Tellaro, Italia.
Adalah sebuah desa kecil di Itali, terletak di daerah Tellaro yang mempunyai sebuah pemandangan super alami dan sangat cantik. Dikelilingi oleh tebing – tebing tinggi dan menurut cerita warga setempat, di balik dinding – dinding tersebut bersemayam istana para penyihir sakti seperti Lord Byron dan Awrence untuk mencari inspirasi dalam mengobati pasien – pasien mereka yang sedang sakit.
Di sebelah barat daya, terdapat hamparan luas padang rumput liar dan bunga – bunga hutan dimana puluhan ternak setiap hari berjemur di bawah sinar matahari pagi sambil asyik mengunyah rumput – rumput muda berasa segar dan hijau. Berjalan menuju ke pusat desa, terdapat sebuah kapel bernama Hallstatt dimana setiap hari Sabtu digelar sebuah pertunjukan musik kelas dunia yang selalu dinanti – nantikan oleh warga desa.
Meskipun desa ini memiliki ladang pertanian sangat luas, ia juga mempunyai beberapa telaga ajaib dengan beribu ikan – ikan sungai hidup di dalamnya sehingga desa ini disebut sebagai desa nelayan seperti kepulauan Lofoten di desa Reine, Norway.
***
Di sebuah hutan kecil bernama Tellaro, hiduplah seorang raja kucing bernama Sulaiman yang memiliki sahabat – sahabat terbaik dari bangsa burung, ada burung Zebra Finch, burung Murai Batu Muda Hutan, burung Kutilang, burung Gelatik Batu, burung Pleci Mania, burung Enggang, burung Cucak Kebon, burung Lautan, dan burung Bangau Hutan. Setiap musim bulan purnama, sang kucing mengadakan rapat penting di hutan dimana semua burung diharuskan hadir.
“ Hari ini beta sangat gembira. Sehingga beta harus menyampaikan berita ini kepada kalian semua. Genaplah seratus musim bulan purnama beta memerintah kerajaan kecil ini. Oleh karenanya, beta ingin membagikan hadiah istimewa kepada kalian semua. Kalian boleh minta apa saja, akan beta kabulkan J “ titah raja kucing, Sulaiman. Tentu saja semua burung dan penghuni hutan lainnya gembira mendengar kabar ini. Mereka bersorak – sorak, melompat – lompat, bernyanyi dan menari di sepanjang sisa waktu meeting.
“ Tuanku raja, bolehkah patik mendapatkan warna bulu baru karena warna yang lama sudah pudar dan kusam. Bulu – bulu baru akan membuat kelompok kami terlihat cantik dan tampil percaya diri saat menghadiri pesta akhir tahun nanti di istana tuanku raja. Patik ingin menjadi burung paling sempurna di dunia, †pinta burung Merak. “ Tentu boleh. Beta akan memberikan bangsamu warna – warna cantik pada bulu – bulu kalian, sehingga kalian bisa tersenyum ketika patik undang untuk menghadiri pesta akhir tahun dan perayaan Natal nanti di sebuah pantai yang sangat indah, terletak di Yunani. “ sabda raja Sulaiman sambil tersenyum arif bijaksana.
“ Wahai engkau burung Kelicap, apa yang ingin anda pinta kepada beta ? “ tanya raja Sulaiman kepada seekor burung Kelicap yang sangat tampan. “ Kalau boleh patik memilih, patik ingin mendapat paruh baru yang berukuran lebih panjang, sehingga patik dengan mudah menghisap madu – madu yang tersimpan pada putik bunga – bunga liar di hutan. †kata Kelicap. “ Kenapa anda meminta paruh yang lebih panjang ? †tanya raja Sulaiman. “ Patik suka minum sari madu bunga liar, tuanku.
Kalau paruh patik pendek seperti saat ini, patik susah mendapatkan beberapa botol sari madu bunga alam, jika paruh patik panjang, senanglah bisa mengumpulkan madu bunga dalam jumlah besar, †jawab Kelicap. “ Baiklah, beta akan kabulkan permintaan kamu. Beta akan memberi anda paruh yang panjang untuk keturunan kalian di masa depan, “ jawab raja Sulaiman.
“ Patik  ingin  mendapatkan sarang – sarang yang cantik di atas pohon, tuanku raja, †kata burung Tempua. “ Kalau begitu, beta akan mengirim beberapa tukang bangunan untuk membuat rumah – rumah pohon yang teduh dan nyaman kalian tempati, mereka adalah orang – orang paling pandai dalam membuat sarang di atas pohon, †titah baginda. “ Tuanku, tubuh patik sangat kecil. Kalau terbang, patik tidak akan terlihat oleh teman – teman lainnya yang memiliki tubuh lebih besar. Bolehkah patik mendapatkan warna bulu kepala berwarna putih. Dengan demikian, dari jauh semua teman – teman melihat patik sedang terbang sehingga mereka bisa menghindar dan tidak menabrak patik, “ pinta burung Pipit. “ Beta akan mengabulkan permintaanmu. “ titah raja Sulaiman.
***
Hingga hari menjelang sore, semua burung yang hadir di dalam meeting penting tersebut telah membuat laporan kepada sang raja. Namun burung Bangau belum melaporkan apa – apa kepada raja Sulaiman, beliau pun menegurnya, “ Pintalah sesuatu kepada beta, wahai burung Bangau. Beta pasti akan mengabulkan ! “ titah raja Sulaiman. “ Baiklah tuanku raja. Patik ingin menggelar sebuah pesta Halloween selama tujuh hari tujuh malam di pinggir telaga ajaib yang terletak di tengah hutan Tellaro. Patik ingin mengundang semua penghuni hutan untuk turut merasakan kemeriahan suasana pesta dengan menggelar pesta kuliner dimana mereka bisa sepuas hati makan makanan paling lezat di dunia ! “ kata burung Bangau.
“ Mengapa anda ingin menggelar sebuah pesta yang menyeramkan ? Apakah tidak sebaiknya anda membuat acara pesta Thanksgiving dimana semua warga pasti senang menghadiri karena panen di ladang – ladang gandum mereka sukses ? Bolehkah anda ulang kembali laporan ini ?! †perintah raja Sulaiman. “ Patik tetap ingin menggelar pesta Halloween dimana patik dan teman – teman bisa makan sepuas hati selama tujuh hari sekali ! †kata burung Bangau sekali lagi dengan seraut wajah keras dan tidak ingin dipengaruhi.
Semua burung dan peserta rapat terdiam. Sekali lagi, baginda menyuruh burung Bangau mengulangi permintaannya. Bangau tetap bersikukuh seperti itu. Akhirnya raja Sulaiman mengabulkan dengan catatan : pesta Halloween akan digelar lima tahun mendatang, ketika musim semi tiba di desa ini.
***
Esoknya, ketika matahari mulai terbit di ufuk timur, adalah waktu yang tidak boleh terlewatkan oleh penghuni hutan untuk berkicau, udara di sekitar hutan terasa sejuk dan suasana masih sunyi adalah daya tarik utama bagi para burung – burung cantik untuk saling mengabarkan kondisi masing - masing, karena saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai sebuah aktivitas.
Burung Bangau jalan – jalan seorang diri ke tepi sebuah telaga. Ia ingin mendapatkan seekor ikan salmon besar untuk dipanggang menjadi sepiring steak ikan salmon dibalur saos madu yang berasa sangat gurih. Namun, hingga hari menjelang siang, seekor pun ikan tidak dia dapatkan.
“ Kenapa aku susah sekali menangkap seekor ikan di tepi telaga ini ? Bukankah setiap hari aku memohon kepada raja penguasa alam semesta bahwa aku meminta setumpuk ikan sungai untuk santapan pagi dan makan besar kami hari ini ? “ bisik Bangau di dalam hati.
Tiba - tiba Bangau teringat suasana tentram pada ruang meeting di pinggir sungai, kemarin pagi. Kembali terngiang kata – kata bijak dari Raja Sulaiman, ia pun sangat menyesal karena lupa meminta setumpuk ikan sungai untuk dimasak keluarganya menjadi aneka hidangan seafood terlezat di dunia, sehingga ia tidak perlu susah payah memancing ikan di tepi telaga ini. Justru ia mengajukan sebuah laporan yang salah, membuat pesta Halloween selama tujuh hari tujuh malam, bukannya meminta makan tiga kali dalam sehari. “ Aku sudah salah melaporkan. Patutlah mendapat bencana ini. Tak seekor pun mahluk hutan mau menolongku lagi, mungkin karena aku adalah orang paling malas dan teledor di desa ini. Aku benar – benar menyesal, †lamunan burung Bangau sendirian di tepi telaga.
Sejak saat itu, burung Bangau sukar mendapatkan seekor ikan. Badannya kian hari menjadi kurus. Ia dan keluarganya merasa sedih. Hampir setiap pagi si Bangau bodoh jalan – jalan ke tepi telaga dan melamun, ia berdiri lama memandang air telaga yang sangat jernih. Termenung memikirkan nasibnya sehingga membuat badan si Bangau menjadi kurus.
***
Pada suatu pagi di musim semi. Burung Bangau sedang duduk seorang diri di tepi telaga. Tiba – tiba ia mendengar sebuah bisikan halus dari dasar telaga, adalah seekor katak hijau mengabarkan kepadanya bahwa telaga ini adalah sebuah telaga ajaib dimana bisa mengabulkan permintaan seseorang untuk kebaikan dirinya.      “ Bagaimana caranya ? “ kata Bangau penuh minat. “ Anda harus berteriak sekencang mungkin ke tengah hutan, lalu berlari pelan – pelan menuju ke telaga dan melompat ke dalamnya, setelah itu mengapunglah dalam kondisi santai menghadap ke langit biru, bisikkan sebanyak tiga kali permintaan anda sambil memejamkan kedua mata, maka seketika permintaan anda akan dikabulkan. “
Itulah yang dilakukan oleh si Bangau bodoh, ternyata apa yang dikatakan oleh katak hijau adalah benar. Seorang peri telaga ajaib muncul dihadapan Bangau dan bersabda, “ Apa yang engkau inginkan ? “ “ Beta ingin mendapatkan ikan salmon besar setiap hari, tuanku puteri ? “ “ Akan aku kabulkan asalkan engkau melupakan raja Sulaiman, bekerjalah untukku, maka hidupmu akan bahagia J “
Hari itu juga, burung Bangau menghadap kepada raja Sulaiman, “ Ada apakah wahai engkau si burung Bangau ? “ “ Tuanku raja, patik ingin mencabut permintaan untuk menggelar sebuah pesta Halloween selama tujuh hari tujuh malam di hutan ini, pesta itu rencananya akan digelar lima tahun mendatang. Patik sudah mendapat sebuah pekerjaan baru dan mungkin patik akan menggelar sendiri pesta tersebut jika tabungan patik sudah mencukupi. Anak – anak patik akan tetap merasa senang J “
***Â Â Â
Spanduk bertuliskan “ Happy Halloween †terpasang di sejumlah sudut taman hutan kecil Tellaro, Italia. Perayaan Halloween sudah menjadi akar budaya terhadap kota – kota metropolitan di dunia. Orang - orang Eropa, Amerika dan beberapa negara lainnya merayakan Halloween setiap tanggal 31 Oktober. Di dunia Barat, tanggal ini diyakini sebagai hari kemenangan terhadap legenda hantu yang sudah menyebar ke seluruh pelosok bumi, sangat ditakuti namun tetap ditunggu - tunggu. Orang awam lazim menyebutnya sebagai hari kebangkitan dan berkumpulnya para hantu untuk membuat sebuah pesta hantu. Bahkan di Irlandia, hari Halloween dijadikan sebagai hari libur nasional karena seluruh warganya sedang merayakan hari istimewa tersebut secara besar - besaran. Ciri khas dari perayaan Halloween adalah atribut yang dikenakan peserta pesta sangat personifikasi sebagai symbol setan. Kostum atau jubah panjang serba hitam, topeng – topeng menyeramkan dari berbagai jenis hantu di seluruh dunia, lentera kecil di dalam labu kuning dan benda – benda berkarakter lainnya yang identik dengan dunia setan. Seluruh penghuni hutan menyulap beberapa tempat menarik untuk dijadikan panggung pesta menjadi tempat angker seperti kuburan atau kastil – kastil megah tapi dibiarkan kumuh dan tak berpenghuni. Suasana akan semakin menyeramkan dengan mengalunnya suara – suara aneh berupa lolongan anjing liar di tengah malam buta, nyanyian burung hantu, suara – suara tangisan bayi yang tercekik, atau suara – suara nenek penyihir jahat yang sedang tertawa. Sebuah ritual khusus. |
Di dalam sejarah gereja bangsa Druid, Halloween merupakan perayaan istimewa yang diperuntukkan bagi nenek moyang mereka sebagai profesi orang – orang suci atau pendeta dari beberapa sekte dan Celtic di Irlandia. Kaum Celts adalah kelompok bangsa Arya yang pertama kali berkunjung ke daratan Asia untuk menetap di negara – negara Eropa. Mereka menyebarluaskan fakta bahwa terdapat kesamaan diantara Druidisme dan agama – agama lain di India. Sekte keagamaan Celtic dipimpin oleh Druids (kaum Piet) yang percaya tentang keyakinan terhadap adanya bermacam - macam dewa alam dalam upacara keagamaan mereka.
Bangsa Celtic mempercayai bahwa setiap tanggal 31 Oktober tepat tengah malam, roh – roh jahat, para tukang sihir, roh – roh pengacau (Gobins), peri, dan mahluk -mahluk halus suka berkeliaran ke dunia manusia. Roh - roh orang yang telah meninggal tersebut bergentayangan merasuk ke setiap mahluk penghuni bumi yang bernafas, namun tidak semua manusia suka dirasuki oleh roh - roh gentayangan tersebut. Ketika malam menjelang, pada tanggal 31 Oktober, para warga desa setempat mematikan api yang menyala di dalam rumah dan taman – taman mereka yang luas di luar rumah, dengan demikian, roh – roh tersebut sulit masuk ke tubuh mahluk hidup dan mereka menjadi kedinginan di dunia manusia dan penghuni bumi dari bangsa lain seperti binatang dan tumbuh – tumbuhan.
Supaya roh – roh tersebut menjauh, mereka memakai pakaian – pakaian yang menakutkan dan terlihat norak, lalu berkeliling desa dengan bernyanyi keras – keras sambil membunyikan suara - suara dari benda – benda mati yang berisik dengan tujuan untuk menakut - nakuti roh gentayangan tersebut. Jika para manusia dan penghuni bumi lainnya yang bernafas lengah, roh – roh gentayangan tersebut akan mudah masuk ke dalam sukma mereka, menurut mitos bangsa Celtic, roh tersebut akan membakar jiwa – jiwa asli mereka sehingga menjadi buta ! Pelajaran penting bagi mahluk hidup agar berhati – hati sehingga roh – roh gentayangan tidak berani merasuk ke tubuh dan sukma mereka.
***
Melihat fenomena perayaan Halloween yang sangat penting, kiranya Raja Sulaiman patut menimbang kembali untuk mengabulkan permintaan si burung Bangau agar digelar pesta rakyat Halloween selama tujuh hari tujuh malam. Seluruh penghuni hutan gembira menanti pesta tersebut dimulai.
Â