Alkisah, Sebuah Persahabatan Di Tengah Hutan

19 Apr 2021 16:30 1276 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Alkisah, sebuah persahabatan di tengah hutan.

Di Amerika, hutan dijabarkan ke dalam 2 jenis yaitu hutan Deciduous (hutan dengan pohon – pohon berdaun rindang serta memiliki tenggang waktu tertentu untuk berganti daun) dan hutan Coniferous (hutan dengan pohon – pohon berdaun jarum).

Hutan Deciduous mempunyai iklim bervariasi, terdapat 4 musim berbeda dengan temperature sekitar  4 - 15°, dimana tumbuh dengan subur 80 jenis pohon di Amerika, sedangkan yang dominan adalah sekitar 2 - 3 jenis tumbuhan bunga liar dan lumut. Untuk satwa yang hidup di hutan jenis Deciduous antara lain beruang hitam Amerika (American Black Bear), burung pelatuk (Woodpecker), sigung (Skunk) dan salamander pipi merah (Red Cheeked Salamander).

Sedangkan hutan Coniferous adalah dominan mempunyai musim dingin yang panjang (sekitar 6 - 8 bulan), banyak ditumbuhi oleh pohon - pohon berdaun runcing seperti jarum, sekilas menyerupai buah berukuran sangat kecil dalam satu kelompok yang berguna untuk menyimpan dan mencegah pohon kehilangan air. Suhu di sekitar hutan rata – rata bisa mencapai - 40 - 20°. Tanaman lain yang hidup subur di dalam hutan jenis ini adalah jamur, lumut dan pakis (sekitar 15% dari tanaman perdu, buah – buahan hutan dan jenis rumput serta bunga – bunga liar di dunia). Tidak banyak dijumpai keanekaragaman hayati di dalam hutan ini, terutama jenis mamalia besar dari ekosistem lain. Mayoritas adalah tikus dan hewan – hewan pengerat kecil, burung hantu, burung elang dan reptil seperti ular berbisa dan ular derik (Reptil Snake). Yang lainnya adalah 43 jenis mamalia, 154 jenis burung, 23 jenis reptil, 17 jenis amfibi dan beberapa jenis serangga, termasuk kupu - kupu, kumbang dan ulat.

***

Dalam hutan hujan Amazon, berlokasi di Amazon Basin, Amerika Selatan, merupakan hutan hujan paling besar di dunia.

Saat musim semi tiba, suasana di sekeliling hutan kian memanas yang tercipta karena terik sinar matahari dari atas langit. Suasana kehidupan di dalamnya tersembunyi oleh rimbunnya pepohonan berwarna hijau. Dimana beberapa diantaranya adalah tempat bersembunyi mahluk paling kecil bernama organisme yang slalu khawatir suatu hari nanti akan punah oleh terbakar teriknya mentari di siang hari. Jika pohon – pohon tersebut ditebang dengan sembarangan, mereka akan berusaha untuk bertahan hidup dari ganasnya penyiksaan alam, berupa suhu lingkungan yang terlalu panas, bisa terjadi ketika ada pergantian kalender masehi.

Dan ketika musim gugur hadir, pohon - pohon hutan serta semak belukar mulai menguning. Kehijauan yang terlukis sebelumnya sudah mulai berguguran. Hanya tersisa ranting - ranting pohon berwarna kusam dan terlihat rapuh, mereka tak kuat lagi menopang daun – daun tua yang akhirnya mulai berguguran oleh kuatnya hembusan angin yang mengganggu.

Oh Tuhan, ide – Mu sangat ideal dengan menciptakan batang – batang pohon berdaun warna - warni. Seperti sekelompok malaikat baik hati dari sorga, mereka telah menyulap daun – daun biasa tersebut menjadi sesuatu yang sangat indah untuk dipandang. Adalah sebatang pohon Eucalyptus Deglupta atau penghuni hutan mengenal dengan nama Rainbow Eucalyptus, Gum Mindanao atau Gum Rainbow. Tidak hanya pohonnya saja yang menarik perhatian, juga batang - batang pohon seperti diberi cat warna – warni. Warna - warna tersebut berasal dari kulit luar pohon yang mengalami perubahan warna tiap tahunnya. Sangat ajaib bukan ?

Warna batang pohon Eucalyptus bermacam – macam, terkadang didominasi oleh warna hijau tua atau hijau muda, namun pada kesempatan lain, pohon ini memiliki warna – warna cantik seperti biru, ungu, oranye, bahkan merah marun. Eucalyptus Deglupta adalah spesies langka Eucalyptus yang tumbuh subur secara alami pada belahan bumi bagian Utara dan hutan - hutan New Britain, New Guinea, dan Indonesia (khusus ada di kepulauan Seram, Sulawesi, dan Mindanao).

Pada sebatang pohon Eucalyptus Deglupta, di salah satu ranting pohonnya yang kokoh terdapat sebuah sarang belalang yang sangat unik dan sederhana dihuni oleh sepasang suami istri balalang bernama Afrodit dan Hestia.

Sarang mereka seperti Treehouse Dome milik para bintang dari Beverly Hills, Amerika Serikat dengan perancangnya adalah Dustin Feider. Treehouse adalah rumah pohon yang berbentuk unik dan benar - benar menonjol di hutan ini terutama pada waktu malam hari, beratap tembus panel polypropylene segitiga yang bisa memantulkan sinar matahari ke seluruh ruangan dari dalam. Pada bagian depan, setengah panel dibuat terbuka, hal ini memungkinkan sirkulasi udara masuk ke seluruh ruangan disertai lightshow cantik muncul setiap matahari terbenam. Bahan – bahan yang dipakai untuk menyusun sarang ini terbuat dari material yang didaur ulang.

***

Suatu hari pada perayaan thanksgiving day, sebuah pesta panen ala penghuni hutan hujan Amazon.  

Sebuah restoran mewah di atas pohon terlihat ramai oleh peserta pesta. Restoran tersebut bernama Yellow Treehouse Restaurant, terletak di ketinggian pohon sekitar 39 meter dari tanah, menempel sangat cantik dan unik pada sebuah batang pohon cemara hutan. Restoran ini didesign dengan menggunakan konsep restoran unik, memiliki lebar bangunan sekitar 9 meter dan tinggi bangunan sekitar 12 meter, mempunyai 16 tempat duduk dimana para pengunjung bisa memesan menu – menu favorit yang ingin dinikmati di atas pohon yang berlatarbelakang nuansa pemandangan alam nan mempesona dan berbeda. Dari kejauhan, bangunan ini terlihat seperti sarang burung dengan menerapkan konsep terbuka sehingga sirkulasi udara bebas mengalir ke dalamnya. Bagian atap restoran dilapisi dengan bahan acrylic transparan sehingga para pengunjung dapat memandang lingkungan di sekeliling hutan dengan leluasa. Para peserta pesta berjalan melewati sebuah jembatan gantung dari kayu pinus yang dicat warna cokelat natural.

Semua penghuni hutan mengetahui tentang perayaan Thanksgiving Day di Amerika. Thanksgiving Day sangat penting bagi kehidupan warga Amerika karena pada hari ini seluruh keluarga diberikan kesempatan untuk berkumpul dan makan siang bersama – sama menikmati sajian istimewa.

Apakah anda mengetahui tentang asal - muasal perayaan Thanksgiving Day ?!

Thanksgiving Day dirayakan pertama kali pada awal abad ketujuhbelas. Setelah musim dingin berlalu di Amerika, beberapa pendatang dari Inggris yang telah sukses membuka lahan baru untuk dibuat pertanian atau perkebunan bersama dengan orang - orang Indian dan penduduk asli Amerika, biasanya mereka berhasil memanen isi ladang, sawah dan kebun pada hari pertama dengan hasil sangat memuaskan. Oleh karenanya mereka menggelar perayaan syukur untuk keberhasilan yang diperoleh dan pesta ini merupakan momen paling penting yang kerap dirayakan oleh keluarga petani hingga saat ini.

Pesta panen dimulai pada pagi hari, beberapa warga ditetapkan untuk membawa hasil panen mereka seperti sayur – mayur, buah – buahan dan bunga, lalu terselip menu pesta spesial seperti aneka kue basah dan kue kering sejenis roti, olahan makanan dari buah – buahan segar dan apa saja yang lainnya bisa dibawa untuk dinikmati bersama - sama.

Di dalam hutan ini, seluruh penghuninya berbaur menikmati acara yang disuguhkan dan tidak ada gap, hal ini bertujuan untuk mempererat ikatan tali persaudaraan dalam satu keluarga dan handai taulan, meskipun mereka berbeda keyakinan, yang terpisah hanyalah hidangan pesta yang disesuaikan, semua sumbangsih warga akan dikumpulkan, lalu dibagikan untuk mereka santap bersama – sama.

Seekor burung pipit wanita bernama Winfrey menyapa suami istri belalang dengan ramah. Lalu mereka tergabung dalam suasana pesta yang sangat meriah. Sementara di atas panggung, beberapa peri hutan asyik mendendangkan lagu – lagu hiburan malam, suara merdu mereka terdengar lantang hingga ke desa – desa di sekitar hutan.

“ Burung – burung cantik di atas pohon cemara, datanglah dan turut bergembira bersama kami, meskipun malam ini adalah waktu persinggahan sesaat, tidak akan aku menahan kalian untuk diam selamanya di tempat ini ? Terimakasihku untuk semua penghuni hutan, setelahnya, kalian dapat terbang bebas setinggi awan di atas langit biru, namun tetaplah ingat bahwa kemana pun kalian terbang, temukanlah teman – teman yang mengasihimu, lalu suatu saat nanti kembalilah lagi ke panggung ini untuk mengulang kembali sebuah pesta yang berkesan. “

“ Dan engkau putri kupu – kupu, apakah engkau sedang terluka ? Kami akan mengobatinya, dan jika luka kalian telah sembuh, terbang dan lupakanlah kami, namun jika di sana kau tlah menemukan sebuah cinta sejati, biarkan kami tetap di sini untuk berharap dan menanti dengan sabar, karena kami sangat menyayangi dan mencintai kalian setulus hati dan begitu murni, tak akan bisa terganti oleh setetes embun karena engkau adalah satu di hati. Kami akan persiapkan sebuah pesta tuk ungkap perasaan dan hasrat terpendam, dimana debar jantung bermain dan menari dengan riang, satu, dua, tiga, dan jam pun berlalu, adakah yang kudamba akan berkunjung ? Pada suatu tempat yang telah kita sepakati untuk saling berjumpa. Pikiran kami semakin sulit untuk diduga. “

“ Oh Tuhan kami, dengan sebuah senyuman termanis kuberikan saat ini, bahwa aku bahagia telah menyenandungkan pujian hati, dan engkau akan percaya tentang makna sebuah cinta yang tulus dan suci. “

***

“ Permisi Bapak dan Ibu Belalang. Apakah kalian suka menikmati suasana perayaan pesta pengucapan syukur yang kami gelar hari ini ? “ tanyanya.    “ Tentu saja kami suka nona Winfrey. Namun kami tak bisa seperti engkau yang bisa terbang ke sana dan kemari sesuka hati dengan sayap – sayap terindah melekat di tubuh anda. “ “ Terimakasih tuan dan nyonya Afrodit. Namun, kenapa anda tak ikut ke bawah pohon untuk menikmati pesta dansa bersama dengan teman – teman kita yang lainnya ? “

Si burung pipit bertanya sambil menunjuk ke ruang dansa di lantai bawah restoran. “ Kami akan turun setelah acara makan malam bersama nanti. “

***

Kesejukan di pagi hari telah menghadirkan hembusan angin malam yang menerpa pepohonan dengan membawa sejuta sensasi alam begitu mempesona. Sehingga menyebabkan udara di sekitar hutan hujan Amazon menjadi sangat dingin. Begitu pula yang dialami oleh si burung pipit Winfrey di depan sarangnya yang asri, ekor kecilnya bergoyang gemulai mengikuti tiupan angin yang sepoi – sepoi basah. Sedangkan Afrodit si belalang sedang melamun di dahan pohon apel sambil asyik menikmati udara sejuk yang beterbangan dibawa oleh hembusan angin. “ Apa rencana anda di cuaca panas yang cerah seperti saat ini ? “ tegur Winfrey memecah keheningan suasana hutan. “ Aku ingin berjalan - jalan ke ladang pak tani di pinggir desa sambil menikmati segarnya suasana alam di pagi hari, aku berharap hari ini bisa mengumpulkan sebotol madu untuk istriku tercinta, dimana ia bisa mengolahnya menjadi selai terlezat untuk teman makan roti, esok hari. “ jawab Afrodit dengan santai, “ Bagaimanakah menurut pendapatmu, nona Winfrey ? ” tanya si belalang penuh harap. “ Idemu sangat menarik perhatianku. Tapi engkau juga harus melihat kondisi tempat tinggal kita di sekeliling hutan ini. Musim kemarau berlangsung sangat panjang, tanah mulai kering, retak – retak dan berdebu, beberapa pepohonan terpaksa menggugurkan daun – daun mereka dan pemandangan hutan yang menghijau sudah jarang kujumpai lagi. “ kicau Winfrey kepada Afrodit. “ Sungguh sebuah kondisi yang buruk. ” jawab si belalang. “ Lalu, apa yang akan kita lakukan karena musim kemarau masih sangat panjang ? Hmmmm ……….… ” si belalang menghela nafas panjang sambil berpikir serius.  “ Apakah tidak sebaiknya kita minta tolong kepada raja hutan, tuanku Singa yang gagah dan perkasa ? Mungkin ia bisa minta tolong kepada malaikat penghuni negeri di atas langit, mereka adalah penyihir sakti yang bisa sewaktu – waktu memanggil hujan agar datang ke sini dan menyirami seluruh area hutan hingga pohon – pohon tersebut kembali menghijau dengan tunas – tunas barunya. Mungkin penderitaan kita akan berkurang.

 ” Afrodit dan Winfrey terbang menuju ke pinggir sungai untuk memberitahukan Apollo, si anjing gembala agar semua penghuni hutan berkumpul di sini untuk membicarakan kondisi hutan yang mulai kering karena musim kemarau sangat panjang tahun ini. “ Apa yang telah terjadi dengan teman – teman kita para pohon hutan yang biasanya sangat indah menyapa alam setiap pagi hari ? Bukankah sudah menjadi takdir Ilahi bahwa jika mahluk penghuni bumi sudah tua, pada akhirnya mereka akan berguguran ke tanah ? “ tanya si burung beo yang sejak awal pertemuan nampak belum memahami isi meeting sehingga aktif mengajukan gagasan – gagasan yang cemerlang. “ Anda benar tuan beo, tapi kita dari bangsa hewan jarang yang mengalami kesulitan ketika musim kemarau tiba. Mereka adalah dari bangsa tanaman karena memiliki kodrat alam bahwa semua akan mengalami musim gugur jika saatnya tiba secara alami. Atau ulah para penebang pohon liar yang sengaja membunuh batang – batang pohon muda dengan sebilah kapak tajam atau besi – besi yang bergerigi tajam di tepiannya. Alat – alat itulah yang memusnahkan pohon – pohon rindang serta memaksa mereka berguguran lebih cepat dari waktu yang ditentukan. ” Jelas Afrodit dengan suara pelan dan tekanan lembut walaupun hatinya sangat sedih kehilangan pohon – pohon liar langka sebagai salah satu teman terbaiknya di hutan ini.

“ Aku berharap manusia penghuni bumi di luar hutan ini sadar bahwa perbuatan mereka yang tidak bertanggung jawab tersebut bisa mematikan teman – teman kita yang lemah secara sengaja atau dalam kondisi tidak sadar. Kita semua ingin memiliki usia panjang. Bukan hanya untuk mengejar hidup dengan mimpi – mimpi kecil semata, kita adalah mahluk sosial yang ingin menjadi penyelamat kehidupan hutan yang pertama di bumi ini. “ kicau seekor burung rajawali hutan dari atas dahan pohon cemara. Akhirnya raja hutan menyelesaikan meeting ini dengan sebuah sarannya yang jitu, “ Yang terpenting adalah kita harus berdo’a kepada Tuhan dan penguasa alam lainnya supaya mereka bermurah hati menurunkan berkah kehidupan dari atas langit. Hanya dengan hujan sebagai berkah paling utama dari Dia mampu mengusir musim kemarau dari hutan ini. Kita semua akan senang apabila hujan segera turun. ” jelasnya.

Afrodit tersenyum mendengar saran bijaksana dari si raja hutan. Ia kagum akan sosok penuh wibawa dari beliau yang begitu memahami akan makna sebuah kehidupan dan pencerahan. Seluruh penghuni hutan tersentuh hatinya setelah mendengar titahnya. “ Engkau memang bijaksana wahai singa yang perkasa, kami berhutang budi kepadamu dan kami akan berusaha untuk mewujudkannya. Tentu bantuan dari teman – teman yang lain sangat kami perlukan. ” “ Sudahlah. Hidup bukan untuk disesali, kita harus bisa mengubur sifat – sifat egois. Kita harus memulai tradisi memupuk semangat persaudaraan dan saling membantu diantara sesama mahluk Tuhan. Hal ini yang paling penting. Semoga harapan kita bisa terwujud. ” kata si singa. “ Amin. ” ucap seluruh penghuni hutan serempak.

Setelah lama berbincang – bincang dalam sebuah meeting penting, acara diakhiri dengan duduk melingkar di pinggir sungai sambil menikmati usapan lembut dari hembusan angin sungai di sore hari. Mereka memulai sebuah doa singkat berisi setumpuk harapan supaya terdengar hingga ke atas langit biru dan berharap Ilahi mau mengabulkan.

“ Wahai penguasa alam, berilah kami selembar selimut awan hitam yang kelabu, turunkanlah hujan yang lebat membasahi hutan ini sehingga kami terhindar dari kekeringan dan tandus. Dengan begitu, kami bisa menjalani sebuah kehidupan dan kehijauan yang abadi di lingkungan tempat kami tinggal, hindarkanlah kami dari tangan – tangan jahil penebang hutan, jinakkanlah alat – alat tajam yang akan membunuh kami serta jadikan seluruh pengorbanan kami tak sia – sia. Harapan kami semoga doa ini terkabul J “

Mereka kembali ke rumahnya masing – masing.

 

 

About The Author

Utamii 69
Expert

Utamii

Suka membaca dan menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel