sehingga setiap tanggap 31 Oktober selanjutnya dikenal sebagai hari all hallows eve atau malam orang kudus. Ketiga hari raya tersebut kemudian disebut dengan nama ‘allhallowtide’ atau ‘hallowmas’. Kemudian pada akhir abad ke-12, perayaan allhallowtide menjadi ritual keagamaan di benua Eropa tetapi perkembangan selanjutnya mengapa bisa menjadi halloween ? Diketahui bahwa memasuki abad ke-16, all hallows eve lebih populer di kalangan masyarakat setempat dengan nama hallows e’en yang diperpendek pada abad ke-18 menjadi halloween seperti yang dikenal sekarang ini.
2/ Samhain, hari raya kaum pagan dan cikal bakal kemunculan halloween
Asal mula kemunculan tradisi halloween mulai ditelusuri melalui catatan sejarah kaum Kelt dari bangsa Pagan yang bertempat tinggal di wilayah Britania Raya dan Perancis bagian utara sejak 2.000 tahun yang lalu. Menurut kalender Gael yang mereka gunakan sehari-hari, tahun baru jatuh pada tanggal 1 November sedangkan pada tanggal 31 Oktober kaum Kelt merayakan perayaan samhain / calan gaeaf. Samhain di sini mengandung arti akhir musim panas yang menandakan akhir kehangatan musim panen dan awal datangnya kedinginan di musim salju yang dianggap sebagai musim kegelapan dan kematian. Maka dari itu halloween dikenal menggunakan perpaduan warna oranye (yang melambangkan musim panen) dan warna-warna gelap alias hitam (yang melambangkan kematian). Menurut kepercayaan kaum Kelt, dunia orang hidup dengan dunia orang mati bersatu pada saat merayakan hari raya samhain. Bukannya terlihat menyeramkan dimana kaum Kelt akan menyambut kedatangan peri dan arwah-arwah yang mereka kenal sebagai aos si turun ke bumi sebagai peramal masa depan. Agar tidak diganggu, mereka mengenakan kostum dari kulit dan kepala hewan dan meninggalkan makanan sebagai sesajen di depan pintu.
3/ Lomba makan buah apel saat halloween yang berasal dari tradisi Romawi Kuno
Salah satu kegiatan di festival halloween yang berhubungan dengan perayaan hari raya besar samhain bisa ditelusuri dari kebudayaan Romawi Kuno yang menduduki wilayah kaum Kelt sejak 43 Masehi. Menurut kalender Katolik menjelaskan bahwa setiap tanggal 2 November tiap tahun adalah menjadi hari raya arwah maka menurut mitologi Romawi Kuno tanggal tersebut adalah menjadi hari raya dewi kesuburan sayur dan buah-buahan, pomona atau simbol perayaan hari raya kesuburan buah dengan memakan buah apel. Sempat mengalami penurunan pengikut pada abad ke-18, aktivitas makan buah apel tersebut selanjutnya mengalami pergeseran makna di Britania Raya dan AS saat dibawa melalui imigrasi besar-besaran rakyat Irlandia. Bukan merupakan sebuah penghormatan yang ditujukan kepada dewi, mereka melakukannya untuk mencari jodoh dengan cara menggigit apel dengan nama orang yang anda suka. Gigitan harus berhasil sekali gigit karena jika tidak bisa maka dia bukanlah jodoh anda.
4/ Sejarah mengukir labu untuk halloween, Jack-O-Lantern
Mengukir labu sedemikian menyeramkan dengan ekspresi menyerupai wajah-wajah setan dan meletakkan lilin di dalamnya sudah umum dilakukan untuk merayakan tradisi halloween. Mengapa mereka melakukan ini ? Ternyata tradisi tersebut diilhami oleh cerita rakyat kaum Kelt tentang seorang tokoh bernama Jack-O-Lantern dimana cerita legenda ini mempunyai berbagai versi tergantung negaranya. Bagaimana ceritanya ? Alkisah pada zaman dahulu ada seorang remaja pria bernama Jack yang suka usil mengerjai semua orang termasuk iblis. Oleh karena tingkah usilnya terhadap sesama dan iblis maka Jack ditolak masuk surga apalagi ke neraka. Iblis meledek Jack dengan melempar sebuah bara panas ke arah Jack agar bisa digunakan untuk menerangi jalannya. Jack memanfaatkan bara tersebut sebagai lentera yang diletakkan di dalam umbi-umbian yang diukirnya. Pada awalnya Jack tidak menggunakan labu melainkan umbi-umbian seperti bit, kentang dan ubi yang diberikan lilin kecil untuk mengusir arwah yang tidak diinginkan masuk ke dalamnya. Namun setelah bermigrasi ke AS, umbi-umbian tersebut diganti dengan labu yang digunakan hingga saat ini.
5/ Kucing hitam dan burung hantu, dua binatang yang sangat populer saat halloween
Dekorasi rumah untuk halloween biasanya memakai gambar berbagai satwa terutama kucing hitam, burung hantu, kelelawar dan tikus. Mengapa hewan-hewan ini kerap dihubungkan dengan tradisi halloween ? Adalah mitos tentang kucing hitam dianggap sebagai pembawa kematian yang datang dari masa ‘wabah hitam’ sekitar abad ke-14 yang menyebabkan populasi kucing di Eropa menurun drastis. Di samping itu pada abad ke-16 saat AS gencar memburu ‘penyihir wanita’ mereka menuduh kucing hitam sebagai jelmaan para penyihir wanita tersebut. Bagaimana dengan burung hantu ? Menurut mitos Eropa di abad pertengahan, burung hantu sering dihubungkan dengan kematian. Konon setiap mendengar cuitan burung hantu maka artinya adalah akan ada kematian yang sudah dekat. Hewan ini aktif di waktu malam hari sehingga dihubungkan dengan aktivitas okultisme yang dilakukan oleh para penyihir. Sama seperti kucing hitam yang dituduh sebagai jelmaan penyihir. Setelah membunuh kucing ternyata wabah hitam disebabkan oleh menyebarnya virus oleh tikus sehingga tikus pun dikaitkan dengan konsep kematian. Identik dengan vampir dan penyihir selanjutnya, kelelawar otomatis masuk ke dalam daftar dekorasi halloween. Sebagai mahkluk nokturnal, kelelawar erat hubungannya dengan aktivitas penyihir di waktu malam hari. Menurut mitologi kaum Kelt, kelelawar yang keluar masuk sarang menjadi tanda baha jam penyihir sudah tiba.
6/ Abad ke-20 halloween tidak lagi mengenal hal-hal mistis
Sebenarnya sejak abad ke-19, halloween telah mengalami pergeseran makna dari berbau mistis dan keagamaan menjadi semacam tradisi yang berfokus kepada kebersamaan, kekerabatan dan keluarga. Meskipun demikian pada pertengahan abad ke-20 AS menghimbau kepada masyarakat AS untuk merayakan halloween dengan aman hanya bersama keluarga saja. Memasuki tahun 1950, AS berhasil benar-benar membasmi hal-hal mistis dan kerusuhan yang kadang-kadang sering terjadi pada saat masyarakat sedang merayakan halloween. Sejak angka populasi meningkat tajam, halloween selanjutnya lebih identik dengan anak-anak dan kelompok remaja yang merayakannya di sekolah dan dari rumah ke rumah.
7/ Tradisi ‘trick or treat’ dan ‘soul cake’ saat halloween
Adalah tradisi melakukan tipuan atau untuk meminta permen yang pada awalnya dikenal dengan istilah souling. Seperti nama yang diberikan, souling adalah aktivitas yang dilakukan berkeliling kampung guna mengumpulkan kue dengan motif salib yang disebut dengan nama soul cake. Kue-kue ini juga dikatakan sebagai sesajen untuk para aos si agar tidak mengganggu. Memasuki abad ke-13 di Eropa, soul cake menjadi sangat populer di saat ada perayaan halloween. Namun seiring berlalunya waktu ke masa depan, soul cake diganti, mereka akan berdoa demi mereka. Tradisi ini selanjutnya mulai dimanfaatkan oleh para pengemis saat hari arwah yang jatuh setiap tanggal 2 November agar mendapatkan soul cake yang rasanya enak dan bergizi. Bukan trick or treat lagi, mereka menyerukan bahwa mereka siap berdoa untuk jiwa siapa pun yang mau memberikan sekantong soul cake. Pada tahun 1911, praktik menyamar sebagai hantu untuk meminta-minta permen dari rumah ke rumah di AS tercatat pertama kali dilakukan oleh kelompok anak-anak dan remaja. Namun yang dipopulerkan pertama kali adalah frasa ‘trick and treat’ saat halloween baru naik daun di AS sekitar tahun 1950 dimana dunia hiburan mulai marak menyuarakan kegiatan minta permen atau dikerjai dengan seruan yang berubah menjadi trick or treat. Meskipun faktanya bahwa kegiatan trick or treat ini pertama kali berasal dari Britania Raya, nyatanya mereka yang merayakan halloween di sini tidak menggunakan frasa trick or treat. Bahkan di Irlandia frasa ‘help the halloween party’ lebih populer dibandingkan dengan trick or treat hingga tahun 2.000. Lantas bagaimana frasa tersebut bisa masuk ke Britania Raya ? Melalui berbagai program hiburan dari AS terutama film fiksi ilmiah berjudul ‘E.T’ tahun 1982 karya Stephen Spielberg.
Di Indonesia mungkin akan terlihat aneh jika anda harus berjalan keliling kompleks perumahan dengan samara mengenakan jubah warna gelap dan menyeramkan hanya untuk mendapatkan sekantong permen dari tuan rumah, apalagi di tengah pandemi covid-19 seperti saat ini. Namun di negara barat ini lumrah saja terjadi, perayaan halloween cenderung menjadi objek di musim liburan menjelang akhir tahun bisa dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan seperti mall-mall terkenal.
Itulah beberapa fakta mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kemunculan halloween di negeri barat. Tradisi ini terus mengalami perubahan seiring zamannya guna melakukan adaptasi dengan norma-norma dan nilai sosial masa kini. Bisa mengenang arwah anggota keluarga, melakukan upacara keagamaan hingga menjadi ajang keseruan dengan teman-teman untuk menemukan jodoh.