Apa jawabanmu ketika ditanya "planet mana yang terindah di Tata Surya"? Hmm… barangkali Bumi yang terindah. Tapi bagaimana dengan Saturnus? Apakah kamu yakin tidak akan berpaling hati?
ÂKedudukan sebagai planet terbesar kedua dengan cincin atau sabuk mengitari planet gas raksasa itu. Sebuah keindahan alam semesta yang begitu megah. Mungkin hanya dengan melihat Saturnus, kesempatan satu-satunya kita di generasi ini menyaksikan sebuah planet dengan cincin.
ÂPerlu diketahui, Jupiter, Neptunus dan Uranus sebenarnya juga punya cincin. Tapi periode cincin ketiga planet tersebut sudah berlalu dan kini hanya terlihat cincin tipis saja. Beruntung generasi kita saat ini dapat melihat Saturnus dengan cincin.
ÂLantas pertanyaannya kini, mengapa Saturnus memiliki cincin? Dari mana Saturnus mendapatkan cincinnya tersebut?
ÂTerdiri dari butiran pasir sebesar gunung
Sebelumnya menjawab pertanyaan itu semua. Ada baiknya kita pahami dulu bahwa cincin Saturnus bukanlah cakram tebal yang solid. Melainkan sebenarnya cincin tersebut terdiri dari milyaran materi yang terpisah satu sama lain, salah satunya terdiri dari butiran pasir dari yang halus hingga ada sebesar gunung.
ÂNah, sekarang jawaban 'darimana cincin Saturnus berasal?'
ÂAda dua teori menjelaskan kemungkinan asal cincin Saturnus. Pertama karena asteroid dan kedua berasal dari sisa satelit alam Saturnus.
ÂBerasal dari pecahan batuan antariksa
Cincin Saturnus berasal dari batu-batuan antariksa. Ketika bebatuan tersebut terlalu dekat dengan Saturnus, batu-batuan sisa pembentukan Matahari itu tercabik-cabik oleh daya tarik Saturnus. Kemudian menjadi pecahan batu.
ÂPecahan batu-batu tersebut (yang tidak tergabung saat pembentukan planet) ternyata tetap mengelilingi Saturnus. Lambat laun kumpulan pecahan batu antariksa tersebut menjadi cincin Saturnus.
ÂUntuk melengkapi teori ini, selain batu-batuan, 90 % cincin Saturnus terdiri dari es. Darimana es tersebut? Ini disebabkan karena titik beku di Tata Surya.
ÂSeperti di Bumi, yang karena posisinya lebih dekat dengan Matahari dan sebelum titik beku, maka es yang ada tidak berhasil menyublim karena radiasi Matahari. Sementara Saturnus ada di titik beku tersebut, sehingga terbentuk es pada cincin Saturnus.
ÂTeori kedua, cincin Saturnus berasal dari satelit alami
Satelit alami itu seperti Bulan kalau di Bumi. Nah, Saturnus juga punya Bulan-nya sendiri. Bahkan jumlah sampai 14 satelit alam yang berdiameter lebih dari 50 kilometer, dan Titan merupakan satelit alam terbesar Saturnus.
ÂJadi Saturnus ini punya satelit-satelit purba. Dikarenakan satelit-satelit purba ini orbitnya tidak stabil, ada satelit yang terlalu dekat dengan Saturnus. Hingga terjadi tabrakan.
Â"Bulan-bulan"-nya Saturnus tersebut pecah dan terpecah menjadi banyak bagian. Kemudian dari pecahan tersebut terbentuklah cincin Saturnus.
ÂSaturnus sempat disangka punya telinga "Teddy Bear", bukanlah cincin
Awalnya tidak diketahui bahwa planet ke enam di Tata Surya ini memiliki cincin. Bahkan, pada 1610, Galileo Galieli dengan teleskop rakitannya mengamati Saturnus, Galileo sempat mengira Saturnus memiliki dua telinga besar (yang sebenarnya cincin) seperti telinga boneka Teddy Bear.
ÂBertahun-tahun kemudian para astronom mengamati Saturnus dengan teleskop yang lebih canggih dibanding milik Galileo. Nah barulah diketahui itu bukanlah telinga Teddy Bear, melainkan cincin sebagaimana kita tahu sekarang.