Tanaman sangat membutuhkan tanah yang menjadi faktor terpenting bagi tanaman tersebut. Tanah yang bagus dan dalam kondisi subur haruslah mengandung mineral rata – rata sebesar 40 persen sampai dengan 50 persen, bahan – bahan organik sebesar 5 persen, air sebanyak 20 persen sampai dengan 30 persen, udara sebanyak 20 persen sampai dengan 30 persen dan sisanya adalah berupa bakteri dan mikroorganisme. Apabila sudah memenuhi kriteria tersebut maka bisa dipastikan tanaman yang sedang dikembangkan akan mampu tumbuh dengan sempurna. Karena dalam hal ini tanah adalah sebagai media atau tempat untuk tumbuh bagi semua jenis tanaman dan juga sebagai penyedia kebutuhan dari semua jenis tanaman sehingga disimpulkan bahwa tidak aka nada tanaman yang dapat hidup tanpa ada tanah.
Dari sisi sifat, secara garis besar tanah terbagi atas kimia tanah yaitu jumlah dari unsur hara dan kandungan mineral yang terdapat di dalam tanah, fisika tanah merupakan jenis tekstur dan struktur tanah serta biologi tanah adalah banyaknya jumlah mikroorganisme baik itu flora ataupun fauna yang tinggal di dalam tanah.
Untuk memudahkan penelitian khususnya yang dilakukan di Indonesia, maka tanah dibagi menjadi 7 kelas antara lain tanah aluvial, tanah regosol, tanah andosol, tanah latosol, tanah grumusol, tanah humus, dan tanah gambut. Dari semua jenis tanah ini rata – rata mempunyai ciri dan sifat yang berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak sembarang tanah bisa dipilih untuk ditanami tanaman.
Apa Ciri Tanah Yang Cocok Untuk Ditanami Oleh Tanaman ?
Sudah tentu jawabannya adalah tanah yang banyak mengandung unsur hara dan mineral. Tidak hanya itu saja, tanah yang baik haruslah mempunyai tingkat kelembaban yang cukup tinggi, bertekstur lempung atau tidak terlalu keras dan padat, terdapat mikroorganisme yang hidup di dalamnya, serta bukan termasuk tanah masam atau tanah basa dengan kata lain mempunyai pH atau tingkat keasaman yang netral.
Nah dari semua ciri – ciri tersebut, tingkat keasaman atau pH pada tanahlah yang menjadi salah satu indikator apakah tanah tersebut layak untuk ditanami oleh tanaman.
Untuk informasi bagi anda, pH tanah dimulai dari 0 s/d 14 namun jika saat pengujian tingkat keasaman tanah menunjukkan rentang angka 0 s/d 7 maka tanah tersebut termasuk ke dalam tanah asam. Sedangkan tanah basa adalah apabila tingkat keasaman menunjukkan angka antara 7 s/d 14. Kondisi tanah normal atau netral jika tingkat keasaman berada pada angka 6 s/d 8 dan kondisi idealnya berada pada angka 6,5 s/d 7,5.
Mengapa Perlu Mengetahui pH Tanah ?
Ini ada hubungannya dengan fase pertumbuhan dari tanaman masing – masing. Dimana semakin tinggi pH tanah atau dikatakan tanah basa maka unsur hara yang terkandung di dalam tanah akan sangat sulit diserap oleh tanaman, begitupun sebaliknya ketika kondisi tanah cenderung asam atau pH terlalu rendah.
Tanah basa pada umumnya mengandung hara dan mikroorganisme yang sangat sedikit sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Sedangkan pada tanah asam, tanaman akan mudah keracunan oleh unsur – unsur logam serta kekurangan hara. Unsur hara dan mineral akan mudah diserap oleh tanaman saat berada pada kondisi netral.
Nah apabila sudah diketahui tingkat keasaman tanah apakah itu asam ataupun basa, anda bisa segera mengambil tindakan guna menetralkan pH tanah. Cara yang dilakukan untuk menetralkan tanah asam dan tanah basa berbeda – beda. Berikut di bawah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan terutama untuk menetralkan pH tanah secara alami.
1/ Menetralkan tanah asam
Tanah asam artinya tanah yang memiliki tingkat keasaman atau pH kurang dari 6,5. Untuk itu pH tanah haruslah dinaikkan agar tanah menjadi netral dan tidak berada pada kondisi asam.
Berikut beberapa cara mudah dan praktis untuk menaikkan pH tanah yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut :
- pH tanah asam bisa dinaikkan melalui cara menambahkan bahan – bahan yang mempunyai sifat basa. Salah satunya adalah dengan memberi bubuk kapur. Pada umumnya kapur yang dipakai untuk menaikkan pH tanah memiliki 4 jenis yaitu bubuk, butiran, pelet dan kristal. Masing – masing jenis kapur memiliki fungsi yang berbeda – beda seperti kapur yang berbentuk kristal sangat cepat menaikkan pH tanah namun hanya bisa digunakan pada tanah dengan tingkat keasaman tinggi. Sedangkan kapur dengan bentuk butiran dan pelet mudah untuk diaplikasikan tetapi tidak cukup efektif untuk menaikkan pH tanah.
- Meningkatkan keasaman tanah bisa dilakukan dengan memakai serbuk kayu. Kandungan potasium yang terdapat di dalam serbuk kayu sangat bermanfaat bagi tanaman untuk menghasilkan buah. Perlu diingat bahwa pengaplikasian serbuk kayu tidak dapat dilakukan bersamaan dengan urea, sebab percampuran kedua bahan tersebut dapat menghasilkan gas amonia.Â
- Dengan memakai abu kayu yang berasal dari pembakaran kayu bisa untuk meningkatkan pH tanah secara drastis meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun abu kayu tidaklah seefektif kapur namun mampu menambahkan mikronutrien di dalamnya seperti potasium, fosfat, kalsium, serta boron pada tanah. Dalam pengaplikasiannya sebaiknya tidak secara langsung mengenai akar tanaman ataupun bibit tanaman agar tidak merusaknya, Abu kayu sangat sesuai dan efektif di lahan – lahan yang berpasir.
2/ Menetralkan tanah basa
Bagi anda yang memiliki lahan dalam kondisi basa maka untuk menetralkannya membutuhkan untuk menurunkan tingkat keasamannya. Tanah basa mempunyai tingkat keasaman di atas atau lebih dari 6,5. Nah tersebut di bawah ini kami berikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan pH tanah antara lain sebagai berikut :
- Menambahkan bubuk belerang atau sulfur yang terbukti bisa untuk menurunkan tingkat keasaman tanah. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keefektifan belerang yaitu suhu, bakteri pengurai, kelembaban dan lain sebagainya. Sehingga pemberian sulfur di dalam tanah basa memerlukan waktu yang cukup lama hingga benar – benar menjadi tanah yang netral.
- Cara kedua yang dapat dilakukan guna menurunkan tingkat keasaman tanah yaitu dengan memberikan ampas teh atau kopi. Kedua bahan ini bisa untuk menurunkan pH tanah meskipun tidak secara signifikan sehingga perlu dilakukan secara teratur agar memperoleh hasil yang optimal. Di samping itu kedua bahan ini banyak mengandung nutrisi yang penting bagi tanaman seperti fosfor, magnesium, nitrogen, dan potasium. Meskipun demikian cara kedua ini memiliki kekurangan yaitu tidak bisa diaplikasikan pada lahan yang luas atau hanya dalam skala kecil saja.
- Memakai material organik berupa pupuk kompos atau pupuk kandang yang terbukti bisa menurunkan pH tanah sebab kedua bahan tersebut bersifat asam. Cara ini sangat sesuai bagi para petani yang menerapkan sistem perkebunan organik. Selain menurunkan pH tanah, material organik bisa memperbaiki sistem darinase serta aerasi di dalam tanah.
Demikian kami menjelaskan dengan singkat mengenai beberapa cara untuk menetralkan pH tanah secara alami dirangkum dari berbagai sumber berita. Semoga berguna bagi para pembaca artikel ini.