Jangan Mau beli Mi 11! Nih 5 Alasannya

25 Mar 2021 13:30 1701 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Jangan tergiur bualan-bualan reviewer yang di-endorse.

Xiaomi, yang sekarang ini sudah diberi label “Vendor Smartphone Murah Berkualitas” oleh para konsumennya, terutama para konsumen di Indonesia Kembali merilis sebuah smartphone flagship-nya di kuartal pertama tahun 2021.

Namanya smartphone flagship tersebut adalah Mi 11.

Sekilas melihat spesifikasinya di atas kertas, smartphone ini bisa dibilang gokil bingitz apalagi jika membandingkan dengan harganya yang kalau kata anak sultan itu (CUMA 10 juta kurang seribu). Dibandingkan kebanyakan smartphone resmi flagship yang masuk ke Indonesia, Mi 11 bisa dibilang yang memiliki value for money teRRRRmantap untuk saat ini.

Saya mungkin salah satu orang yang mau beli smartphone ini. Saya melakukan riset a’la – a’la learning by googling. Seperti mencari alasan kenapa saya harus beli Mi 11, masalah apa saja ada yang ada pada Mi 11 dan alasan kenapa saya jangan beli Mi 11.

Untuk pencarian pertama dan kedua sih tidak begitu ada masalah. Tapi ketika saya mengetikkan “alasan untuk tidak membeli mi 11”, yang muncul malah kebalikan dari kata kunci yang saya ketikkan di Google.

Dari sebab itulah saya akhirnya memutuskan membuat artikel yang bersifat kontra dengan mereka para “penjilat” produsen, karena saya ada di pihak saya sendiri yaitu sebagai konsumen.

Tanpa banyak curhat lagi, inilah 5 alasan untuk tidak membeli Mi 11 jika kamu adalah seorang pengguna telepon pintar yang pintar.

 

1. Kepala Charger Absen Gaes!

Apple dengan iPhone-nya adalah produk pertama yang mempopulerkan perangkat tanpa kepala charger. Dengan alasan yang tidak begitu masuk di logika, Apple diikuti Samsung kemudian Xiaomi, berhenti menjadikan kepala charger bagian dari pembelian satu unit smartphone baru.

Dengang begitu pembeli harus membeli charger sendiri ketika ingin mengisi daya smartphone barunya nanti. Logikanya dimana? Kebanyakan pengguna smartphone baru kan tidak memiliki charger pihak ketiga, dan charger lama dari smartphone lama juga kemungkinan besar ikut dijual bersama smartphone lamanya, atau mungkin diwariskan ke seseorang.

Otomatis, pemilik smartphone baru akan membeli kepala charger yang baru. Mau tidak mau kita harus ekstra mengeluarkan uang untuk membeli kepala charger baru. Dan harga Mi 11 yang asalnya 9.999.000 itu berubah menjadi 10.4 juta rupiah atau berapa saja tergantung jenis kepala charger yang dibeli. Kalau saya sih pastinya beli yang sudah punya nama dan mendukung pengisian daya sesuai dengan dukungan pengisian daya dari si Mi 11.

 

2. Panas, Panas, Panas, Chipset ini! Pusing, Pusing, Pusing, Pala Berbie!

Itulah lagu dari band GIGI, yang sekarang jadi Istri Rafi Ahmad. (eh?)

Chipset yang tertanam pada Xiaomi Mi 11 adalah Chipset terbaik saat ini dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 888 atau yang biasa disebut dengan snepdregeun tripel eig.

Banyak reviewer bilang bahwa chipset ini memiliki panas yang normal di angka 43 – 47 derajat ketika digunakan untuk bermain game berat.

Tapi yang saya perdebatkan disini adalah masalah kenyamanan saat menggenggam pada suhu tersebut. Okelah, 43 – 47 derajat itu suhu yang normal ketika digunakan aktivitas berat. Tapi masalahnya kalau tangan yang pegang kepanasan itu gimana? Mau tanggung jawab kalian reviewer gadget yang di-endorse?

Pakai casing? Tidak semua orang suka pakai casing, pakai skin? Apalagi itu. Atau disuruh jangan main game berat? Ya udah beli smartphone sejutaan aja sekalian. Jangan disuruh beli Mi 11 yang pake chipset powerful tapi gak dimanfaatkan. Ibarat punya motor tapi tiap hari ngantor pulang pergi naik ojek online.

 

3. Masih Bertompel

Tompel yang dimaksud bukan mas Tompel dari TompelL gaming. Tapi tompel yang dimaksud adalah sebuah punch hole yang hingga saat ini masih menjadi sebuah minus dari sebuah smartphone yang harusnya tidak ada. Contohnya saja pada Poco F2 Pro, bagian depan layarnya itu tidak ada yang namanya tompel, tahi lalat, ataupun apalah itu namanya.

Itulah desain futuristik yang seharusnya populer di zaman sekarang. Bukan yang tumpal-tompel. Tapi sih itu masalah selera. Kalau saya jelas menolak tompel.

 

4. Fitur Gimmick Sinematografi

Saya sebut gimmick karena fitur ini tidak ada gunanya bagi kebanyakan orang. Contoh saja, yakin para professional bakal pakai Mi 11 untuk karya-karyanya? Mungkin sebagian kecil ada, tapi sebagian besar saya yakin akan bertahan menggunakan setup yang sudah dimiliki sekarang. Bahkan para reviewer gadget Indonesia saja yang sudah tes fitur ini saya pastikan akan kembali ke smartphone daily driver mereka masing-masing.

Apalagi bagi pengguna normal seperti saya, dan mungkin kamu. Fitur ini dipastikan hanya akan dipakai untuk menghilangkan rasa penasaran saja.

 

5. Absennya IP Rating

Seriusan mau beli smartphone 10 juta tapi gak ada proteksi debu dan air? “Aku Sih NO!” kalau kata mas Anang.

Sudah dari generasi ke generasi, Xiaomi hingga saat ini belum memberikan IP Rating kepada smartphone flagship-nya. Padahal IP Rating menurut saya pribadi itu sangatlah penting. Contoh saja jika kita hujan-hujanan dan tidak sengaja smartphone kita ikut kebasahan, IP Rating bisa mengurangi resiko komponen bagian dalam smartphone kita rusak terkena air.

Lalu bagaimana nasibnya jika tidak punya IP Rating? Smartphone harga 10 juta pun dibungkus kantong plastik layaknya gorengan. Setega itu kamu?!

 

 

 

Tags

About The Author

Dark Weeb 19
Novice

Dark Weeb

Jejepangan only.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel