Banyak hal yang sering kita jadikan alasan untuk menuding dunia ini gak adil. Salah satu halnya "waktu". Mengapa waktu berjalan lambat saat bersedih, tapi saat sedang bahagia waktu berjalan begitu cepat? Benarkah dunia "seberCanda" itu?
Tapi Tunggu dulu, boleh jadi itu disebabkan dari pikiran kita sendiri. Waktu tetap 24 jam sehari. Lama dan cepatnya waktu berjalan tergantung dari persepsi dari setiap orang. Dipengaruhi kondisi emosional orang tersebut.
Topik demikian sudah banyak dibahas di beberapa website. Penjelasannya cukup spesifik dan ilmiah. Tapi tenang saja, pada artikel kali ini sebisa mungkin akan dijelaskan secara sederhana. Mengutip artikel dari Bobo.id (1/2/21), kondisi dimana kita merasa waktu berjalan begitu cepat saat bahagia, sementara sebaliknya ketika sedih ataupun bosan waktu jadi terasa lambat, dinamakan Holiday Paradox
Yang mana maksudnya kondisi cepat dan lambat waktu berdasarkan perasaan. Meskipun sebenarnya waktu tetap berjalan normal. Mengapa begitu? Penjelasannya begini, ketika kita sedang bosan atau gak mood misalnya sama suatu keadaan. Nah saat itu pikiran kita menjadi tidak sibuk dan fokus menjadi terpecah. Kita jadi mulai sering melirik ke arah jam. "Ayolah kapan kesengsaraan ini berakhir?". Kira-kira begitulah yang kita pikirkan kalau lagi bosan atau tidak bahagia.
Kabar buruknya, momen seperti tersebut jadi terasa lebih lama. Itu karena pikiran kita sendiri. Pikiran kita hanya bersifat jangka pendek. Sederhananya, kita hanya memikirkan kapan waktu berlalu namun uda gak tau lagi melakukan apapun. Walhasil, waktu berjalan jadi terasa lebih lama.
Sebenarnya manusiawi saja, saat kita sedang sedih memang pikiran jadi buntu. Gak tau lagi mau melakukan apa. Terkadang ada positifnya juga, agar saat itu kita memiliki waktu lebih untuk introspeksi dan evaluasi diri saat kondisi tidak bahagia.
Sementara saat sedang bahagia. Kita biasanya lebih fokus pada momen yang sedang kita nikmati. Pikiran juga jadi ramai. Banyak hal yang menyenangkan yang ingin dilakukan. Sampai lupa waktu. Itulah sebabnya waktu berjalan lebih cepat, perasaannya begitu.
Berbanding terbalik saat menjadi kenangan. Saat kita bersedih maupun bosan dengan keadaan, waktu memang seolah terasa lambat. Meski sebenarnya waktu tetap berjalan normal. Begitu juga sebaliknya saat sedih atau bosan, jalannya waktu menjadi lambat .
Namun keadaannya menjadi berbanding terbalik. Saat momen bahagia dan sedih menjadi kenangan atau memori. Sering kali terjadi, pada saat sedang bahagia jadi lupa waktu. Waktu terlewati dengan cepat tanpa terasa. Namun saat momen indah tersebut dikenang kembali, banyak kenangan yang diingat. Bahkan untuk menceritakan kembali kenangan indah tersebut, boleh jadi waktu yang dihabiskan untuk cerita lebih banyak dari waktu kejadian sesungguhnya.
Beginilah, waktu memang misteri. Lama tidaklah waktu terkadang tergantung pada persepsi perasaan masing-masing orang. Pada kegiatan rutinitas, misalnya bersekolah maupun bekerja. Kegiatan yang sudah rutin dilakukan. Maka akan lebih sedikit momen baru yang terjadi. Karena sudah sering dilalui.
Sehingga saat mengingat kembali momen tersebut, maka lebih sedikit kenangan yang diingat. Tidak banyak yang dapat diceritakan dari kegiatan rutinitas yang terulang sehari-hari. Walaupun saat menjalani rutinitas kita merasa waktu berjalan lambat. Namun saat menjadi kenangan, menjadi lebih singkat.
Dari sini kita tahu bahwa perasaan atau kondisi hati dan pikiran mempengaruhi persepsi kita pada waktu. Saat sedih waktu terasa lambat, sementara saat bahagia waktu berjalan lebih cepat. Maka itu sebaik mungkin nikmati momen bahagia yang kamu miliki.