Pernahkah kita sekali saja penasaran berapa sesungguhnya pendapatan bersih kita setelah dikurangi berbagai tagihan dan kewajiban pajak? Berapakah sebenarnya harta bersih yang secara penuh bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan bersenang-senang? Karena sebenarnya, disadari atau tidak, pendapatan kita selama ini tidak sepenuhnya bisa kita habiskan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun berlibur saja.Â
Income yang kita terima masih terhitung sebagai pemasukan kotor, karena belum dikurangi untuk pengeluaran-pengeluaran wajib di luar kebutuhan sehari-hari. Misalnya, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, pajak kendaraan, dan tagihan-tagihan lainnya yang pasti kita bayar setiap tahunnya.Â
Padahal, semakin tinggi pendapatan yang bisa digunakan untuk keperluan belanja kebutuhan hidup, semakin bagus. Itu artinya semakin tinggi juga kemampuan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin tingginya daya beli akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara.Â
Karena sebab itulah, untuk mengukur tingkat daya beli di masyarakat, negara akan melakukan penghitungan kekayaan bersih yang dimiliki warga negaranya setelah dikurangi berbagai kewajiban pajak. Kekayaan bersih itu yang menjadi kunci tingkat daya beli di masyarakat. Dalam istilah ekonomi, kekayaan bersih yang dimaksud adalah disposable income.Â
Tidak hanya negara, sebagai individu, kita pun butuh untuk mengetahui kemampuan daya beli pribadi dengan menghitung disposable income. Hal tersebut akan sangat membantu kita dalam mengelola keuangan pribadi maupun keluarga. Banyak keuntungan lainnya yang bisa kita peroleh dengan melakukan penghitungan disposable income. Apa saja itu? akan kita uraikan satu per satu dalam ulasan ini.
Pengertian Disposable Income
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang disposable income ini, pertama, kita perlu memahami terlebih dahulu pengertian disposable income. Apa sebenarnya disposable income ini?Â
Dari pengertian bahasa, disposable artinya sekali pakai, dan income adalah pemasukan. Jadi disposable income adalah pemasukan sekali pakai. Bagaimana maksudnya? Dalam hal ini pemasukan yang dimaksud digunakan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi yang habis sekali pakai, tidak bisa dikembalikan.Â
Seperti misalnya kotak makan disposable yang berbahan kertas foodgrade. Setelah digunakan sekali, tidak bisa digunakan kembali. Begitu juga dengan income yang digunakan untuk kebutuhan hidup yang tidak bisa didaur ulang. Kebutuhan yang dibelanjakan dengan pendapatan tersebut, misalnya bahan makanan, hobi, liburan, dan peralatan rumah tangga. Apapun yang itu untuk keperluan hidup sehari-hari dan bersenang-senang.Â
Jadi, disposable income adalah pendapatan bersih yang digunakan untuk belanja pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dari mana kita mendapatkan disposable income ini? Apakah pendapatan kita sama dengan disposable income? Jawabannya tidak.Â
Dilansir dari Maxmanroe.com, nilai disposable income ini kita dapatkan dengan mengurangi pendapatan kotor selama setahun dengan nilai pajak yang wajib dibayar dalam setahun. Hasil sisanya adalah pemasukan sekali pakai yang kita miliki. Semakin besar nilai disposable income, semakin tinggi pula daya beli kita untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Nilai Penting Disposable Income
Bagi pribadi, sebagai data pijakan untuk mengetahui kesehatan keuangan
Kesehatan keuangan adalah hal fundamental yang harus kita jaga. Keuangan sudah seperti darah untuk kehidupan kita. Tanpa aliran darah yang lancar dan sehat, kita bisa terserang berbagai macam penyakit. Begitu pun dengan keuangan kita. Jangan sampai kita gagal mendeteksi penyakit hingga membiarkan hal itu berkembang tanpa bisa kita cegah. Oleh karena itulah penting bagi kita untuk senantiasa menjaga kesehatan keuangan dengan terus memperbarui perhitungan keuangan kita.Â
Salah satu caranya yaitu menghitung nilai disposable income yang kita miliki. Dengan tahu berapa nilai bersih pendapatan yang bisa kita gunakan untuk kebutuhan langsung habis, kita bisa mengontrol status keuangan kita. Mengetahui besaran kekayaan bersih dapat menjadi data pijakan apakah keuangan kita sehat atau bermasalah.Â
Lebih lanjut, dengan tahu status keuangan kita saat ini, kita bisa merencanakan pengalokasian keuangan kita kedepan bagaimana. Kita juga bisa membuat perencanaan untuk antisipasi kondisi-kondisi darurat yang memerlukan keuangan.
Bagi negara, sebagai data mengetahui daya beli masyarakat
Mengetahui nilai disposable income juga memberi manfaat untuk perekonomian nasional. Pemerintah mendapatkan data mengenai potensi daya beli masyarakat melalui data disposable income ini.Â
Potensi daya beli masyarakat dapat dijadikan pijakan pemerintah untuk merumuskan kebijakan perekonomian nasional guna meningkatkan stimulus pertumbuhan ekonomi. Data ini juga digunakan dalam pertimbangkan menaikkan atau menurunkan nilai pajak dalam rangka meningkatkan daya beli. Jika pajak dikurangi, maka nilai disposable income di masyarakat akan naik, ini akan positif untuk mengatrol daya beli masyarakat. Pun sebaliknya, pemerintah dapat menaikan pajak jika perekonomian masyarakat sudah stabil dan pertumbuhan ekonomi tinggi.
Menghitung Nilai Disposable Income
Menghitung disposable income, rumusnya mudah. Bagaimana rumus menghitungnya? Seperti disinggung dalam pengertian, bahwa disposable income diperoleh dari penghasilan sisa setelah dikurangi kewajiban membayar pajak tahunan dan kebutuhan lain-lain.Â
Nilai disposable income = income – pajakÂ
Nilai ini bisa dinaikkan atau diturunkan bergantung pada faktor-faktornya. Kita bisa menaikkan nilainya dengan menambah income atau menurunkan pajak. Juga sebaliknya, nilai ini bisa turun jika penghasilan berkurang atau pajak dinaikkan.Â
Faktor yang mempengaruhi nilai disposable income ada 2 yaitu besaran income dan nilai pajak. Pertambahan dan pengurangan nilai kedua faktor ini akan berpengaruh pada hasil pendapatan sekali pakai.
Contoh Menghitung Nilai Disposable Income
Untuk mempertajam pemahaman kita tentang menghitung disposable income, mari kita bahas satu contoh soal.Â
Lintang, seorang ibu rumah tangga dengan penghasilan suami dan dirinya sendiri, sebesar 10 juta perbulan. Berarti dalam satu tahun, keluarganya memiliki penghasilan kotor 120 juta. Dalam setahun, Lintang juga harus membayar PBB propertinya sebesar 2 juta, pajak mobilnya 4 juta, pajak motornya 1 juta. Sementara pajak penghasilannya sudah dibayarkan perusahaan, lewat pemotongan gajinya secara otomatis. Sedangkan tanggungan lain-lain yang harus dibayarkan sebanyak 5 juta. Berapa disposable income Lintang dalam setahun?
Penghasilan = 120 juta setahunÂ
Tanggungan pajak = 2 juta + 4 juta + 1 juta + 3 juta = 10 juta
Disposable income = 120 juta – 10 juta = 110 juta/ tahun.Â
Jadi, pendapatan bersih Lintang sebesar 110 juta per tahunnya.