Salah satu kepiawaian generasi milenial dibandingkan generasi sebelumnya adalah kemahiran dalam teknologi. Boleh dikata, generasi memang sudah terpapar teknologi sudah sejak lahir. Kalau generasi sebelum milenial biasa menikmati teknologi dengan gegap gempita televisi, milenial sudah beda arahnya dengan lebih tertarik dengan tayangan-tayangan yang berbasis video di internet.
Karena terpapar dengan revolusi internet makanya kondisi yang demikian membuat mereka hidup dengan serba mudah yang akhirnya berdampak pada cara pandang terhadap dunia yang kadang menjadi mudah "menggampangkan". Milenial cenderung dimanjakan dengan teknologi yang membuat segalanya menjadi mudah. Sayangnya, bagi yang tidak waspada, milenial bisa terbentuk menjadi pribadi yang kurang menghargai proses dan tidak punya rencana panjang yang jelas karena segalanya ingin instan alias seketika.
Teknologi sebagai sarana tentu wajib hukumnya, tetapi kalau sudah menggerus nilai-nilai kehidupan tentu perlu ada jarak yang diambil. Teknologi yang justru mengarahkan ke budaya konsumtif tentu perlu dihindari, tapi beda halnya dengan teknologi yang justru mengarahkan ke kehidupan yang lebih baik tentu wajib dimanfaatkan.
Salah satu contoh kemajuan teknologi berbasis aplikasi yang mengarahkan ke kehidupan keuangan yang lebih baik di masa depan, yakni teknologi keuangan yang memudahkan milenial untuk mengembangkan uang untuk masa depan yang lebih baik.
Teknologi keuangan yang di masa pandemi Covid-29 ini lagi hits di kalangan milenial adalah investasi saham online. Milenial yang memang sudah terbiasa dengan teknologi sangat terbantu dengan kemudahan dan keterjangkauan investasi saham yang saat ini sudah sangat mudah dan 100% berbasis online.
Milenial di masa pandemi Covid-19 pun memiliki kegiatan produktif dengan mulai mengenal dan menikmati investasi saham yang kini sudah berbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas, untuk keuangan yang lebih baik di masa depan.
Produktivitas milenial juga terlihat melalui kreativitas-kreativitas baru dalam berbisnis secara online. Siapa pun kini bisa dengan mudah menjalankan bisnis online, apalagi selama masa pandemi banyak toko-toko offline yang terpaksa tutup karena sepinya pelanggan.
Milenial yang produktif menangkap setiap peluang yang dihadapi mulai sekadar iseng untuk mengisi waktu luang, tetapi tak sedikit pula yang beralih menjadi tekun dalam produktivitasnya yang baru berkat kemahirannya dalam teknologi.