Ada anggapan keliru di masyarakat terkait investasi saham. Investasi saham dianggap sebagai cara mendapatkan keuntungan (cuan) besar dalam waktu singkat. Investasi saham bisa menjadikan orang kayak mendadak. Ini anggapan yang tidak tepat.
Karena itu, bagi masyarakat yang hendak memulai investasi saham wajib hukumnya membuang jauh-jauh pemahaman keliru kalau investasi saham itu bakal bikin kaya secara mendadak.
Jika berpandangan bisa kaya mendadak maka bukan tidak mungkin akan kaget dengan gejolak turun naiknya harga saham. Mereka yang memulai investasi saham dengan konsep bisa kaya mendadak ini besar kemungkinan menjadi spekulan (trader) saham dengan beragam risikonya.
Menjadi pemula dalam saham langsung menjadi trader memang tidak ada yang bisa menyalahkan dengan keputusan ini. Namun sangat dikhawatirkan, keputusan baru masuk langsung trading berpotensi besar terjebak dengan saham-saham pompom. Apalagi saat memulai sahamnya belum berbekal ilmu yang cukup terkait skill analisisnya.
Bukan tidak mungkin trader saham yang begini justru akan terombang-ambing dalam fluktuasi saham-saham pompom yang justru bisa berujung pada kerugian besar.
Tragis pula tatkala dalam pemilihan saham-sahamnya hanya karena ikut-ikutan rekomendasi artis, publik figur hingga influencer yang kemampuan analisis fundamental dan teknikalnya masih cetek. Membeli saham karena ikut-ikutan ini berisiko tinggi karena fundamental dan teknikal sahamnya yang direkomendasikan biasanya tidak jelas.
Nah, manakala masuk dalam investasi saham dengan konsep akan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu cepat bisa jadi justru kekecewaan yang didapatkan karena investasi saham yang benar itu bersifat jangka panjang.
Investasi saham untuk jangka pendek sangat fluktuatif, beda halnya untuk jangka panjang yang akan cenderung naik, terutama untuk saham-saham dengan fundamental dan teknikal yang baik.
Oleh sebab itu, selain kemampuan analisis fundamental dan teknikal yang baik supaya bisa memilih saham-saham yang terbaik, profil risiko diri investor juga wajib dikenali karena saham yang menawarkan cuan tinggi juga ada risiko kerugian yang tinggi pula sesuai dengan prinsip dasar dalam investasi saham, yakni high return high risk.
Prinsip high return high risk dalam saham ini pun mengindikasikan fakta bahwa profil investor yang layak untuk terjun dalam investasi saham adalah investor yang agresif dan siap dengan konsekuensi cuan besar sekaligus kerugian yang sama-sama besar.
Jika tidak siap dengan yang namanya kerugian, apalagi ternyata menderita kerugian besar, depresi mendalam bisa dialami. Bagi yang tidak kuat dan punya mental yang baik justru bisa berujung pada tragedi bunuh diri, seperti yang terjadi baru-baru ini.
Nah, berkaca pada fakta-fakta ini, strategi investasi saham yang paling tepat tentu saja yang bersifat jangka panjang dengan analisis dan psikologi investor yang tepat. Investasi jangka panjang akan meningkatkan nilai uang yang terus meningkat sehingga cuannya bisa dinikmati di masa depan.
Fluktuasi harga-harga saham dalam jangka pendek untuk investor jangka panjang tak perlu dikhawatirkan karena fokus pada tujuan akhir jangka panjangnya.