Masih banyak rahasia alam yang masih belum terungkap oleh para ahli dan hingga saat ini masih menjadi misteri besar. Meskipun demikian, seiring dengan berjalannya waktu ke masa depan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, satu per satu beberapa kejadian alam atau fenomena alam mulai diketahui dan sudah bisa dijelaskan secara ilmiah. Contohnya adalah fenomena alam caping gunung yang sempat dijadikan tontonan yang menarik oleh masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Setelah diselidiki oleh para ahli ternyata sekumpulan benda putih yang menutupi puncak gunung sekilas terlihat menyerupai sebuah topi besar itu adalah sekumpulan awan lenticular cloud atau altocumulus lenticularis dimana diketahui awan jenis ini memiliki sifat selalu berada atau berkumpul di dekat dataran tinggi seperti daerah bebukitan dan pegunungan.
Beberapa masyarakat awam sudah tidak asing lagi dengan jenis awan yang satu ini. Kumpulan gumpalan berwarna putih yang menyerupai dengan gumpalan kapas di langit sebenarnya merupakan kumpulan titik – titik uap yang mulai mengalami pembekuan.
Awan memiliki beberapa jenis yang dengan mudah dapat dibedakan berdasarkan atas bentuknya dimana pada kondisi tertentu ada beberapa jenis awan yang bisa menimbulkan hujan serta sebagian ada yang membahayakan penerbangan. Salah satu jenis awan yang berbahaya tersebut adalah awan heksagonal. Awan jenis ini hanya ditemukan pada beberapa tempat saja di planet Bumi.
Mengenal Lebih Dekat Tentang Awan Heksagonal
Seperti nama yang diberikan kepada jenis awan yang satu ini, awan ini memiliki bentuk heksagonal atau segi enam jika dilihat dari satelit luar angkasa. Para ahli mengenal awan ini menyerupai seperti rumah lebah yang berbentuk segi enam. Awan heksagonal sangat berbahaya dan tidak boleh dilewati oleh pesawat jenis apapun ! Awan heksagonal diyakini menjadi salah satu sebab ada banyak sekali kapal dan pesawat hilang ketika melintasi kawasan Segitigia Bermuda. Daerah Segitiga Bermuda banyak terdapat di antara Kepulauan Bermuda, San Juan – Puerto Rico dan Miami di Florida menjadi tempat paling dihindari oleh para pelaut dan awak pesawat.
Para ahli yang melakukan penyelidikan mengenai penyebab hilangnya kapal dan pesawat ketika melintasi kawasan Segitiga Bermuda rata – rata menarik kesimpulan apabila di daerah tersebut banyak ditemukan awan heksagonal sehingga diduga inilah yang menjadi penyebab hilangnya kapal dan pesawat.
Dikenal ada banyak faktor mengenai misteri yang terjadi di Segitiga Bermuda seperti terdapat pusaran air yang sangat kuat hingga daerah medan magnet yang berukuran sangat besar sehingga bisa menarik benda – benda berat yang secara kebetulan sedang melintas di daerah tersebut. Setelah dilakukan beberapa penyelidikan maka ditemukan bahwa di perairan Segitiga Bermuda tersebut terdapat sekumpulan awan – awan aneh yang berbentuk heksagonal atau dalam istilah ilmiah dikenal dengan sebutan air bomb atau bom udara yang menyimpan kekuatan hingga mencapai 170 mph. Jika dilihat melalui satelit dari atas maka diketahui bahwa awan heksagonal tersebut mempunyai lebar antara 20 hingga 50 mil.
Diketahui bahwa awan heksagonal terbentuk sebagai akibat adanya semburan mikro atau microburst dan menjadi awan yang melalui proses ledakan udara. Ledakan ini menyebabkan munculnya badai sehingga sangat mudah menenggelamkan kapal atau menarik pesawat yang sedang melintas di wilayah Segitiga Bermuda.
Menurut ahli meteorologi yaitu Dr. Randy Cervency menjelaskan bahwa terdapat kesenjangan awan heksagonal pada beberapa tempat yaitu sebelah ujung barat Segitiga Bermuda serta pada beberapa titik di wilayah Eropa terutama bagian laut utara yaitu sekitar 55 mil. Dia juga menjelaskan bahwa awan heksagonal tersebut adalah bom udara dimana udara turun pada bagian bawah awan lalu dihentakkan ke arah laut sehingga menimbulkan gelombang yang menyerupai dengan ombak berukuran sangat besar rata – rata sekitar 13 meter.
Penjelasan yang nyata tentang hentakan udara tersebut diyakini berhubungan dengan angin yang bisa memompa air hingga kecepatan 273 km per jam. Dengan kecepatan tersebut maka kemungkinan besar kapal – kapal dan pesawat yang melintas di dekat area tersebut akan mudah hilang. Meskipun terdengar sangat berbahaya, ada beberapa orang selamat saat melewati daerah Segitiga Bermuda yaitu Bruce Gernon dan Cary Gordon Trantham. Bruce Gernon terbang dengan memakai pesawat Beechcraff Bonanza A36 dari Bahama ketika mendekati Pulau Bimini, Bruce melihat segumpal awan di atas puncak mencapai 18 km di atas permukaan laut yang terlihat seperti begitu saja muncul dari permukaan bumi. Dia berpikir bisa memutari awan tersebut tetapi awan berubah bentuk menjadi lengkungan sempurna setelah melewati jarak sejauh 10 km.
Selanjutnya Bruce menjelaskan bahwa awan tersebut memiliki bentuk menyerupai donat dengan diameter sekitar 48 km. Sedangkan Cary bercerita lain yang menerbangkan peswat dari Naval Air Station ke Ormond Beach. Dia tiba – tiba diberi tahu untuk mengubah rute menghindari badai dan ketika berada di atas Naples, Cary mulai kehilangan kendali pesawat. Cary tidak bisa dengan bagus melihat batas langit dan laut karena gelap, kompas tidak lagi berfungsi dan alat pengukur ketinggian terus berputar.
Setelah melalui perjuangan yang keras untuk mampu menaikkan pesawatnya hingga mencapai ketinggian 4000 kaki dari posisi awal, dia berhasil berkomunikasi kembali dengan radio pengontrol dan dapat melihat cahaya lampu di bagian bawahnya.
Awan Heksagonal Dilihat Dari Planet Saturnus
Keberadaan awan heksagonal tidak hanya muncul di atas perairan Segitiga Bermuda saja melainkan juga sering terlihat di planet ke enam dari sistem tata surya alam semesta yaitu Saturnus. Planet yang dikenal sebagai cincin planet ini menyimpan awan heksagonal terbesar di dalam sistem tata surya yang pertama kali diketahui pada tahun 1980 ketika pesawat luar angkasa Cassini sedang mengamati pergerakan planet Saturnus. Awan heksagonal tersebut tampak berkumpul di bagian kutub utara dari Saturnus. Para ahli menarik kesimpulan bahwa awan heksagonal tersebut adalah badai yang sudah terjadi selama lebih dari 30 tahun yang lalu. Dimana yang paling mengejutkan bahwa luas awan tersebut mencapai ukuran seluas Bumi atau sekitar 32.000 km. Â
Selanjutnya ada banyak teori yang menjelaskan mengenai keberadaan awan heksagonal, tetapi yang paling masuk akal adalah teori badai angin dengan putaran yang sangat cepat hingga turbulensi membentuk heksagon dimana awan heksagon yang terbentuk tersebut akan berputar dengan sangat cepat apabila dibandingkan dengan daerah di sekitarnya.
Para ahli juga mulai meneliti penyebab terbentuknya awan heksagonal di Saturnus dengan melakukan simulasi komputer seperti meneliti titik – titik segi enam yang berputar mempunyai kecepatan yang sama dengan rotasi Saturnus serta terdapat aliran udara menuju ke arah timur dengan kecepatan 360 km per jam. Ternyata ada gangguan dari aliran terhadap awan tingkat rendah membantu menjaga terbentuknya awan tetap heksagonal serta mengontrol tingkat segi enam yang melayang – layang di udara.
Demikian kami menjelaskan dengan singkat mengenai pengertian awan heksagonal yang berhubungan dengan wilayah Segitiga Bermuda, dirangkum dari berbagai sumber berita. Semoga bermanfaat bagi para pembaca artikel ini.