Di tengah tren sustainable fashion, para desainer dituntut untuk mampu menciptakan karya yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ada banyak cara yang bisa diterapkan guna mendukung penerapan fesyen yang sifatnya berkelanjutan, mulai dari memilih kain yang ramah lingkungan, cerdas mengelola sisa material produksi hingga mengaplikasikan metode pewarnaan dengan memakai bahan-bahan alami.
Selaras dengan penjelasan tersebut di atas, Asia Pacific Rayon melalui Jakarta Fashion Hub melakukan kolaborasi dengan Femina menggelar workshop dengan judul ‘How To Optimize Fabric Usage In Your Fashion Production !’ Adapun tema yang diangkat adalah ‘For The Love Of Fashion And Earth’ APR mengajak para penggiat fesyen untuk lebih bisa memahami beberapa tips dan trik dalam menciptakan karya yang peduli lingkungan.
Hadir sebagai fasilitator adalah perancang muda bernama Rama Dauhan, yang tak hanya terkenal dengan kepiawaiannya dalam mengolah pola dan padu padan warna, namun juga yang berhubungan dengan pengolhan material alami yang dikreasikan ke dalam koleksinya. Seperti dijelaskan bahwa pada awalnya kegiatan ini dilakukan untuk usaha sampingan saja tetapi ternyata tanpa disadari mereka telah melakukan produksi yang ramah lingkungan. Saat ini rumah produksinya sebisa mungkin mengurangi pemakaian plastik dalam pengemasan. Untuk cover bag digunakan kain blacu.
Melalui kesempatan kelas workshop, Rama Dauhan membagikan beberapa kiatnya agar para desainer muda dan pengusaha mode bisa mengambil beberapa langkah yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dalam proses kreatif. Di sisi lainnya, proses ini selain menghemat juga dapat memberikan nilai-nilai komersial tertentu.
1/ Tes terhadap material kain
Tips pertama berupa treatment terhadap kain yang akan dipakai. Tahapan ini mengharuskan dilakukan oleh seorang desainer sebelum melakukan proses produksi. Di dalam rangkaian produksi melalui proses yaitu kain atau tekstil direndam, diuapkan, di seterika, atau melalui proses pewarnaan. Tujuan tes ini adalah untuk bisa melihat penyusutan kain dan hal-hal lain menyangkut kondisi kain sebelum dieksekusi. Dengan demikian bisa mengurangi resiko gagal produksi.
2/ Penataan pola yang padat
Rama Dauhan menerapkan pola potong busana dengan sistem area kampuh (area yang dilebihkan untuk posisi menjahit) sehingga ketika turun untuk penyusunan pola, ia bisa memadatkan penempatan pola agar tidak terlalu banyak kain sisa.
Di samping menghasilkan pola dengan jahitan yang lebih rapi, penempatan pola yang padat juga bisa menghemat penggunaan kain. Dalam hal ini ia hanya membutuhkan 50 cm kain untuk memproduksi 1 potong atasan tanpa lengan dan bahkan masih menyisakan kain yang dapat dikreasikan ulang. Ini bisa menghemat biaya, produksi pun menjadi lebih ringkas dan tidak banyak kesalahan yang kemungkinan dilakukan ketika proses penjahitan dilakukan.
3/ Proses pewarnaan alami
Limbah pewarna adalah salah satu limbah air yang paling banyak mencemari lautan. Seperti kondisi yang terjadi di Jerman ditemukan beberapa pabrik yang ditutup karena dianggap tidak mampu mengolah limbah sisa pewarnaan kimiawi (menurut kabar dari peraih Golden Needle Award dari Esmod saat kelulusannya pada tahun 2003 silam itu). Rama Dauhan concern terhadap isu pencemaran air ini. Karenanya untuk koleksi terbaru rumah produksi Bumi Poetra, Rama mengaplikasikan teknik eco-print dengan memanfaatkan berbagai pewarna alam seperti secang, kunyit, daun jati, daun lanang, dan sebagainya. Karena bahan pewarna dibuat dari bahan-bahan alami, maka air sisa pencelupan pun bisa langsung dibuang seperti biasanya. Yang menarik dari proses eco-print ini adalah membuat setiap potong busana menjadi unik. Kenapa bisa begitu ? Karena adanya penempatan daun dan hasil akhir warna yang tergantung pada sinar matahari, maka setiap potong busana koleksi tampil menjadi unik dan tidak ada yang sama persis antara satu dengan yang lainnya.
4/ Pemanfaatan kain perca
Sisa-sisa potongan kain atau perca memang menjadi limbah industri pakaian jadi termasuk dari workshop para desainer. Rama mengaku tak tega begitu saja membuang potongan-potongan kain sisa produksi. Alaih-alih ia malah menyimpan seluruh kain-kain sisa tersebut.
Untuk apakah kain perca itu ? Semua material kain harus dicoba terlebih dahulu dengan berbagai macam treatment, kain-kain sisa inilah yang akan digunakan sebagai bahan uji coba. Terlalu boros untuk membeli kain baru hanya untuk percobaan. Kain sisa percobaan pewarnaan eco-print pada umumnya berukuran besar karena adanya penempatan daun-daun besar yang dikreasikan ulang menjadi saputangan, kain lilit bahkan seprai dan sarung bantal. Kain perca berukuran besar lainnya digunakan untuk aplikasi dengan menerapkan pola-pola tertentu seperti untuk bros kain, syal atau headpiece. Â
5/ Check the tag
Adapun pendekatan ramah lingkungan tak hanya dilakukan oleh produsen tetapi juga oleh konsumen. Sebagai konsumen, anda perlu bertanggung jawab dengan memilih pakaian dengan rekam jejak lingkungan yang baik. Sejak awal Februari 2020 lalu. Asia Pacific Rayon / APR mengajak masyarakat untuk turut serta mensukseskan kampanye check the tag yang bertujuan untuk mengajak para pecinta mode di Indonesia menjadi lebih bijaksana dalam memilih material baju yang mereka beli.
Dengan begitu anda bisa mengetahui material baju yang akan anda beli dimana sebisa mungkin akan mengurangi mengenakan baju serat sintetis. Di samping itu selalu ikuti anjuran untuk perawatan pakaian yang tertera pada tag baju sehingga baju pun menjadi awet digunakan dalam jangka panjang.
Menurut Sheila Rahmat, Head of Marketing Communication Asia Pacific Rayon menjelaskan bahwa sebagai produsen serat kain viscose rayon berkelanjutan, APR secara berkesinambungan terus mengedepankan inovasi dalam menciptakan material yang memberikan dukungan terhadap penerapan sustainable fashion untuk para pelaku industri mode di Indonesia.
Apabila anda bingung menemukan dimana mencari material kain ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau, silahkan langsung kontak ke Jakarta Fashion Hub yang menyediakan ratusan sampel material viscose yang bisa secara langsung dibeli per meter dengan harga pabrik untuk para anggota Jakarta Fashion Hub.
Demikian kami menjelaskan dengan singkat tentang artikel berjudul ‘Rama Dauhan Jakarta Fashion Hub, Karya Mode Yang Memerhatikan Lingkungan’ dirangkum dari berbagai sumber berita. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.